Tuesday, August 28, 2007

Belajar dari Sejarah

Hari ini kita semua berdiri di atas kota Beijing, negara komunis yang katanya “ bersih dari agama “. Meskipun dewasa ini kebebasan beragama seakan-akan kelihatannya dilegalkan tetapi bukan berarti bebas dari cengkaraman “ communist “. Tahun 1920 Mao Tze Dong dan Cen To Siu mendirikan “ communist party “. Dan mereka percaya bahwa hanya “ communist “ paham yang paling adil buat china. Sebenarnya Communist bukanlah produksi original dari Mao Tze Dong tapi dicetuskan oleh Karl Marx, Frederich Engels dalam buku booklet kecil “ Communist Manifesto “ yang berpengaruh besar untuk menghasut manusia membenci sesamanya. Jika kita melihat salah satu tema pergumulan dari Communist Manifesto adalah pergumulan kelas dalam hal ini antara kaum borjuis dengan kaum proletarians ( without property ). Selama ini kaum borjuis telah banyak mengeksploitasi orang miskin. Karl Marx berteriak “ orang kaya itu pemeras rakyat, kelihatannya senyum tapi hati serigala “. Kenapa demikian ? konteks feodalisme. Para buruh bekerja mati-matian tetapi digaji semurah mungkin maka Engels meneriakkan “ hey kaum buruh, satu-satunya kekuatan ada padamu adalah kekuatan tubuhmu. Nilaimu bukan ditentukan oleh gajimu yang minim tapi nilai ditentukan oleh tenagamu, keringatmu, peluhmu “. Apakah paham ini ada di dalam pikiran saudara ? Jika memang ada , saudara adalah orang yang paling kasihan karena tiap hari merasa capek, jenuh setiap harinya. Terus kalau bukan saya, siapakah yang mau membantu saya ? Tuhan ? Bagi Marx, Tuhan hanyalah alienasi manusia yang diciptakan dari ketakutan manusia. Jika saudara melihat kondisi seperti ini, dapatkah engkau melihat apa yang bakal terjadi bagi orang-orang seperti ini ? Pertama, mereka lupa bahwa mereka manusia yang lemah, kalaupun tenaga mereka menentukan nilai hidup mereka, tetap saja berada di dalam kualitas yang lemah. Kedua, setiap mereka pekerjaan mereka dijalani dengan perasaan “ benci “ karena setiap hari menikmati ketidakadilan terus menerus. Ketiga, setiap hari bukannya hidup bersyukur kepada Tuhan tetapi setiap hari ngomel terus sehingga akhirnya tidak puas dan menjarah harta orang-orang kaya. Melihat fenomena seperti ini, saya hendak membawa perkara ini ke dalam konteks kita sebagai orang kristen, banyak kita gak sadar telah mengadopsi semangat yang seperti ini, kita lancang dalam menilai diri sendiri lebih baik daripada orang lain termasuk Tuhan, padahal Tuhanlah penentu nilai kita. Kedua, kita kelihatannya mengikuti Tuhan Yesus maupun melayani di atas nama Tuhan Yesus tetapi semuanya kita jalani dengan perasaan yang tertekan dan setengah-setengah. Apa-apaan itu ! melayani tetapi tidak full hearted bagi Tuhan ! Ketiga, melayani Tuhan bukannya bersyukur tetapi malah bersunggut-sunggut mempertanyakan Tuhan dengan keterbatasan logika kita sebagai manusia yang berdosa. Marilah kita mengintrospeksi diri kita untuk terus rela dibangunkan menjadi orang kristen yang setia dan taat. Tuhan memberkati.

Dalam Kasih-Nya
Ev. Daniel Santoso
Beijing, China

Sunday, August 26, 2007

Disintegrasi Iman Kain

Manusia adalah ciptaan Tuhan, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk menyatakan kemuliaan Allah, untuk belajar, untuk menjaga dan berjuang membangun peradaban a mereka ditempatkan Tuhan ( Kejadian 1:26-28 ). Tetapi manusia jatuh ke dalam dosa karena “ Ethical Rebellion - pemberontakan etika “ manusia melawan Tuhan sehingga spiritualitas manusia “ rusak “ ( Roma 8:5-8, Efesus 2:1-4 ), intelektualitas manusia “ tercemar “ ( Roma 1:21-22, I Kor 2:14, Efesus 4:17-18 ), respon manusia “ terpolusi “ menjadi anti tesis terhadap Tuhan yang menjanjikan “ juruselamat “ ( Kejadian 3:15 ) menjadi Tuhan yang “antagonis".

Siapakah Kain ? Kita semua tahu bahwa Kain adalah kakak Habel dan Ia membunuh adiknya sendiri. Di dalam Kejadian 4 dikisahkan Kain dan Habel menghampiri altar Tuhan dan mempersembahkan korban persembahan. Permasalahannya adalah bahwa Kain memberikan korban persembahan yang salah dengan sikap yang salah. Ia tidak mempersembahkan korban persembahan iman tetapi sebuah korban persembahan yang mewakili kerja kerasnya sendiri. Dengan iman, Habel mempersembahkan korban persembahan darah dan Tuhan menerimanya. Namun Tuhan menolak Kain dan korban persembahannya dan hal itu membuat Kain marah. Firman Tuhan kepada Kain “ Mengapa hatimu panas dan mukamu muram ? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik ? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu ; ia sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya ( Kejadian 4:6-7 ). “ Ia marah lalu membunuh saudaranya ( Kejadian 4:9-13 ). Ia merasa tidak merasa bersalah dengan dosanya.

Disintegrasi Iman Kain

1. Ketidakpercayaan Kain. Jalan Tuhan adalah Jalan Iman. Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus ( Roma 10:17 ). Adam dan Hawa memberikan pendidikan iman kepada Kain dan Habel untuk mendengar Firman. Dalam Kejadian 3:21 Adam dan Hawa memberikan pakaian kepada Kain dan Habel dengan membunuh binatang yang tidak bersalah dan mengenakan kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka. Mereka memberikan didikan untuk mengerti arti persembahan darah. Kain dan Habel sama-sama mendengar Firman Tuhan tetapi Habel memberikan dengan perbuatan iman sedangkan Kain datang dengan ketidakpercayaannya. Padahal Kain adalah seorang religius, dididik di dalam Firman namun ia ditolak Tuhan karena ketidakpercayaannya. Kenapa bisa tidak percaya ? Hal tersebut disebabkan karena Kain menjalani jalannya sendiri. Dengar Firman tapi menjalani di luar Firman ! Mengapa demikian ? Firman dan Hidup adalah dua hal yang berbeda ? Seorang Profesor di Indonesia mengatakan kalau saya ke gereja maka saya taruh otak saya di rumah dan saya hendak ke gereja untuk memberikan ruang “ otak “ saya kepada Tuhan untuk Ia bertahta seutuhnya ; memberikan “ Blessings “ kepada saya. Emangnya kopiah ! Justru Firman pasti menghasilkan “ application “ dalam hidup karena Firman dan Hidup itu tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Jika orang kristen menganggap Firman dan hidup adalah dua hal yang berbeda maka ini jenis orang kristen “ foolish “. Kenapa demikian ? Konfusianisme bukan kristen tetapi memiliki reaksi prinsipal yang mirip dengan kekristenan tetapi bedanya hanyalah standar Konfusianisme hanya terletak kepada standar yang “ unknown “. Justru kita sebagai orang kristen telah mengetahui dengan pasti standar tersebut yaitu Allah sendiri melalui Yesus Kristus dan Alkitab dalam pekerjaan Roh Kudus. Herannya orang kristen sendiri tidak “ realize “ kepastian ini. Inilah orang kristen “foolish“.
2. Kebencian Kain terhadap Habel. Di dalam 1 Yohanes 2:9-11, Kebencian Kain menyebabkan dirinya – berada di dalam gelap, hidup di dalam gelap ( tidak tahu kemana karena buta ) sehingga tidak dapat mengasihi adiknya sendiri. Ini ketidakseimbangan manusia. Manusia diciptakan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Itulah “ the ultimate goal of all things “ Adam mengasihi Allah dan mengasihi Hawa. Pertanyaannya kasih macam apa ? Dalam Institues of Christian Religion, Calvin menekankan konsep covenant. Kita harus belajar menaati Tuhan dan mengasihi Tuhan “ unconditionally and faithfully “. Jika tidak seimbang, maka ia telah berdusta alias tidak jujur. Kenapa Kain bisa benci ? Pertama, Kain benci Habel karena ia lebih “ dipakai Tuhan “ ketimbang dirinya. Inilah kecenderungan manusia untuk “ iri “ kepada orang lain. Di dalam film The Mutant of Ninja Turtles, Raphael berselisih dengan Leonardo hanya karena Leonardo dipercaya oleh gurunya menjadi pemimpin. Raphael berselisih karena iri hati mau jadi pemimpin juga. Ini juga gambaran kita semua, bukan ? Meski terkadang rasa iri itu ada tetapi kita harus belajar untuk takut pada Tuhan terlebih dahulu karena disitulah hikmat dan didikan Tuhan diberikan kepada kita. Saat Leonardo diculik oleh musuh di depan matanya sendiri, Raphael baru merasakan fatalnya iri hati. Ia sedih akan hilangnya Leonardo, bukan bersukacita. Kedua, Kain benci kepada Tuhan karena Tuhan menerima persembahan Habel dan menolak persembahannya. Kenapa demikian ? inilah perbedaan covenant dan contract. Kalo Habel memberikan persembahan dengan konsep covenant – hati ada ketaatan kepada Tuhan. Kain memberikan persembahan dengan konsep kontrak – hati gak ada tuhan, hanya keuntungan diri. Bagaimana dengan kamu ? melayani tuhan dengan covenant ? kontrak ? dimanakah hati yang taat kepada Tuhan ?

3. Ketidakjujuran Kain. Kejujuran adalah realita dan harapan sedangkan ketidakjujuran adalah ilusi. Hari ini hidup kita dibangun oleh realita, harapan atau ilusi ? Tuhan berkata “ Dimana Habel adikmu itu ? Jawabnya Aku tak tahu ! Apakah aku penjaga adikku ( Kejadian 4:9 ). Kain berani membohongi Tuhan ? Apakah kita juga berani membohongi Tuhan ? Seperti Iblis, Kain seorang pembohong dan pembunuh ( Yohanes 8:44 ). Ia jadi anak Iblis ( 1 Yohanes 3:12 ). Disini ia telah kehilangan konsep kejujuran di dalam integritas hidupnya. Pertobatan mencakup kejujuran. Ketika orang bertobat mereka harus jujur kepada Tuhan bahwa mereka orang berdosa ! Kain jelas tidak jujur ! Seorang bapak keturunan jawa di sidoarjo adalah korban lumpur Lapindo. Semestinya ia menerima bantuan sebesar 58 juta dari pemerintah tetapi karena kesalahan pemerintah mengirimkan uang sebesar 450 juta rupiah. Bapak tersebut kaget dan bergumul akhirnya mengembalikan kepada pihak berwajib. Kenapa ? Takut melakukan dosa. Dimana manusia yang masih takut terhadap dosa ? ini kritikan buat kita semua ! Seorang guru besar filsafat, Frans Magnis Suseno mengatakan ” inilah kejujuran yang diperlukan oleh politisi, ekonom, pemerintah, semua manusia “. Berarti manusia susah jujur ?

4. Keputusasaan Kain. Kain berkata “ Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung – Kejadian 4:13 “. Mengapa Kain tidak mengakui dosanya ? Malah ia menyalahkan Tuhan “ Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini ( 14 ). Bukankah ini kekurangajaran ciptaan terhadap Sang Pencipta ? jelas, ini problem of positioning. Sang Pencipta mencipta ciptaan untuk menciptakan ciptaan untuk memuliakan Sang Pencipta. Itulah positioning sejati ! Ia bukannya minta pengampunan tetapi malah minta perlindungan. ( 14 ) Anehnya, Tuhan berikan perlindungan. Kok bisa ? Allah mengizinkan perlindungan tetapi hidup Kain tetap sengsara dan jauh dari berkat Tuhan. Di dalam sejarah, Kain membangun peradaban kebudayaan tanpa Tuhan, membangun kota tanpa Tuhan, membangun tradisi keluarga tanpa Tuhan. Banyak orang menganggap kebudayaan modern itu surga, kota metropolis dianggap surga, tradisi keluarga dianggap surga padahal itu “ nothing “ jika semuanya bukan untuk Tuhan. No Life ! Justru kita dipanggil tuk mentransformasi kebudayaan, kota, tradisi di dalam Tuhan karena hanya bagi Tuhanlah maka kita memperoleh hidup ( Yohanes 10:10 ).

Kain kehilangan spiritualitas sejati, intelektualitas sejati, hidup sejati karena tiada pengharapan akan “ juruselamat yang menebus dosa “ di dalam Kristus. Justru Kristus memberikan pengharapan kepada manusia untuk berspiritualitas, berintelektual dan hidup di dalam perspektif dan aplikasi “ Christian Worldview “ yang bersumber dari Firman Tuhan. Adakah pengharapan Kristus dalam hidupmu ?

Dalam Pengharapan-Nya
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...