Tuesday, March 20, 2007

Sudah Setia ?

Dalam Injil Matius 26:35, Rasul Petrus mengatakan “ Sekalipun aku harus mati bersama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau “. Sebuah ucapan penuh keyakinan dari mulut seorang murid Tuhan. Kenapa Rasul Petrus begitu yakin mengatakan hal tersebut ? Apakah Rasul Petrus melakukan apa yang pernah diyakininya ? Adalah sebuah realita bahwa Rasul Petrus justru menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 kali. Jika demikian, mengapa Rasul Petrus berani mengeluarkan ucapan “ tidak akan menyangkal Tuhan Yesus “ ? Manusia selalu ingin dianggap setia, itulah ideal setiap manusia. Saya percaya bukan hanya Petrus belajar setia kepada Tuhan Yesus tetapi semua murid-murid-Nya memiliki kerinduan yang sama tuk setia. Saya membayangkan mereka seperti penyanyi vocal group yang sedang menyanyikan sebuah lagu “ setia “ dengan ekspresi keyakinan bahwa mereka mau setia mengikut Tuhan sampai mati !

Sayangnya, kesetiaan mereka hanyalah sekadar tekad saja, harus diuji dengan masa bahaya sehingga kesetiaan mereka diproses layaknya emas murni. Beberapa tahun yang lalu, saat pertama kali saya mengunjungi sebuah universitas di kota Taichung yaitu Feng Chia University, saya terkagum-kagum dengan sebuah tanda salib lampu yang dipasang di sebuah pohon besar karena saat musim panas, musim dingin, musim semi, musim hujan – salib itu tetap berada disana ( kepanasan, kedinginan, kehujanan, tertimbun daun ). Siang panas hujan malam dingin, salib itu tetap disana menunjukkan gereja mahasiswa ada disana. Saya mempelajari sebuah kebenaran rohani yaitu bukankah salib adalah benda mati ? kenapa kok benda mati kelihatannya lebih setia daripada manusia yah ? bagaimana dengan dirimu, kawan ? dalam hal ini saya belajar tidak terlalu cepat menganggap diri sebagai seorang yang setia karena jangan-jangan saya belum melakukan apa yang salib lampu itu lakukan ! Sebuah doa sederhana dariku, Tuhan ajarlah kami untuk setia, dalam perkara kecil maupun perkara besar – tetap belajar setia melayani-Mu. Puji Tuhan !

Dalam Kasih-Nya
Ev. Daniel Santoso
Beijing, China

Wednesday, March 14, 2007

Mesias dan Doa

Beberapa tahun yang lalu setelah memimpin renungan " Mooncake Party " di MRII Taichung, seorang rekan memasang sebuah dvd yang sudah tidak asing lagi di benak setiap kita yaitu " The Passion of The Christ ". Secara pribadi, waktu itu saya telah menonton film tersebut lebih dari 4 kali tetapi saat itu saya berusaha memahami kembali penderitaan Kristus. saat ia dikhianati oleh murid sendiri, ia diadili atas ketidakberdosaan-Nya, ia dicambuk atas ketidakbersalahan-Nya maupun disalib atas seruan massa yang tidak bertanggungjawab ... hati saya kembali menangisi sebuah perenungan teologis. Selama bertahun-tahun, saya melayani Tuhan dan satu-satunya message yang saya teriakkan dalam waktu apa saja maupun dimana saja yaitu Yesus Kristus. Tetapi saat melihat film tersebut, saya mempertanyakan diri sendiri, kok message saya begini yah ? sebegitu parahkah Yesus dibenci oleh massa maupun ahli-ahli taurat, padahal satu kesalahanpun tidak didapatkan buktinya ? Justru fitnahan yang diterima-Nya. Mengapa demikian ? Karena ahli-ahli taurat memiliki konsep Mesias yang tidak cocok dengan konsep Yesus. mereka mendambakan Mesias sebagai Raja Orang Yahudi yang kuat perkasa seperti Raja Daud sedangkan Yesus hanyalah anak tukang kayu yang tidak kualitatif tuk menjadi Mesias. Kedua, popularitas Yesus begitu melonjak melampaui popularitas dari ahli-ahli taurat sehingga membuat mereka frustasi terhadap diri mereka sendiri dan membenci Yesus. Akhirnya mereka meneriakkan " salibkan Dia " ! Jika demikian, apakah berarti Yesus gagal ? Justru Yesus mati di atas kayu salib untuk menyatakan konsep mesias yang sesungguhnya, bukan seperti yang dipikirkan oleh ahli-ahli taurat, kedua - popularitas Yesus jelas melampaui tokoh-tokoh yahudi siapapun karena yesus bukan sembarang tokoh tetapi ia adalah Tuhan. Ketiga, mereka melihat Yesus adalah figur manusia yang berdosa padahal Yesus adalah 100 % Allah 100 % Manusia yang menentang dosa. Meskipun kelihatannya Ia gagal tetapi justru Ia tidak gagal dalam rencana-Nya.

Pernahkah engkau merasa gagal karena injil yang kau beritakan kepada orang lain justru kelihatannya tidak diterima dengan baik ? Disini saya bukan membawa saudara untuk sembarangan masuk ke dalam positive thinking tetapi jangan-jangan kita menganggap diri gagal karena injil yang kita beritakan tidak masuk dalam orang yang kita injili. Jika demikian, apakah engkau berani menggangap Yesus juga gagal ? Ia tidak bersalah tetapi dihujat dengan kejam, difitnah dengan keji maupun diludahi dan dimaki dengan vocabulary yang emosional ! Pernahkah kita memikirkan kenapa kita dipanggil sebagai orang kristen ? untuk menerusakan penderitaan-Nya ! bukan dapat keselamatan lalu senang seperti baru aja dapat tiket gratis ke sorga dan kita enak-enak menikmati ruang boarding . Ingatlah ! Kebenaran Allah tidak mungkin dikalahkan oleh maut tetapi jangan takut, meskipun no skill tetapi tetaplah kita berdoa kepada Tuhan. Doa yang bukan metode mutlak tetapi bergantung total pada kuasa pelayanan pada hamba-hamba-Nya melalui DOA.

Kiranya Hari Paskah membuat setiap kita kembali merefleksikan diri kita yang senantiasa
luas dengan setiap pengajaran yang Kristologis !

Dalam Kasih-NYa
Ev. Daniel Santoso
Beijing, China, ROC

Monday, March 12, 2007

Truth and Freedom

Dewasa ini banyak para scholar yang akademis maupun kaum awam yang praktikal memberikan beragam definisi kebenaran dan kebebasan tetapi siapakah yang berhak berbicara mengenai kebenaran dan kebebasan itu sendiri ? hari ini jawaban terletak kepada satu kaum yaitu mereka yang memiliki " power ". Hari ini tema kebenaran dan kebebasan banyak keluar dari mulut para hakim, para pengacara, para ahli hukum, mahasiswa hukum. Problemnya adalah apakah mereka betul-betul membela kebenaran dan berjuang demi kebebasan yang sejati ? realita memberikan nuansa pesimis dalam terwujudnya kebenaran dan kebebasan yang sejati karena terlalu banyak mereka yang berjuang hanya untuk UANG. Jika saya diperbolehkan untuk meminjam tokoh dari The Lord of The Rings, ada tipe Gandalph ( scholar - pembela kebenaran dan kebebasan sejati ) dan ada tipe Saruman ( fools - mempermainkan kebenaran dan kebebasan ). Gandalph rela mengorbankan nyawanya demi kebenaran dan keadilan sedangkan Saruman menginjak-injak kebenaran dan kebebasan dengan kuasa gelap yang " menjijikan ". Adalah sebuah refleksi pribadi saya sendiri bahwa terlalu banyak orang tipe Saruman telah mempermainkan kebenaran dan kebebasan orang lain hanya karena " POWER ". dimanakah kaum tipe Gandalph ? tertidurkah engkau ?

Hari ini dunia banyak memberikan 4 macam kebebasan :

1. Kebebasan berbicara. itulah sebabnya dunia begitu bebasnya mengagungkan kebenaran maupun menghujat kebenaran itu sendiri. Tidak heran, jika tahun-tahun yang lalu surat kabar Denmark, Eland Posten dikritik habis-habisan oleh dunia islam karena karikatur Mohamed yang kurang senonoh. Jika demikian apakah kebebasan berbicara membawa dunia lebih baik ? Justru Prinsip harus mendasari kebebasan berbicara , barulah kebebasan berbicara itu dapat menyatakan kebenaran dan kebebasan. Ironisnya, manusia tidak suka diatur oleh prinsip-prinsip sehingga percakapan manusia jatuh ke dalam keliaran.

2. Kebebasan beragama. banyak orang mengatakan bahwa " all religion is the same " maka bebaslah beragama apapun karena semuanya sama. apakah ini fair ? justru ini sebuah tindakan yang tidak fair karena tiada persamaan disitu justru satu ama lainnya berkontradiksi. Sebagai orang kristen, saya mempercayai kekristenan karena hanya kristen saja yang memiliki konsep Allah rela inkarnasi ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Tiada seorang pendiri agama manapun melakukan hal tersebut. maka bagaimana mungkin saya dapat mengatakan semua agama itu sama. kedua, saya pun menyadari bahwa tidak semua kristen adalah benar karena ada denominasi yang percaya Yesus 100 % Allah 100 % Manusia, dan ada denominasi yang hanya percaya Yesus hanyalah manusia 100 %, pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki kekristenan yang sama ? Tidak !

3. Kebebasan dari rasa takut. Banyak para travellers mengharapkan kota-kota yang mereka singgahi memberikan jaminan dan pelayanan yang membuat mereka merasakan kenyamanan maupun keamanan. Tetapi apakah memang kenyamanan maupun keamanan yang mereka berikan cukup bagi mereka ? Amerika Serikat banyak dikagumi sebagai " the promised land " tetapi apakah Amerika Serikat pasti menyakinkan semua travellers bahwa everthing is going fine ? justru berapa banyak korban yang berjatuhan di New York karena sniper-sniper dari atas gedung pencakar langit yang menembak orang-orang yang lalu lalang di jalanan. Banyak orang juga mengatakan bahwa naik pesawat terbang justru membebaskan kita dari rasa takut tetapi sampai kapan ? justru peristiwa September 11, 911 membukakan mata kita bahwa naik pesawatpun bisa juga tidak aman. maka dimanakah engkau dapat bebas dari rasa takut ? Janganlah Takut, penyertaan Tuhan itu real. Tetapi kita harus bercermin terhadap diri kita sendiri bahwa kita jatuh ke dalam dosa karena kita kehilangan " fear " kepada Tuhan sehingga akhrinya kita menganggap diri kita something dan menganggap Tuhan dan orang lain adalah nothing ! itulah semangat satanis yang hidup dalam diri kita. Jika kita tidak takut kepada Tuhan maka kita pasti tidak takut kepada orang lain juga. Oleh karena itu kita harus belajar seperti apa yang pernah dipaparkan oleh St. Bernard of Clairvaux bahwa kita harus memiliki takut kepada Tuhan seperti hamba ( servant fear ) yang respek terhadap Tuan dan takut kepada Tuhan seperti anak kecil ( childlike fear ) yang respek terhadap orang tua ( bukan childish ) yang telah ditebus oleh darah Kristus.

4. Kebebasan dari kekurangan. Banyak orang mau bebas dari kekurangan dan mengingini kekayaan material yang berlimpah-limpah.pertanyaan saya adalah apakah mereka yang kaya material pasti menikmati kebebasan dan kebenaran yang sejati ? justru merekalah yang kebanyakan mengalami " blindness " tuk melihat kebebasan dan kebenaran sejati diperoleh melalui terus bersandar pada Firman yang menyatakan " belas kasihan Tuhan ".


Dalam Yohanes 8:31-35, Yohanes menekankan :

1. Tetap pada Firman-Ku. Disini modal Yesus hanya berfokus pada Kuasa Firman itu sendiri, bukan fasilitas ( meskipun fasilitas itu perlu ). Kekristenan hari ini memiliki jutaan penganut bukan karena kekuatan organisasi maupun finansial tetapi kuasa Firman Tuhan yang mempertobatkan manusia tuk kembali kepada Firman Tuhan yang memberikan jaminan keselamatan melalui satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup yaitu Yesus Kristus.

2. Belajar untuk beriman ( trust and obey ). problemnya kita hanya mau kuasa Firman tetapi kita gak mau taat sehingga kita jatuh ke dalam mistik yang sempit, kedua banyak orang mau taat tetapi gak mau Firman Tuhan, yeah kita jadinya legalism. disini Yohanes menekankan trust and obey bukanlah statement yang " guyonan " tetapi harus dipahami dalam kesatuan meaning.

3. Keep Living in our words. Firman Tuhan bekerja bukan untuk membebani diri kita sendiri padahal untuk memerdekakan. bagaimana dengan kita sendiri ? bukankah seringkali kita menutup telinga kita terhadap Firman Tuhan karena kita mengganggap itu menjadi bencana bagi kebebasan kita tetapi justru melalui Firman Tuhan, kita sama-sama dapat memiliki kesempatan yang indah tuk menggumuli apakah itu kebenaran yaitu Yesus Kristus.


Dalam Kristus

Daniel Santoso

Beijing, China

Thursday, March 01, 2007

Penolong yang sepadan

Dalam Kejadian 2:18-25 / 12:10-20, kita melihat sebuah realita sejarah bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan manusia serta segala isi dunia adalah ciptaan-Nya. Dalam Penciptaan yang dilakukan oleh Allah semuanya sangat baik dan sempurna. Hanya satu-satunya statement negatif dari Allah yaitu " Tidak Baik manusia seorang diri ... ". Maka Hawa diciptakan oleh Allah, dibentuk oleh Allah dan dikaruniakan kepada Adam karena ia membutuhkan seorang penolong yang sepadan. Pertanyaannya adalah apa maksud dari sepadan dan penolong ?
1. Sepadan
Adam diciptakan sama uniknya dengan Hawa yaitu :
a. memiliki relasi antara Allah ( Sang Pencipta ) dengan Others ( Ciptaan )
b. memiliki ketaatan kepada Allah ( Sang Pencipta )
c. punya tanggungjawab memenuhi bumi dan menaklukkannya.
Saya menyukai sebuah quotes dari Matthew Henry " Perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepalanya tuk memerintah di atas pria. Bukan pula diciptakan dari kaki untuk diinjak-injak di bawah pria. Tetapi Perempuan diciptakan dari sisi rusuk pria untuk dilindungi dan dikasih oleh pria ". Meskipun demikian, bukan berarti kaum hawa lebih superior dari kaum adam. Di dalam pernikahan kristen, kenapa kaum hawa harus takluk di bawah kepimpinan kaum adam ? Disini kita harus melihat dari perspektif Allah memberlakukan prinsip ini yaitu karena Adam telah ditunjuk oleh Allah sebagai pemimpin keluarga dan Hawa sebagai penolong keluarga. Disini kita dapat memahami Allah yang menghargai konsep " headship " dan konsep " partnership ".
2. Penolong
Apa yang seharusnya ditolong oleh Hawa ? Hawa harus menolong Adam untuk memenuhi bumi dan menaklukkan bumi. Disini ada relasi unik antara Adam dan Hawa untuk bersama-sama melaksanakan perintah Allah yaitu beranakcucu dan bertambahlah banyak. Konsep tersebut bukan hanya dilihat dari segi fisikal saja tetapi bagaimana Hawa lebih banyak memberikan waktu kepada anaknya untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi anak-anak Allah yang melakukan perintah Allah. Jika kaum Hawa tugasnya hanya melahirkan anak maka apa bedanya kaum hawa dengan binatang ? Disini kaum Hawa dipercayakan Tuhan untuk membimbing anak-anak-Nya untuk menggumuli perjalanan kehidupan yang " down to earth " hingga mereka memenuhi bumi dan menaklukkannya dengan kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, Berbahagialah kaum hawa di seluruh dunia karena engkau spesial diciptakan oleh Tuhan tuk senantiasa mendorong dan mendukung usaha manusia tuk melakukan dengan tuntas perintah Tuhan. Puji Tuhan ! Segala Puji Hormat dan Kemuliaan hanya bagi Allah sahaja !
Syukur Bagi-Mu
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Hidup Standar Sejati

Semua manusia yang hidup pasti akan bertemu dengan akhir hidup. Apakah mereka siap melangkah menuju pintu akhir kehidupan dunia ? ada yang siap dan ada yang tidak siap. Kenapa demikian ? bukankah kehidupan manusia dipenuhi dengan “ folder-folder “ yang meaningless ? manusia telah bekerja keras tetapi mereka tidak mendapatkan sebuah kualitas hidup sejati tapi malah mati . Dalam Yesaya 65:17-25, kita dapat belajar melihat “ future - eskatos “ kualitas hidup di dalam kekekalan Allah.

Ayat 17, Di dalam Janji-Nya, Allah berfirman bahwa ia menciptakan “ New Heaven and New Earth “ yaitu “ The New Jerusalem “, dimana tiada lagi bunyi tangisan maupun suara erang pun tidak. Disini kita dapat mencerna di dalam konteks masa kini bahwa sesungguhnya janji Tuhan bukannya kita hidup lebih modern, lebih high technology dimana kita dapat menghasilkan sesuatu yang “kuantitatif” tetapi justru “ kualitatif “.Hidup penuh keharmonisan Allah, kasih Allah, kebenaran Allah dan rencana Allah.

Ayat 20, Kualitas hidup bagaimana yang sesuai standar Allah ? umur panjang ? kalo hanya umur panjang tetapi tersiksa ya sama aja. No enjoyment ! Jika umur panjang bersama dengan anugerah Tuhan, itulah hidup yang sesungguhnya. Orang yang menghidupi hidup yang sejati berarti itulah mereka yang sedang mencicipi “ new heaven, new earth, new jerusalem “ dan menikmatinya. Memuliakan Tuhan dan Menikmati Tuhan … tujuan hidup manusia ( Katekismus Westminster ).

Ayat 21-24, Hidup yang berkualitas adalah hidup saat bekerja dan menikmati hasil pekerjaannya. Itulah berkat Tuhan yang sesungguhnya ! bukan enak-enakan lalu malas-malasan lalu berharap dapat “ doorprize “. Seringkali kita kurang fair, maunya kerja sedikit, kerja enak, gaji tinggi ,itu Malas ! Itulah yang diprotes oleh Fredereich Engels dimana kaum buruh di zamannya bekerja begitu keras tetapi menerima gaji yang mininum, bukankah itu violence ? padahal majikannya adalah orang kristen yang sudah “ cuan “ banyak uang, melihat realita seperti ini Engels sangat benci terhadap orang kristen karena semua orang kristen mentalnya kayak gitu. Pertanyaannya adalah apakah dakwaan Engels ini salah ? Saya akan menjawab Tidak dan Ya. Tidak, karena Engels melakukan “ over generalitation “ mendakwa semua orang kristen seperti itu, walaupun Ya, ada sebagian orang kristen yang menerapkan dualisme yang justru menghancurkan kehidupan fisikal mereka maupun spiritualitas mereka yang “ fragmented “. Misalnya para businessman, hari senin – sabtu mental serigala, hari minggu mental domba. Inilah yang diprotes oleh Zinzendorf.

Ayat 24 , Sebuah ayat pengharapan ; sebelum manusia melakukan “ action “, Allah slelau melakukan “ Action “ terlebih dahulu. Inilah poin yang mengajak setiap kita untuk mengerti kemahatahuan Tuhan yang memberikan penghiburan kepada manusia untuk bersandar total kepada Tuhan di masa suka maupun dukanya.

Ayat 25a, hidup berkualitas itu harmonis dan sinkron, ada kesatuan,kedamaian, kerukunan, keharmonisan, tiada saling benci, dengki, iri hati, saling mendepak satu dengan lainnya. Bisa gak poin-poin tersebut terwujud ? Adalah fakta bahwa gereja sekarang banyak dikerumuni oleh orang-orang yang agresif, ambisius, haus kekuasaan, haus popularitas. Jika gereja sudah seperti ini apalagi di luar gereja, dimanakah keharmonisan gereja ? hidup yang kuat tidak menindas yang lemah, kaya tidak menindas yang miskin, pintar tidak menindas yang bodoh, senior tidak menindas yang junior. Itulah gambaran “ tidak saling memakan tetapi sama-sama makan rumput “. Disini kita dapat belajar bahwa Tanpa Anugerah Allah kita gak mungkin dapat bersatu. Justru Anugerah-Lah yang membawa kita menikmati hidup yang berkualitas di dalam harmoni relasional yang sejati.

Ayat 25b, hidup yang berkualitas adalah “ singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu “. Artinya No more Fear, gak ada yang perlu ditakuti, tiada lagi ancaman tetapi disini kita bukan hanya menikmati secara pasif tetapi setiap kita harus aktif juga tidak mengancam orang lain. Belajarlah seperti apa yang pernah diungkapkan oleh Thomas A Kempis untuk belajar sabar terhadap kekurangan maupun kelemahan orang lain karena merekapun menderita karena kelemahan maupun kekurangan kita juga. Apabila kita tidak mau merubah diri, bagaimana kita dapat melihat orang lain berubah rang sikapnya ? Ini problem kita semua. Kita selalu menginginkan orang lain menjadi orang sempurna tetapi diri justru banyak kekurangan yang belum mau disempurnakan, mau jadi apa kita ? Teruslah kita mengingat bahwa hidup yang berkualitas bukan dinikmati oleh kita saja tetapi juga orang lain. Oleh karena itu marilah kita belajar memahaminya dan berjuang untuk hidup. Kualitas hidup tiada lepas dari anugerah Allah yan selalu hadir setiap pagi, setiap hari yang membuat waktu dalam hidup kita indah pada waktu-Nya.

Dalam Kasih Kristus
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...