Tuesday, February 13, 2007

Requiem

Telah Pulang ke Rumah Bapa, Sdri Erna Tan, seorang kristen yang cinta Tuhan, rajin melayani Tuhan, mendengar Firman Tuhan, bersaat teduh menggumuli Firman Tuhan, berdoa kepada Tuhan untuk keluarga, saudara, teman-teman baik kristen maupun non kristen. Secara manusiawi, setiap kita mungkin mengalami “ keterhilangan “ figur yang spesial maupun “ keterpisahan “ antar batas dan tanpa batas sehingga airmata kita terus membanjiri jiwa dan fisik kita, tetapi saya menggumuli cintanya kepada Tuhan maupun sesamanya itulah yang selalu dekat dengan kita. Saya menyukai sebuah statement dari Kahlil Gibran ( seorang katolik maronite ) , cinta lebih kuat dari kematian. Pertama, karena dalam cinta ada harapan di dalam kesetiaan maka disitulah ada keabadian jiwa. Kedua, cinta lebih kuat dari kematian karena cinta tidak mengenal batas-batas biologis. Cinta melebihi kematian biologis. Ketiga, cinta adalah anugerah Tuhan yang abadi yang menyatakan Kebaikan Tuhan.

Bagaimana kita merenungkan “ Requiem “ ? Thomas A Kempis memberikan explanation :
Hidup kita akan tamat, lebih baik kita merefleksikan bagaimana keadaan kita. Jangan hanya melihat keadaan sekarang saja tetapi siapkan dirimu menghadapi waktu yang akan datang melalui hari ini karena jika hari ini saja kamu tidak siap, bagaimana dengan hari esok. Oleh karena saya percaya setiap manusia harus memiliki pergumulan antara hidup dan mati. Saya percaya bahwa Tanpa pergumulan maka manusia kehilangan semangat hidup, kehilangan nilai hidup, kehilangan target hidup – sebenarnya orang yang demikian sudah mengalami kematian.
umur panjang tetapi tidak memperbaiki hidup, tiada gunanya ! lebih baik hidup sehari saja tetapi berguna daripada hidup panjang tetapi tiada guna. Banyak orang mengatakan kematian itu menakutkan tetapi Thomas A Kempis mengatakan bahwa justru umur panjang itulah menakutkan karena manusia mudah meninggalkan konsistensi maupun kesetiaan kepada Tuhan. Bagaimana dengan saudara dan saya ? Hari ini kita masih hidup, apakah hidupmu setia kepada Tuhan ? terujikah kesetiaanmu kepada Tuhan ? sampai kapan kamu setia kepada Tuhan ? jangan lelah, terus perjuangkan kesetiaanmu kepada Tuhan !

Saudara, keluarga kita memang penting tetapi kita harus memperhatikan juga harta yang kekal yaitu keselamatan di dalam Kristus. Sekali datanglah saatnya, kita ingin benar mengalami satu hari bahkan satu jam saja untuk memperbaiki diri kita dan kita tidak tahu, apakah kesempatan memperbaiki diri itu kita peroleh atau tidak ?

Introspeksi dirimu dan selalu ingat akan dipanggil Tuhan maka kita akan terlepas dari bahaya. Seringkali kita mengganggap tindakan tersebut adalah tindakan pembiusan diri agar selalu takluk dalam “ ketakutan “ kepada Tuhan tetapi justru takut akan Tuhan adalah awal dari pengetahuan.

saat pagi tiba, jangan kita berani mengatakan kita masih ada di malam hari. Kita gak tahu kapan kita mati. Seringkali kita terlalu percaya diri bahwa di waktu-waktu akan datang kita pasti masih ada padahal dari manakah mereka tahu kalo mereka masih ada ? hanya belas kasihan Tuhan sahaja yang memberikan kesempatan mereka untuk tetap hidup.

Kita adalah orang asing di duniawi ini karena gak punya tempat tinggal yang kekal, hanya disanalah tempat tinggal kita yang kekal. Disini kita kembali kepada prioritas kita sebagai manusia yang diciptakan untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan. Disini manusia diciptakan untuk rencana kekal Tuhan maka manusia bukan diciptakan untuk mencintai duniawi tetapi mencintai kekekalan. alangkah bijaksana dan bahagianya jika kita menomorduakan keinginan duniawi dan menomorsatukan kebajikan, cinta, cinta hukum, taat, menyangkal diri dan menerima dengan sabar segala kesukaran demi cinta kasih akan Kristus.

Puji Tuhan ! “ Requiem “ bukan mematikan semangat hidup manusia untuk jatuh ke dalam kenikmatan mengutuki kesusahan tetapi justru membuat hati manusia sadar atas keterbatasannya bahwa manusia masih hidup di “ exile “ agar manusia senantiasa terus berakar di dalam Tuhan dan menjalani kesusahan dengan fighting spirit yang optimis. Marilah kita pelayan Tuhan, terus berakar di dalam Firman Tuhan dan berjuang dengan fighting spirit yang optimis untuk melihat janji Tuhan yang akan digenapi yaitu jiwa-jiwa yang pulang ke Rumah Bapa dengan sukacita. Amen.

Dalam Sukacita-Nya
Ev. Daniel Santoso
Beijing, China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...