Tuesday, May 25, 2010

Chen Hsu Chu

Siapakah Seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia ini versi Majalah Time 2010? Siapa lagi kalo bukan tokoh-tokoh dunia seperti Obama, Bill Clinton, Sarah Palin, etc. Akan tetapi, ada sebuah nama yang tidak pernah kita dengar sebelumnya, namanya Chen Shu, dari Taiwan. Mungkin kita lebih mengenal penulis artikel Chen Shu Chu di majalah Time yaitu Ang Lee, sutradara Brokeback Mountain, Lust, Caution, etc. Ang Lee menulis sebagaimana fakta-fakta kebaikan humanis Chen Shu Chu, seorang pedagang sayur di TaiTung berumur 59 tahun, telah memakai uang penghasilannya untuk membangun perpustakaan umum agar banyak generasi muda suka membaca buku. Kurang lebih USD 320.000 atau NT 10 juta telah disumbangkan oleh Chen Shu Chu, memberikan support kepada anak-anak miskin yang kurang mampu membiayai sekolah, beli buku maupun memiliki perpustakaan umum. Ia mengatakan “"Money serves its purpose only when it is used for those who need it". Rencana dia akan mengumpulkan dana untuk orang yang miskin dalam mengambil pendidikan, makanan dan kesehatan, rencananya dimulai dari integritas hidupnya rela berkorban dana demi menolong orang miskin. Ini luar biasa! Terkadang kita lebih banyak bikin planning soal destinasi, waktu maupun profit tanpa kita melihat apa yang Tuhan planningkan kepada kita melalui prinsip-prinsip Firman Tuhan. Alkitab mencatat besok aja kita tidak tahu, bagaimana kita harus mengurusi urusan planning, justru hal tersebut memberikan sebuah pengertian bahwa manusia adalah fragile dan mereka membutuhkan Tuhan karena bermegah di dalam Kristus, satu-satunya. Barulah ada kemenangan karena Firman Tuhan membawa setiap kita menikmati kepekaan terhadap perbuatan dosa (Yohanes 4:13-17). Kita harus belajar maintain keuangan kita untuk kemuliaan Tuhan dan biarlah Tuhan memberikan "disiplin rohani" bagi kita masing-masing untuk mau berupaya memberikan yang terbaik bagi Allah.

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

Delay Flight

Delay Flight. Siapa yang tidak pernah terjebak di dalam delay flight? Sampai hari ini, saya telah mengalami ratusan delay flight dalam frekuensi jadwal terbang saya selama 7 tahun melayani di China. Hari ini saya terjebak dalam penerbangan Shanghai- Guangzhou yang melelahkan seluruh tubuh dan pikiran saya. Betapa tidak, Pagi saya udah ditelpon dari elong (tempat saya beli tiket pesawat) bahwa ada change flight. Seharusnya saya flight jam 13.30, akhirnya jadwal saya dirubah menjadi 14.30. Setelah sampai di Hongqiao Airport. Jam 15.30 saya baru flight dalam perjalanan ke Guangzhou. Tiba-tiba di tengah perjalanan, muncul informasi dari kapten bahwa kita mendarat darurat di Xiamen Airport karena pesawat tidak dapat memasuki wilayah Guangzhou disebabkan weather problem yang diduga adalah badai angin topan. Akhirnya kami menunggu di Xiamen, dari jam 18.00-23.00 ( waktu sekarang saat saya menulis jurnal ini.). Memang melelahkan, from the morning delay flight, on the spot, delay 1 jam, on the planes tunggu 3 jam, on the xiamen airport tunggu 3 jam juga. Kondisi saya hanya menerima 1 coke and 1 instant noodles. Well, can u imagine that?

Hari ini just wanna share about one topic. Pembelajaran saya dalam delayed flight hari ini adalah belajar mengucap syukur kepada Allah di setiap keadaan. Meskipun saya delayed, saya diuji oleh Tuhan, apakah mulut saya tetap digunakan untuk mengucap syukur? Atau saya merusaknya dengan sungut-sungut? Terus terang, ketika saya hanya menerima 1 instant noodles n 1 coke, terlintas dalam hati “kok instant noodles doang sih?”. Langsung saya teringat sebuah kritik dari seorang rekan saya kepada saya ketika saya berada di Jakarta dalam seminar Faith and Culture-nya Pdt. Dr. Stephen Tong. Saya menerima roti, lalu saya ngomel “kok roti doang”. Rekan saya mengatakan, “Ko Dan, Doang itu Roti Lho”. Langsung tersentak dalam hati saya bahwa seringkali kita kurang bersyukur di dalam segala hal. Kedua, Akibat delayed flight, semua passengers masuk ke dalam “kebingungan” sehingga mereka mulai sibuk mengatur ulang jadwal mereka. Baik penumpang dari Economy Class sampai First Class, semua sama bahwa mereka harus mengalami hal yang sama yaitu mengatur ulang jadwal mereka. Manusia mulai belajar apa itu dinamis disaat planning kaku mereka terhalang maupun tidak dapat terealisasi. Kenapa kita perlu hidup dinamis? Karena manusia tidak dapat hidup di dalam kemutlakan rencananya sehingga manusia harus belajar waspada terhadap setiap kesulitan-kesulitan yang mereka bakal hadapi dan berani mengambil keputusan untuk belajar mengutamakan Tuhan lebih daripada keputusan kita.Kenapa saya juga harus menunggu? Ya seharusnya saya belajar meyakini pimpinan Tuhan bahwa pasti ada yang Tuhan mau ajarkan kepada saya mengenal kejadian ini. Ini bukan pertama sekali saya mengalaminya. Tahun 2009, Saya teringat ketika saya menunggu jadwal keberangkatan kereta api dari Beijing ke Guangzhou (harga 253 RMB, duduk di kursi bersama orang-orang Chang Sha selama 23 jam), saya tertegun dengan sebuah scene bagaimana seorang ayah harus memberi makan istri dan dua anak perempuannya. Apa yang dia lakukan? Dia membeli sebuah “Mie Instant Noodle” dan satu porsi nasi putih. Istri dan 2 anak-nya makan mie instant dan nasi. Terakhir, sang ayah makan nasi dan kuah mie instant saja. Yang Ajaib, mereka menikmati seluruhnya dengan muka yang berseri2 dan tidak sedikit senyuman ditebarkan kepada setiap orang yang melewati mereka. Kenapa mereka bisa bersukacita? Karena mereka masih bisa makan, itu anugerah Tuhan. Oh man, it was touching my heart! By The Way, Sekarang jam 1 pagi, ada panggilan untuk boarding now! Thank’s God for everthing and see you around, guys, Ciao!

In Love
Daniel Santoso
Xiamen Airport, China

Sunday, May 02, 2010

The Confession of (Reformed) Shopaholic

Rebecca Bloomwood, seorang jurnalis wanita yang shopaholic, alias tidak bisa menahan diri ketika dirinya mencari hawa segarnya di fashion boutiques kelas dunia di Manhattan, New York City. Bagaimana suka dukanya seorang shopaholic yang harus “berperang” terlebih dahulu melawan keinginan dirinya untuk memiliki sebuah syal hijau yang “anggun” dan kalah dalam menahan diri untuk tidak membelinya. Bahkan ia rela membayarnya dengan perhitungan kartu kredit yang memusingkan dirinya dalam cara membayar semuanya, baik kepada bank maupun kepada “debt collectors”. Apalagi, ia rela berkelahi dengan sesama shopaholic lainnya demi sebuah sepatu boot? Dalam hal ini, seharusnya wanita menyadari bahwa shopping menyediakan dua tastes yaitu: taste of heaven dan taste of hell. Seringkali kita merasakan shopping menjadi taste of heaven pada saat barang yang menyenangkan mata dan hati itu telah menjadi milik kita. Seringkali hati bersuara “ You Got to have it” dan terkadang kita menyetujui semuanya itu dengan excuse “kapan lagi sale 50%?”. Seringkali kita mengasihi diri kita sendiri (narcisst) sehingga kita bisa memberikan treat yang paling the best kepada diri kita meskipun kita harus bokek karenanya. Enggak heran, semuanya ini dapat disimpulkan dalam format Rene Descartes yaitu I SHOP, THEREFORE I AM. Tentu saja, kita boleh shopping asal wisely! Justru kita seharusnya belajar self control karena kita cenderung jatuh ke dalam control disorder sehingga kartu kredit dan uang cash kita keluar hanya untuk membeli barang-barang yang kurang perlu menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan kita. Justru kita harus menggunakan uang kita untuk beli apa yang kita butuhkan dalam kehidupan ini. Hal ini bukan hanya berlaku pada wanita saja, termasuk pria. Tidak sedikit, pria banyak menghabiskan limit kartu kredit mereka hanya untuk memuaskan keinginan mereka membeli barang-barang yang mereka mau. Ada orang berkata, Pria jatuh dalam “collectors” sedangkan wanita lebih jatuh ke dalam “shopaholic”. Memang tidak salah, buktinya, Wanita lebih banyak berada di fashion boutiques di Mall dan Pria lebih banyak berada klub motor besar Harley Davidson, tempat kolektor jam antik, toko elektronik, etc.

Menurut seorang komentator, kita seharusnya menyadari bahwa kita kurang sehat dalam mengatur keuangan maupun kurang berhikmat dalam membelanjakan semua uang kita, sehingga kita membutuhkan hikmat Tuhan, maka berdoalah minta Tuhan memberikan kepekaan kepada setiap kita, bagaimana kita dapat menyimpan uang dengan berhikmat maupun memakai uang dengan berhikmat?, serta menyadari dan mengerti dengan berhikmat bahwa kita tidak dapat mengharapkan semua yang kita sukai harus terealisasi dengan menabung uang maupun membelanjakan uang. Well, memang kita sangat membutuhkan hikmat. Darimanakah kita dapat memperoleh hikmat tersebut?

Berbicara tentang hikmat, Joshua Harris memberikan 5 point dalam kitab Amsal pasal 1
1. Anugerah Allah memberikan confidience kepada orang berdosa untuk mencari hikmat Allah.
2. Kita harus mencari hikmat tersebut.
3. Hikmat itu datangnya dari Allah. Salomo meminta hikmat itu kepada Allah, maka Allah memberikan kepada Salomo.
4. Hikmat adalah untuk kehidupan manusia. Inilah knowledge in Action.
5. Jalani kehidupan kita dengan decission yang sesuai dengan hikmat-Nya.
Belum sanggup? Terus memohon kepada Tuhan hikmat bijaksana-Nya dalam hidup kita (Yakobus 1:5).

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

Back to God's Design

Sebuah cerita yang sama, pengantin yang berbeda muncul dalam film Bride Wars, kisah Emma (Anne Hattaway) dan Liv (Kate Hudson) yang saling bersaing merebut waktu pernikahan yang mereka idam-idamkan sejak mereka kecil di Plaza Hotel Manhattan, the legendary hotel dengan attack one anothers. Film ini tidak memberikan pendidikan yang benar mengenai konsep pernikahan, meskipun kalo menurut standar Hollywood, film ini masih tergolong netral dan normal, tetapi sebenarnya banyak batas-batas moralitas yang tetap telah mereka tabrak dengan “halus”.

Dari “social drinking” hingga mabuk sebelum hari pernikahan, tinggal bersama pacarnya sebelum menikah (bahkan udah 10 tahun?), kata-kata jorok seperti *SS, $$$CHES, DA$$$, MOTHER F jelas tidak mendidik generasi muda untuk hidup bermoralitas baik (apalagi benar, jelas enggak mungkin). Sebagai orang kristen, bagaimana kita seharusnya membaca persiapan pernikahan yang seperti ini? Masihkah kita dapat mengatakan bahwa film tersebut mengajarkan kebaikan (apalagi sebuah kebenaran?)? Bagaimana kekristenan menanggapi hal tersebut?

Allah menciptakan segala sesuatu di dalam purpose dan design Allah yang “GOOD” (Kejadian 1:31), bagaimana seks diberikan kepada manusia di dalam design dan purpose Allah yang “GOOD” tersebut yaitu beranak cucu dan penuhi bumi ( be fruitful and multiply – Kejadian 1:28). Seks itu sakral, didalam seks, ada hubungan relasional yang memberikan keintimanan yang tidak dapat diwakili oleh apapun dalam dunia ini, apalagi dipermainkan. (Keluaran 20:14, I Korintus 6:18). Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, purpose dan design Allah telah didistorsi, diacuhkan dan membuang purpose dan design Allah dan mengganti purpose dan design menurut kebebalan hatinya. Ketika saya berusaha mempersiapkan pernikahan, sejujurnya apa yang saya pikirkan? Seringkali kita lebih sibuk mempersiapkan cincin pernikahan seperti Tiffany & Co ataupun Cartier Gold Wedding Rings daripada melihat simbolisme Allah dengan umat-Nya (Yesaya 54:5, Yeremia 3:1-14, Hosea 2:9, 20), simbolisme Yesus Kristus dengan gereja-Nya (Yohanes 3:29, Wahyu 21:9, 22:17). Kita telah kehilangan kesakralan sebuah pernikahan di atas nama Tuhan, kita hanya membaca pernikahan di dalam “event”, bukan di dalam “holy matrimony” yang sakral. Seringkali kita mempersiapkan pernikahan hanya bersibuk ria dengan memilih design gaun pengantin Vera Wang yang indah atau designer lainnya tetapi kita tidak melakukan maintain terhadap purity of marriage itu sendiri. Banyak orang pakai baju pengantin yang begitu mengagumkan tetapi mereka kehilangan keanggunan dalam menjalani kehidupan marriage mereka, sebagai contoh: mereka telah tinggal serumah, sekamar dan tidak tabu mengakui sex before marriage atau sex outside the marriage. Allah tidak memberikan purpose dan design kepada seks untuk jatuh ke dalam perbuatan yang tidak sakral, Justru segala sesuatu yang jauh daripada purpose dan design Allah, bersifat menghancurkan diri sendiri. Seks di luar nikah maupun Perselingkuhan jelas memberikan dampak kehancuran yang besar dalam konsekuensi fisikal (AIDS, Penyakit Kelamin) dan konsekuensi relasi (merusak hubungan-hubungan yang selama ini telah terbangun). Akhirnya, seks yang sakral dibaca oleh manusia bukan di dalam keindahan purpose dan design Allah. Manusia membacanya di dalam kehancuran definisi seks yang sakral menjadi jorok, merusak dan nakal. Oleh karena itu, kenapa kekristenan mengajarkan monigami (Matius 19:5, I Korintus 6:16). Dalam Film Bride Wars, mereka saling menyerang satu sama lainnya hanya untuk menikah di Plaza Hotel Manhattan, untuk merealisasikan mimpi yang telah mereka idam-idamkan tetapi setiap tindakan mereka yang saling menyerang tersebut jelas bukankah tindakan yang harus diteladani karena hanya orang childish yang melakukan semuanya itu. Justru sebagai orang kristen, kita seharusnya mengikuti apa yang Tuhan mau, bukan apa yang kita mau (Galatia 5:16-18, 22-26). Justru kita seharusnya bukannya saling menyerang, tetapi mengambil waktu sejenak untuk mengintrospeksi kesalahan kita, bukan mengembangkan niat dan siasat ambisi kita. Itu jelas tidak mendidik. So, let’s back to God’s Purpose and His Design. No more Bride Wars!

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

The Value of Friendship

大兵小將 (The Little Big Soldier), sebuah film komedi kolosal mandarin yang bersinar di tahun 2010. Betapa tidak, aktor utama Jackie Chan dan Leehom Wang menjadi daya tarik pasar entertaiment yang sangat menjanjikan keuntungan baik di pasar China, Hongkong maupun dunia internasional. Meskipun, ada sedikit analisa-analisa reviewer gadungan sampai komentator film blockbuster yang profesionnal meragukan film tersebut karena Jackie Chan tidak melakukan banyak gerakan-gerakan action yang spektakuler seperti film-film terdahulunya yaitu Rush Hour atau Rhumble in The Bronx. Tidak sedikit, para reviewers gadungan mempertanyakan kompetensi Leehom Wang, Seorang ABC (American Born Chinese) yang harus tampil dgn pakaian jenderal serta melatih suara pria yang lebih matang dan berwibawa seperti seorang jenderal perang. Mengutip seorang reviewer dari Malaysia, What a weird combination! No matter what, sebuah pesan yang kental muncul dari berbagai macam pesan lainnya yang berada dalam film tersebut yaitu tema friendship. Dalam film tersebut Jackie (Older Soldier) dan Leehom (The Little Big Soldier) berada di dalam kondisi peperangan antar negara, mereka bersama tidak tahu kenapa mereka harus berperang tetapi situasi dan kondisi negara mengharuskan mereka untuk melakukan tugas mulia dalam kenegaraan untuk berperang. Singkat cerita, Jackie dan Leehom, dari strangers menjadi teman, inilah keindahan tema friendship dalam film tersebut.

Bagaimana kita mendefinisikan friendship di dalam kehidupan kita dewasa ini? Sebenarnya, apakah benar kita telah memiliki kehidupan friendship yang sungguh-sungguh sesuai dengan definisi yang sesungguhnya mengenai bagaimana friendship itu seharusnya menjadi hidup dalam kehidupan manusia? Sampai hari ini saya masih mempertanyakan apakah kita sudah menikmati the great value of friendship atau belum? Betapa tidak, ketika kita berbangga kepada dunia bahwa kita memilliki 5000-10000 friends di friends list kita, apakah kita sebenarnya betul-betul punya friendship bersama mereka? Jangan-jangan kita hanyalah collector wajah-wajah cantik dan tampan masuk ke dalam friendlist kita, tetapi sesungguhnya mereka bukanlah teman kita. Itu penipuan yang membuka kedok sendiri bahwa kita sedang mengalami kesepian. Gereja yang berusaha terbuka menerima dunia apa adanya di dalam konteks pelayanan, mereka menggunakan seeker-friendly style of churches. Worship with your own cultures! Worship with Jazz, Worship with Rock, Worship with Cocktails, Worship with Belly Dance? Worship with Legalized Homosexuality? Gereja sedang kesepiankah sehingga ia mencari kuantitas jemaat dengan mengobral prinsip Firman yang seharusnya menjadi jati dirinya untuk Tuhan?

Pemikiran sekuler menilai friendship hanya sebatas personal development dan moral development from the basics of humanistic ideas. Parahnya gereja mngambil “idea” sekuler ini dalam membangun sebuah friendship dengan dunia. Akhirnya, Gereja malah membawa message-message sekuler yang jauh daripada kebenaran Firman Tuhan. Jangan-jangan gerejapun jatuh ke dalam pseudo-friendship! Mengerikan sekali! Kekristenan memberikan dasar friendship paling penting yaitu Allah dan umat-Nya dalam hubungan relasional (1 Yohanes 4:16) dan seharusnya ini menjadi model bagi kita semua (Keluaran 33:11). Dalam kitab Samuel, kita belajar dari hubungan relasional; Daud dan Yonatan yang memiliki hubungan friendship yang pure (bukan homoseksual) di dalam Tuhan (1 Samuel 18:3, II Samuel 9:1-13, I Samuel 20:42, 1 Samuel 23:16-18). DI DALAM TUHAN! Friendship yang mereka bangun bukan dibaca di dalam humanistic ideas tapi mereka membangunnya DI DALAM TUHAN. Oleh karena itu, biblical friendship tidak memberikan hidden motive atau hidden agenda untuk menjadi seorang teman tapi bagaimana friendship tersebut dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ini konsep yang tidak mudah. Karena di dalam friendship, kita belajar mengasihi Tuhan, love for God, love for God’s sake. St. Bernard de Clairvaux mengatakan bahwa kecenderungan kita adalah kita mengasihi sesuatu for our own sake, Oleh karena tiada seorangpun dapat memberikan love for God, love for God's sake. Hanya Anak Allah yang inkarnasi datang ke dalam dunia, mati diatas kayu salib, dikuburkan dan bangkit dari kematian, naik ke Surga Mulia, Hanya Kristus yang dapat memberikan love for God secara perfectly. Kristus menjadi satu-satunya representative yang memberikan second chances kepada setiap kita untuk dapat memberikan kepada Tuhan segala kemuliaan-Nya, di dalam Kristus. Oleh karena itu, biarlah setiap friendship yang kita bangun didasari dengan sebuah love for God, love for God’s sake di dalam proses disiplin rohani kita, hari demi hari untuk kemuliaan Nama Tuhan, di dalam Kristus.

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

The Centrality of His Resurrection

Kebangkitan Kristus merupakan kunci sentral dalam kekristenan. Bagaimana kita dapat membuktikan kebangkitan Kristus? Jawabannya adalah tiada seorangpun dapat membuktikan kebangkitan Kristus. Hanya Alkitab yang dapat membuktikannya. Mengapa? Karena Alkitab adalah Firman Allah yang menyatakan rencana kekal Allah, penebusan dosa dan pengenapan janji Allah. Oleh karena itu, kebangkitan Kristus tidak dapat dilepaskan dari kekristenan. Why?
1. Kebangkitan Kristus adalah inisiatif Allah. Yesus ditentukan oleh Allah dan dinyatakan kepada manusia dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah mereka. Dia diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya. Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut (Kisah Para Rasul 2:22-24).
2. Kebangkitan Kristus menunjukkan Kebenaran-Nya. Dalam Kisah Para Rasul 2: 25-28, penulis mengutip apa yang dikatakan oleh Daud mengenai Kristus dalam nats Mazmur 16:8-11. Daud menuliskan mazmur bukan untuk dirinya, melainkan untuk kemuliaan Allah. Ayat 29-30, Petrus menafsirkan Daud telah bernubuat tentang kebangkitan Mesias. Siapakah Mesias? Ayat 32, Yesus jawabannya.
3. Kebangkitan Kristus menunjukkan keilahian Kristus. Kebangkitan Kristus adalah sejarah monumental yang bahwa Kristus adalah Anak Allah, Hanya Allah dapat memberi hidup dan melampaui kematian. Dalam Markus 5 dan 6, ayat 5-7, Iblis saja tahu keilahian Kristus. Roma 1:3-4. Herannya, banyak orang gak percaya Yesus sebagai Anak Allah, karena mereka pada dasarnya enggak mau percaya kepada Yesus. Mereka lebih parah daripada Iblis. Jangan-jangan manusia lebih menakutkan dari Iblis. Marta dan Maria (Yohanes 11:27), tentara Romawi juga mengatakan “Truly this man is The Son of God”. Deklarasi keilahian Kristus yang paling otoritatif adalah konfirmasi Allah sendiri terhadap Kristus saat Ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptist di sungai Yordan. “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nya Aku berkenan”.
4. Kristus bangkit untuk menebus dosa manusia Mengenapi Rencana Keselamatan Kekal Allah. Dalam Roma 4:25, pembenaran oleh Allah dinyatakan kepada kita melalui hidup kekal, Roh Kudus, menebus dosa, berada di sebelah kanan Bapa, spiritual gift, spiritual power,
5. Kebangkitan Kristus menunjukkan penting peranan gereja. Matius 16- Diatas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan maut takkan dapat menghalanginya. Jika Kristus tidak bangkit, tidak mungkin ada gereja. Kristus adalah kepala, gereja adalah tubuh Kristus. Gereja harus menjalankan semangat Kristologis dalam pelayanan.
6. Kebangkitan Kristus menyatakan Penghakiman Terakhir. Yohanes 8: 21,26. Yohanes 5: 21-30.

Seringkali kita kehilangan poin-poin penting dalam Kebangkitan Kristus dikarenakan kita salah menempatkan cara berpikir kita terhadap kebangkitan Kristus. Seringkali cara berpikir menuju kepada muara “ bagaimana saya dapat membuktikan kebangkitan Kristus?”, padahal arus utamanya adalah “apa yang dibuktikan dalam kebangkitan Kristus?”. Seringkali kita membuang kebangkitan Kristus dan kita memotong nadi jiwa iman kristen dan kita mengantikan kekristenan dengan personal penafsiran kita tentang iman kristen tanpa kebangkitan Kristus. Coba liat di tanggalan, Jumat Agung dicantumkan untuk mengingat kesengsaraan Kristus tetapi belum pernah mencantumkan hari kebangkitan Kristus, dikarenakan ini berita eksklusif yang kualitasnya “qualitative difference” dari apa yang ditawarkan oleh dunia ini.

Tiga hal penting yang Yesus mentioned saat Ia naik ke Surga:
1. Kepergian-Nya menyediakan “places” bagi orang percaya (Yohanes 14:2).
2. Ia mengirimkan Roh Kudus (Yohanes 14:25-26).
3. Great Commission- memberitakan Injil (Matius 28:18-20).

Kenapa kita harus memberitakan Injil dengan benar?
1. Karena dunia berada di dalam bahaya. Banyak orang beragama tetapi semuanya hanyalah menjadikan konsep keselamatan sebagai “automatic ritual” yang hanya menyediakan “absence of virtue” yang membunuh pengertian yang benar mengenai makna teologi yang seharusnya menjadi makna hidup orang yang mengikut Tuhan.
2. Devosi Orang-orang kudus. Banyak pemimpin-pemimpin rohani sebelum kita telah menjalani sebuah perjalanan spiritualitas yang memberikan pertumbuhan di dalam pengikutan mereka di dalam Yesus Kristus. Nomensen bisa datang ke tanah Batak, bukan karena inisiatif sendiri. Selain panggilan Allah, ada orang-orang sebelumnya yang menjadi teladan pelayanan dalam hidupnya.
3. Dinamika Injil itu sendiri. Pada saat kita melihat Yesus berbicara dengan Nikodemus, kita belajar melihat bagaimana Nikodemus yang telah memiliki teologi, pengalaman rohani, akademik, jubah agama pun harus “dilahirkan kembali”. Selama ini, apa yang dapat kita pelajari dari pembicaraan Yesus- Nikodemus? Knowing, Being dan Doing is not enough. Love and Justice ditimpakan kepada Yesus Kristus karena semua manusia telah jatuh ke dalam dosa. Murka Allah adalah konsekuensi yang harus mereka terima. Meski demikian, melalui Yohanes 3 dan Roma 3 memberikan sebuah kunci bahwa hanya di dalam Kristus, baru kita dapat knowing, being dan doing yaitu di atas dasar Loving. God of knowing, God of being, God of doing.
4. Takut kepada Tuhan. Dengan konsep loving inilah kita baru dapat melihat kematian dan kebangkitan-Nya memberikan spiritual impact kepada setiap kita untuk membunuh “self hatred” menjadi “self-denial”, “self love” menjadi “self affirmation”. Ini konsep dari John Stott.

Inilah command dari Allah – believe in Christ and you shall be saved. The Gospel is command.

In His Love
Daniel Santoso
Beijing, China

From Paradise to Calvary

From Paradise to Calvary. Bagaimana kita mengerti hal ini? Bagaimana kita melihat benang merah yang menghubungkan Surga dengan Kalvari? Surga dipahami sebagai a place of perfection. Menurut John Macarthur, Surga adalah:
a. Perfect Pleasure. Kenikmatan sempurna yaitu di dalam hadirat Tuhan. Berada di dalam hadirat Tuhan adalah the fullness of joy (kepenuhan sukacita).
b. Perfect Knowledge. Pengetahuan sempurna (1 Korintus 13:12). Pengetahuan yang memiliki perbedaan kualitatif dengan pengetahuan manusia yaitu Kebenaran Allah.
c. Perfect Comfort. Kenyamanan sempurna yaitu di dalam kasih-Nya.
d. Perfect Joy. Sukacita sempurna.
Inilah keindahan surga. Sayangnya manusia enggak dapat menikmati surga, mencicipi surga karena manusia hidup di dalam dosa dan manusia cenderung berusaha menciptakan surga menurut imajinasinya sendiri. Mereka lebih suka mencari “perfection” menurut seleranya sendiri daripada ikut “perfection” selera Tuhan. Suatu kali saya membeli sebuah sabuk, waktu saya bawa kasih ke SPG-nya, dia kaget melihat saya, dan ia mengatakan bahwa ia akan mengambilkan sabuk yang baru dari gudang. Kenapa? Rupanya sabuk yang saya mau ambil itu ada cacatnya. Waktu ia ambilkan barang dari gudang, baru saya mengiyakan kalo sabuk yg ia bawa jauh lebih baik kondisinya daripada yang tadi saya pilih. Langsung saya tertegun sebentar memikirkan, kalau manusia begitu jeli terhadap kecacatan, kenapa mereka kok tidak jeli terhadap “perfection” Allah? Bagaimana manusia dapat menikmati “perfection” tersebut? Perfection Surga hanya dapat manusia nikmati di saat manusia menuju ke The Mount of Execution yaitu Kalvari. Buat apa manusia melihat kepada Kalvari? Seringkali kita hanya mengatakan bahwa Kalvari adalah tempat Allah menyatakan kasih-Nya kepada dunia melalui anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus.. Memang, kasih adalah message universal, memang di dalam Alkitab, hukum yang paling terutama tertulis: Kasihilah Allah dan kasihilah sesamamu. Akan tetapi, Yesus Kristus rela datang ke dalam dunia bukan hanya menyatakan aksi kasih kepada manusia saja tetapi menggenapi apa yang telah dijanjikan oleh Allah. Janji keselamatan Allah digenapi di dalam Kristus.

Kita dapat menikmati makna Jumat Agung hanya disaat kita kembali kepada konsep Kovenan Allah (Janji Allah).
1. Kovenan Allah adalah Anugerah Allah. I will be your God and you are my people. Dalam zaman konsumerisme, brand name menjadi populer sekaligus menjadi kebanggaan kita disaat kita hidup bersamanya. Misalnya kaum hawa bakal pede kalo tasnya pakai Louis Vuitton atau Gucci. Kaum adam pede kalo jasnya pakai Ermenegildo Zegna. Kaum muda-mudi bakal tampil trendi kalo mereka pakai baju merk ZARA, H&M. Mereka bangga dengan brand name tersebut. Bagaimana kita mengkaitkan ini dengan Allah? Nama Allah menjadi satu-satunya brand name yang seharusnya membuat kita bersukacita sekaligus waspada atas keteledoran kita yang bakal menjadi batu sandungan di atas nama Allah.Allah begitu suci tetapi manusia tidak dapat hidup suci karena fallen into sin. Oleh karena itu kenapa Adam mati (Kejadian 3:2) secara fisikal dan spiritual. Karena mereka telah kehilangan kemuliaan Allah. Allah adalah Kudus (Imamat 9:2). Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, tiada seorangpun dapat menyelamatkan mereka untuk hidup di dalam kekudusan Allah dan memuliakan Allah. Tidak ada jalan yang dapat memberikan arah maupun alternatif bagi manusia untuk memuliakan Tuhan dengan konsep yang benar karena manusia telah kehilangan standar dalam memuliakan Tuhan, apalagi konsep manusia tentang apa itu kebenaran. Hanya Inisiatif Allah dari Sorga yang dapat menyelamatkan manusia berdosa melalui penderitaan Yesus Kristus di atas bukit Kalvari.
2. Kovenan Allah tidak dapat dilepaskan dari Keselamatan bagi anak-anak Tuhan. Kenapa demikian? Karena tanpa Darah Kristus tercurah bagi manusia maka tidak ada keselamatan maupun pengampunan dosa yang dapat memberikan pengharapan kepada manusia dalam perjalanan hidup mereka (Ibrani 9:20, Roma 4:25). Konsep Salib Kristus yang mencucurkan darah-Nya untuk menebus dosa manusia menjadi poin krusial dalam konsep keselamatan manusia karena salib Kristus mengambil posisi dimana Adam telah jatuh ke dalam dosa saat makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden. Salib Kristus menggantikan posisi Adam, diri kita sebagai keturunan Adam. Darah-Nya membersihkan jiwa kita untuk kembali berbalik kepada Allah dan hidup di dalam kemenangan setelah dibelenggu oleh dosa Adam. Inilah kuasa keselamatan Allah bagi manusia di dalam janji-Nya. Puji Tuhan!
3. Kovenan Allah ada berkat sukacita. Oleh karena darah-Nya tercurah bagi manusia maka kita adalah milik-Nya. Tidak perlu takut terhadap kesulitan-kesulitan hidup yang pasti kita alami, karena keselamatan kita di dalam Kristus, SECURE. Justru kita harus melampaui setiap kesulitan-kesulitan yang ada karena inilah panggilan surgawi kita yang membawa setiap kita terjun ke dalam sebuah pelayanan yang dilihat dan dinilai oleh Allah untuk berani menyatakan panggilan Allah bagi anak-anak Tuhan untuk memberitakan Injil.

Sadarkah engkau atas anugerah Allah dalam hidupmu? Sadarkah keselamatan satu-satunya hanyalah di dalam Kristus? Adakah sukacita dalam kehidupanmu? Hanya kembali kepada Yesus Kristus maka engkau akan belajar mencicipi pengucapan syukur atas seluruh anugerah Allah, keselamatan dan sukacita mengikut Dia. Itulah pengenapan janji Allah yang seharusnya menjadi makna jumat Agung kita semua . Itulah Kovenan Allah yang turun dari Surga datang ke dalam dunia, Kalvari yaitu di dalam Kristus., From Paradise to Calvary – From A Place of Perfection to The Mount of Execution. Only Christ, The Only Way To God. Tuhan memberkati.

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

Karya Allah dalam Kebangunan Rohani

Tahun 1931 sebelum Masehi, Kerajaan Israel terpecah menjadi dua negara bagian yaitu negara israel utara dan negara yehuda. Dalam kerajaan Utara tercatat 7 pembesar yang jahat:
a. Yerobeam (1 Raja 12:28-32)
b. Nadab (1 Raja 15:26)
c. Baesa (1 Raja 15:27)
d. Ela (1 Raja 16)
e. Zimri (1 Raja 16:20)
f. Omri ( 1 Raja 16:25-26)
g. Ahab (1 Raja 16:30-31).

Inilah kemerosotan moral bangsa sekaligus kemerosotan rohani kerajaan Utara yang telah jatuh ke dalam kejahatan dan melakukan penyembahan bukan kepada Tuhan tetapi menjadikan self menjadi Tuhan. Dalam hal ini, kita dapat melihat Allah membenci dosa manusia dan itu straight dan absolute. No offense! Kita harus memahami Allah yang membenci dosa manusia adalah Allah yang mengasihi manusia. Dalam Kejadian 3, manusia yang diciptakan menurut imago Dei jatuh ke dalam dosa dan manusia kehilangan kemuliaan Allah tapi Allah masih menyatakan kasih-Nya agar manusia dapat kembali kepada-Nya dengan takut kepada Allah dan Kebenaran-Nya. Auchwiz, tempat pemusnahan ribuan orang Yahudi yang menjadi saksi bisu kamp konsentrasi tentara Nazi yang menjadi lambang kekejaman sejarah masa lalu maupun sebagai produk barbarisme modern (Adolph Adorno). Ada hal yang menarik di dalam sejarah tragis tersebut. Kaum Yahudi menjadi victims, mereka memiliki ketakutan manusiawi, tetapi mereka lebih takut kepada Allah Yahweh, mereka tetap berdoa dan membaca Taurat meskipun mereka mengalami “violence”. Mereka mempercayai Tuhan yang melihat keberadaan mereka dan mereka tetap mengharapkan kedatangan mesias (bukan Mesias).

Tuhan mengirimkan Elia, orang Tisbe dari Gilead. Siapakah Elia? Ia bukan orang akademik, ia bukan orang kaya, ia bukan orang yang punya pengaruh kekuasaan yang besar, ia bukan siapa-siapa! Tapi Tuhan mau pakai seorang Elia untuk melakukan perkara Allah, sesuai dengan nama Elia sendiri yaitu Tuhan adalah Allahku, maka suara Tuhan mengelegar dari suara seorang Elia. Inilah tindakan Allah yang sanggup menghidup kembali orang berdosa untuk dapat menyatakan Firman dengan konsep kekudusan Allah.

Walter Kaiser, Jr, seorang Biblical scholar dari Gordon Corwell Theological Seminary memberikan gambaran mengenai tiga karya Allah dalam perikop diatas:
1. Allah membuat kita teguh (1 Raja 18:1-20). Allah memberikan keberanian di dalam kebenaran-Nya untuk menegur sesama orang percaya (dalam hal ini, Obaja, orang saleh yang mendapat jabatan dalam negara yang “korupsi” ditegur olehnya). Kalo memang ada kesulitan, bukan lari dari kesulitan tetapi bagaimana kita menghadapi kesulitan? Ayat 17-20, Allah memberikan keberanian di dalam kebenaran-Nya untuk menegur orang fasik. Tidak ikut jalan Tuhan berarti mencelakakan diri sendiri, Tidak ada kebenaran berarti meninggalkan perintah Allah. Hidup di dalam kepalsuan berarti mengikuti Baal. Seringkali kita telah memegang kebenaran, tetapi dunia kita menolak kebenaran tersebut sehingga suara kebenaran yang ada di dalam diri kita masih teredam sehingga nyaris tidak ada suara kenabian muncul menyatakan kebenaran itu hidup. (Markus 6:20, Kisah 24:25). Akhirnya kita cenderung mengajak Tuhan ikut kehendak kita, bukan kita yang mengikuti kehendak Tuhan. Seyogyanya, kita mengingat Tuhan sebagai Tuhan, bukan mesin ATM yang dapat menjadi mesin uang yang memuaskan setiap kita yang hendak mengambil seberapa besar nominal yang kita mau. Allah jauh melampaui kehendak manusia maka manusia tidak mungkin dapat memahami kehendak-Nya, kecuali manusia rela bertekuk lutut dengan rendah hati berdoa dengan sungguh-sungguh memohon hati yang peka terhadap setiap kehendak Tuhan di dalam hidupnya.
2. Allah menyatakan kuasa-Nya kepada kita (1 Raja 18:21-39). Saat ini, Elia adalah orang yang paling tersendiri. Ia minoritas. Tetapi bersama dengan Allah, Elia justru adalah majority. Kondisi mereka, banyak yang timpang dan cabang hatinya alias tidak tegak, tidak konsisten dan bergerak lamban.dalam mengenali kuasa Allah sampai api dari surga turun baru mereka sadar dengan spontan bahwa Tuhan, Dialah Tuhan, Dialah Allah. Kenapa bisa demikian? Karena mereka tidak bersama-sama dengan Tuhan (Matius 12:30).
3. Allah menjawab doa-doa kita dalam waktu Tuhan. Doa Elia di bukit Karmel menunjukkan betapa elia bukan superman, Elia hanyalah orng biasa yang memiliki sesungguhan untuk berdoa dan kembali kepada Allah. Elia rela “dihidupkan kembali” di dalam Allah dan kebenaran-Nya. Dimanakah kesungguhan saudara dan saya? Jangan bersembunyi dibalik doktrin kedaulatan Allah, justru kita harus sadar bahwa semakin mengerti kedaulatan allah seharusnya kita semakin memahami panggilan hidup kita di dalam lawatan ilahi Allah. Lawatan Ilahi Allah yang membawa kita untuk mengutamakan Allah, berlutut memohon revival terjadi dalam hidup dan kesungguhan hati berdoa tanpa henti kepada Tuhan.


Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...