Tuesday, March 18, 2008

The Fulfillment of His Promise

Sejak jatuh ke dalam dosa, pengetahuan manusia mengenai Allah dan relasi manusia dengan Allah mengalami “ total depravity “ sehingga terpecah-pecah bagai gambar puzzle yang belum terbentuk alias tercerai berai. Maka tidak ada seorangpun manusia yang baik, semuanya telah jatuh ke dalam dosa ( Roma 3 ), maka Tuhan memberikan “ Janji Messianic “ kepada manusia, dimulai dari Adam – Hawa, dari keturunan perempuan ini Ia akan meremukkan kaki tulang dan muka ular, siapakah Dia ?, Yesaya 7: 14 dimana seorang perawan akan memiliki seorang anak di Betlehem dan dinamainya Immanuel, diulang kembali oleh nabi mikha ( mikha 15:1-2 ). Siapakah Anak itu ?

Prof. Walter Bruegemann mengatakan “ janji messianic “ tersebut memiliki hubungan “ covenant “ dengan kaum pilihan-Nya yang membangun kehidupan kaum-Nya, dunia dan masa depan kaum-Nya di atas satu nama yaitu Yesus, Anak Allah. Sayang sekali, hari ini promise of God menjadi “ problematic ‘ karena sampai hari ini jewish masih menunggu “ messiah “ karena mereka belum dapat menerima realita sejarah bahwa Yesus = Mesias yang diutus Allah sebagai pengenap janji keselamatan-Nya. Jika demikian, apa yang menjadi “ messages “ orang kristen di dalam pengenapan janji-Nya?


Di dalam pengenapan Janji-Nya, kita mempercayai bahwa Janji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari :


Pertama, GOSPEL. Dari Perjanjian Lama, ada benang merah dari kitab Kejadian – Maleakhi di dalam janji Tuhan dengan “ Gospel “ yang dituliskan oleh Rasul Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan message di dalamnya tidak mengalami kontradiksi tetapi justru semakin lengkap, padahal beda zaman, beda setting dan context, beda figure-figur sejarah – tetapi justru tetap berada di atas satu alur yang jelas yaitu : Messiah. Kenapa bisa begini ? bukan manusia yang setia memproklamasikan Janji-Nya tetapi justru Allah setia di dalam memproklamasikan janji-Nya !


Kedua, Work of Grace – Salvation. Janji Tuhan tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan Anugerah-Nya karena manusia tidak mungkin dapat kembali kepada Sang Pencipta karena dosa manusia adalah kekejian bagi Allah, maka pengenapan janji-Nya diberikan kepada manusia agar manusia dapat memahami bahwa hanya karena anugerah Tuhan sahaja maka manusia dapat menikmati keselamatan dan kembali kepada Dia.


Ketiga, Is In Christ – The Absolute Necessity. Janji Tuhan tidak bisa dilepaskan dari Kristus karena hanya Kristus – representative yang dipakai Allah untuk menyatakan keselamatan bagi manusia, oleh karena itu nama Kristus = exclusive. Hanya di dalam Kristus, ada jalan, kebenaran dan kehidupan. Jika kita kembali kepada “ Gospel “ maka kita melihat bahwa di saat Yesus lahir, mati dan bangkit dari kematian – ada pekerjaan “ mystical “ yang Tuhan kerjakan untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi-Nya dan diperkenan-Nya.


Keempat, Spiritual seeds born of the promise ( Galatia 3:16 ). Janji Tuhan kepada Abraham bukan diberikan kepada keturunan orang-orang Abraham ( jamak ) tetapi anak keturunan Abraham ( tunggal ). Siapakah anak keturunan Abraham ( tunggal ) itu ? Rasul Paulus menyatakan, Dialah Yesus Kristus ! Abraham percaya kepada janji Tuhan maka Ia diberkati. Bagaimana dengan saudara ?


Kelima, Unto Your children – disini janji Tuhan bukan stag tetapi juga dibutuhkan oleh generasi kita dan generasi masa depan. Kristus dibutuhkan oleh segala zaman, baik dari zaman perjanjian lama, perjanjian baru sampai abad 21 hingga Maranatha. Jika demikian, Yesus mati bagi dosa siapa ? orang-orang berdosa di segala zaman. Kelihatannya “ non-sense “ tetapi justru disinilah kita seharusnya menilai Yesus sebagai “ Allah yang sanggup “ menyatakan keselamatan di segala zaman baik yang sudah lewat maupun yang akan terjadi karena Kristus adalah “ beyond space and time “. Jadi jangan kita mutlakan kesempitan logika kita yang telah terkontaminasi dengan dosa tetapi taat kepada logika Allah yang digambarkan di dalam wahyu khusus yaitu Firman Tuhan yang menyatakan bahwa hanya Yesus, satu-satunya jalan, kebenaran dan kehidupan bagi manusia untuk kembali kepada Bapa di Sorga.


Dalam Kasih-Nya

Ev. Daniel Santoso

Beijing, China

Friday, March 14, 2008

Redemptive Spirituality

Di dalam Yesus, Allah bekerja di dalam penderitaan, kejahatan dan mengubahnya menjadi kebaikan untuk semua. Sebenarnya dari manakah penderitaan dan kejahatan ? darimanakah asal mula dosa ? adalah misteri ( ulangan 29:29 ) tetapi realita yang kita dapat lihat bahwa semua karena “ self “ yang menyebabkan diri kita jatuh ke dalam dosa. Kita kembali kepada Alkitab, tujuan utama Alkitab bukan memperjelaskan asal mula dosa tetapi bagaimana Allah bekerja di dalam penderitaan dan mengubahnya menjadi kebaikan dan sukacita. Di dalam Christian Philosophy, Agustinus memiliki pandangan bahwa penderitaan memperindah panorama kehidupan. Kalau demikian, yang buruk itu adalah bagian dari sebuah keteraturan yang lebih tinggi walaupun kita tidak selalu dapat memahami dan melihatnya. Agustinus mempercayai penderitaan yang kita alami di dunia ini memiliki makna sebab dia sudah direncanakan dank arena dalam perencanaan itu dia akan berguna bagi sesuatu yang belum kita kenal seluruhnya. Agustinus menuliskan dalam “ De Gratia et Libero Arbitrio “ yang berbunyi demikian : “ Allah tidak menghendaki dan mencintai keburukan, Namun Dia mempunyai kesanggupan untuk mengangkat keburukan itu dan memadukannya ke dalam keteraturan-Nya. Penderitaan tidak terjadi atas keputusan Allah. Baru ketika sudah ada keburukan, Allah memasukkan-Nya ke dalam tatanan-Nya. Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk segala sesuatu yang dapat berdosa ; namun bukan supaya mereka berdosa, melainkan supaya mereka memperindah universum, entahkah dengan atau tanpa dosa “

Bagaimana, Yusuf anak Yakub yang dijual oleh saudara-saudaranya ke saudagar mesir selama 17 tahun, eh malah jadi pemimpin muda di Mesir. Yusuf mempercayai sebuah doktrin dalam Kejadian 50:20 bahw manusia dapat mereka-reka yang jahat tetapi Tuhan mereka-reka yang baik. Kenapa Yusuf dibuang ? untuk diselamatkan ! Oleh karena itu Agustinus benar di dalam menekankan Allah pemilik hak cipta Ilahi bagi keburukan tetapi ia menekankan kesanggupan Allah untuk menggunakan keburukan yang diproduksi manusia menjadi sesuatu yang berguna.


Yesus, dihujat dan dipermalukan karena kesalahan-Nya. Tidak heran, Yesaya 53 mengambarkan orang kira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Di dalam kisah 2:23, Ia diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya. Anak Allah mengalami suffering untuk apa ? hancurkan suffering ( Yesaya 53:5 ) – Ya Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Tema salvation muncul dari penderitaan Kristus yang memberikan pengharapan kepada manusia untuk mengambil keputusan mengikuti dia, meski hidup menderita ada pengharapan yang memberikan “ secure “. Puji Tuhan ! Sebab Tuhan baik, bahwasanya sampai selama-lamanya …


Selamat Paskah

Daniel Santoso

Beijing, China

Thursday, March 13, 2008

From Grief To Glory

Siapakah Yesus Kristus ? hari ini banyak orang memiliki pengetahuan tentang Yesus Kristus ( Gnosis ) tetapi mereka tidak memiliki pengenalan terhadap Yesus Kristus ( Epignosis ). Oleh karena itu tidak heran jika banyak orang memakai Yesus tetapi mereka hanyalah kolektor teori-teori Yesus tapi tidak mengenal siapakah Yesus itu sebenarnya. Seperti kalian sedang beli bukunya J.K Rowling, kalian tahu imajinasi dari J.K Rowling tapi apakah engkau mengenal Rowling sebenarnya ? bagaimana dengan kita ? mengetahui Kristus atau mengenal Kristus ? Gnosis atau Epignosis ? kalo hanya gnosis maka kita hanya jadi “ scholar “ yang punya pengetahuan tentang Kristus tetapi tidak memiliki relasi yang intim dengan Yesus. Tetapi Epignosis – saya mengetahui Kristus dan saya mengenal Kristus maka saya memiliki relasi dengan Kristus, selain pengetahuan mengenai Kristus. Apakah relasi dengan Kristus berharga ?

Pertama, banyak orang kurang menghargai Kristus karena di dalam akhir hidupnya Yesus “ mati konyol “ seperti nabi-nabi dan diikuti oleh rasul-rasul-Nya. Mereka menganggap Yesus bukan memberikan “ kemerdekaan “ kepada orang kristen tetapi memberikan “ beban psikologis “. Padahal Ia menyerahkan dirinya untuk manusia karena kasih-Nya kepada manusia sehingga ia rela menerima “ penderitaan “ yang kelihatan konyol tersebut.

Kedua, banyak orang kurang mengerti signifikansi Yesus sebagai juruselamat dunia, karena “ covenant “ yang suci telah diinterpretasikan ulang oleh manusia sesuai dengan standar manusia, bukan standar Tuhan sehingga konsep covenant tentang Mesias menjadi kabur. Yesus adalah Allah yang rela turun ke dalam dunia untuk mengantikan dosa-dosa manusia agar manusia dapat menikmati kedamaian yang diberikan oleh Allah Bapa. Hanya Kristus satu-satunya jalan, kebenaran dan kehidupan yang sejati bagi manusia. Justru Kristus memiliki signifikansi penting dalam hidup kita. Adakah relasi itu di dalam hatimu ?

Ketiga, banyak orang menganggap Yesus tidak berharga karena kisah hidupnya yang penuh “ suffering “ dan “ violence “. Bukankah hidup manusia sudah penuh dengan suffering ? jangan-jangan kalo ikut Yesus, justru hidup saya malah tambah suffer. Akibatnya banyak orang tidak rela mengikuti Yesus karena low profit bahkan mungkin no profit yang dapat mereka dapat. padahal masalah low profit itu hanyalah persoalan secondary tapi yang paling penting adalah keselamatan. Dalam Yes 53, “ Oleh bilur-bilurnya, engkau sembuh “. Ini bukan kalimat sembarangan. Saya percaya betul kalimat ini penuh kuasa di dalam keselamatan / salvation. Dimana Darah-Nya mengalir menyembuhkan hidup kita sehingga kita dapat menikmati “ kesembuhan “ untuk menikmati Tuhan dan memuliakan Tuhan.

Terlintas sebuah pertanyaan classic di dalam benakku, mengapa Kristus rela mati bagi dosa manusia ?
1 Petrus 2:24.
Mengapa Kristus rela mati bagi dosa saya ?
Pertama, supaya kita mati. Ini reason yang sangat sulit untuk saya mengerti karena semestinya kalo Tuhan rela mati bagi dosa saya maka saya mestinya terluput dari kematian tetapi kok malah kristus mati supaya saya mati. Benar-benar gak masuk akal ! untuk memahami hal ini saya harus kembali merefleksikan diri saya bahwa saya manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan after death saya pasti masuk neraka. Maka Kristus mati supaya kita mati bersama dengan Kristus maka bersama dengan Kristus, akan tetapi Kenapa harus mati bersama Kristus ?
Kedua, supaya kita hidup. Bersama Kristus saya mati terhadap dosa dan saya hidup di dalam Kristus, hidup yang bukan dikendalikan oleh dosa tetapi kebenaran Tuhan dan kita hidup untuk kebenaran. Disini Kristus menjadi hal yang paling “ berharga “ di dalam diri kita. Dari penderitaan Kristus justru menyatakan kemuliaan Kristus. Puji Tuhan ! Hanya di dalam Kristus ada kemuliaan, maukah engkau menerima-Nya ? Selamat Paskah !

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...