Wednesday, May 21, 2008

May 12 Memorial Day


12 Mei 2008, gempa bumi Shichuan berkekuatan 7,9 skala richter di Wenchuan, Sichuan yang telah menewaskan 15.000 orang lebih merupakan tragedy terbesar dialami china after tahun 1976 yaitu gempa bumi Thangsan yang menewaskan 242.000 orang. Pemerintah RRC mengelar tiga hari belasungkawa tuk mengenang korban gempa Sichuan. Tidak sedikit, orang china maupun overseas yang menyatakan belasungkawanya baik melalui memasang bendera setengah tiang, memasang lilin di malam hari bahkan membaca puisi-puisi penghiburan terhadap keluarga korban. Sebagai seorang foreigner yang “ numpang “ tinggal di China, saya cukup terbawa untuk hanyut ke dalam kesedihan bangsa komunis ini, betapa tidak, setiap hari kuikuti perkembangan upaya militer menyelamatkan jiwa-jiwa disana, hasilnya hampir nihil karena hampir semuanya ditemukan dalam keadaan mengenaskan dan mati. Saya cukup respek ( sebatas kagum ) terhadap kepedulian sosial Yayasan Tzu Chi dari Taiwan yang always cepat tanggap dalam memerankan dirinya sebagai tim luar negeri menolong korban. Di dalam dunia artis, Leehom Wang mewakili World Vision Taiwan menghimbau muda-mudi untuk mengambil bagian dalam menggalang dana sosial untuk korban gempa disana. Mengapa mereka melakukan semua ini ?


Semua karena diri mereka belajar mengasihi others. Kenapa demikian ? karena mereka sama-sama manusia, bisa merasakan atau meraba-raba bagaimana hidup di dalam kesulitan, kepedihan, kesakitan maupun ketakutan apalagi kurangnya kebutuhan sandang, pangan, papan. Akan tetapi apakah kasih mereka kepada others adalah the best goal dari kehidupan manusia ? Di dalam Reformed Theology, kita harus belajar mengasihi Allah dengan benar maka kita dapat mengasihi others dengan benar juga. Akan tetapi kesulitan manusia hari ini adalah melihat bencana alam yang merenggut ribuan nyawa manusia termasuk anak-anak kecil yang masih ingusan. Bagaimana orang kristen menanggapi hal ini ?


Di dalam CNN Weekend, Larry King mengangkat sebuah topic marak “ September 11 ; Where was God ? “, diajukan kepada beberapa tokoh-tokoh agama dan spiritualitas. Salah satunya adalah John Macarthur, senior pastor dari Grace Community Church, Sun Valley, yang kembali kepada kemutlakan Alkitab sebagai Firman Tuhan yang memaparkan kedaulatan Allah yang sesuai dengan rencana kekal-Nya dan Macarthur menanyakan “ jika kita bertanya “ why didn’t God stop that “ maka sebenarnya kita memiliki “ a huge question “. Maksudnya “ Is God going to stop all dying ?”.


Dalam Lukas 13:3, mereka bertanya kepada Yesus “ apakah 18 orang yang tertimpa menara dekat Siloam lebih “ parah “ daripada orang lain yang diam di Yerusalem ? “. Yesus justru menjawab “ you better repent or you will likewise perish “. Yesus sendiri yang mengatakan sendiri bahwa “ repentance is the key to life and salvation “. Bagaimana kita bercermin melihat korban ? Seharusnya kita dapat melihat kerusakan total kehidupan kita sebagai manusia yang “ fallen into sin “ dan mengalami “ total depravity “ sehingga kita masih hidup karena belas kasihan Tuhan diberikan “ more longer “ untuk menikmati anugerah Tuhan, menikmati hidup tetapi setelah kematian, setiap kita harus mempersiapkan diri bahwa kita tidak bisa melarikan diri dari maut karena itulah upah dosa. Siapakah yang dapat memberikan pengharapan kepada manusia after death. Kembali kepada otoritas Alkitab, Kristus satu-satunya pengharapan kita, Allah yang rela inkarnasi menjadi manusia tanpa dosa, rela mati menebus dosa saudara dan saya maka pertobatan harus diatas nama Kristus karena dialah satu-satunya jaminan keselamatan yang memberikan pertobatan sejati kepada kita. Oleh karena Allah mengasihi kita maka selayaknyalah kita belajar mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita seperti Allah mengasihi mereka juga.


Hanya kembali kepada Allah di dalam Alkitab ( bukan humanis) yang menyatakan identitas Allah sebagai “ The Creator and Sustainer of Universe “ , Ia berdaulat atas semuanya … Ia yang berinkarnasi dalam Yesus Kristus, turun ke dalam dunia, mati diatas kayu salib untuk menebus dosa manusia agar manusia dapat diselamatkan dan menikmati surgawi. Bagaimana dengan korban gempa bumi di Sichuan bagi kita semua ? John Macarthur memberikan sebuah inspirasi kepada setiap kita untuk melihat kematian mereka sebagai “ a wake up call for us to prepare for that “. So guys, are you ready ?


Dalam Kasih-Nya

Daniel Santoso

Beijing. China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...