Thursday, November 04, 2010

Kristus, Reformasi dan Kebangunan Rohani

Kebangunan Reformasi tidak dapat dilepaskan dari Yesus Kristus sebagai satu-satunya daya tarik sejati bagi setiap manusia dapat mendengar, mencari, menemukan, menyaksikan dan memberitakan kesakralan serta kebenaran Allah yang memberikan pengharapan sejati bagi jamannya. Celakanya, banyak orang mengakui dirinya kristen tapi tidak mengenal Yesus Kristus dengan akurat. Apalagi, Hari Reformasi, tidak didengar lagi dengungan kotbah reformasi yang diteriakkan di dalam gereja, apalagi di luar gereja. Gereja lebih memilih masuk ke dalam kenikmatan “Kebangunan Rohani” menurut definisi mereka. Peringatan Reformasi sudah tidak dianggap penting. Now, Kebangunan Rohani dianggap “necessity” dalam kekristenan. Kelihatannya logis, Namun dewasa ini, banyak KKR-KKR diadakan di seluruh dunia, tetapi sungguhkah “Kebangunan Rohani Sejati” itu terjadi? Banyak KKR Palsu yang telah membius jutaan orang bukan lagi mencari Yesus Kristus, satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup sebagai fokus utama, melainkan berharap lebih kaya, kesehatan lebih terjamin, hidup jauh dari kesulitan, entertaiment yang memuaskan selera, perut kenyang dengan makanan penuh selera. Alamak, inikah kebangunan rohani sejati? Bukan! Kebangunan Rohani tidak dapat dilepaskan dari Kristologis yang sejati dan Semangat Reformasi. Bagaimana kita memahami hal-hal tersebut?

YESUS

Bagaimana saudara mendefinisikan Yesus Kristus? Jawabannya adalah You cannot! Why, karena kita harus kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber yang otoritatif memberikan kebenaran yang pasti mengenai siapakah Yesus, karena Alkitab adalah Firman Tuhan yang “dinafaskan” dari Allah. Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa (Yohanes 14:6 – ucapan Yesus dan Kisah Para Rasul 4:12 – ucapan Rasul Petrus) maka Tuhan memberikan panggilan kepada setiap anak-anak Tuhan untuk memberitakan Injil dan mengalami penyertaan Tuhan (Matius 28:19-20) sebagai pemberita Injil/ kristen. Istilah “kristen” pertama kali muncul dalam Kisah Para Rasul 11:26, 26:28 dan I Petrus 4:16) dan mereka terpanggil untuk menjalankan kewajiban untuk mengimani Injil dan memberitakan Injil bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan manusia dapat kembali kepada Bapa. Seorang teolog Amerika, Josh Mcdowell, dalam bukunya “More Than Carpenter’ menulis sebuah pertanyaan: Why Jesus is so Different? Mcdowell menjawab: Because No ones claim to be God, but Jesus did. Inilah keunikan kekristenan. Jika keunikan tidak ada dalam kekristenan, maka kekristenan sama saja dengan agama-agama kepercayaan lainnya. Kristus, satu-satunya jalan, kebenaran dan keselamatan hidup yang bukan karena perbuatan baik tetapi karena anugerah Tuhan (Titus 3:4-8). Problemnya, banyak gereja dan orang kristen sendiri berani lancang melakukan reinterpretasi terhadap Firman Tuhan yang absolut dan tidak dapat diganggu gugat demi “market-oriented philosophy”. Mengutip Pdt. Dr. Stephen Tong, Inilah kebobrokan yang paling bobrok dalam abad 20 yaitu: membuang Firman Tuhan.

GERAKAN REFORMASI

Martin Luther (1483-1546), seorang biarawan dari ordo Agustinian dan professor theology di Catholic University of Wittenberg yang dianggap sebagai “the turning point of reformation”. Akan tetapi benarkah Luther pencetus reformasi sejati? Padahal, Teologi Martin Luther bukanlah teologi yang baru. Sudah ada “the morning star of reformation” mendahului Luther. William Ockham (1288-1348), Ia mendeklarasikan bahwa “God is known by faith in his revelation, not by reason examining his creation”. Hanya kembali wahyu Allah maka kita dapat mengenal Allah yaitu kembali kepada Alkitab. John Wycliffe (1324-1384), Ia memperjuangkan semangat reformasi di England untuk membawa semangat “back to the Bible” bukan hanya dinikmati oleh kaum elit rohani dan kaum bangsawan, tetapi bagi semua orang termasuk rakyat jelata. Inilah perjuangan reformasi. Dilematisnya, hari ini setiap orang kristen memiliki Alkitab tetapi mereka kurang sungguh-sungguh bercermin di hadapan Tuhan melalui saat teduh mereka setiap hari. Dalam hal ini orang kristen yang malas baca Alkitab juga harus bertobat!

Martin Luther, Ia membaca Alkitab, menemukan konsep sentralitas teologinya dalam konsep iman dan janji Tuhan yang bersumber dari Yesus Kristus yaitu:
a. Sola Scriptura – Hanya Alkitab satu-satunya kacamata tanpa dosa yang akurat.
b. Sola Gratia – 100% anugerah Allah diberikan baik kepada orang kristen maupun non kristen.
c. Sola Fide – Saat kita menerima Firman, itu anugerah Allah. Kita belajar mengimani Firman karena semua adalah pemberian Allah.
d. Solus Christus – Allah yang mana? Hanya melalui Yesus Kristus satu-satunya Allah yang menyatakan jalan, kebenaran dan hidup.
e. Solideo Gloria – takut akan Tuhan adalah awal dari segala pengetahuan dan
segala kemuliaan hanya bagi Allah dan biarlah setiap kita dapat menikmati Dia.

Luther pernah mengunjungi Roma, kota para martir, lalu Luther membeli surat indulgensia untuk menyelamatkan kakeknya. Melalui memanjatkan doa bapa kami dan menjalankan ritual asketis di tangga gereja. Setelah melakukan semuanya itu, ia merenungkan kembali atas apa yang telah ia lakukan di Roma. Akhirnya Luther bercermin kembali di hadapan Firman Tuhan dan ia menemukan kesalahan-kesalahan fatal di dalam gereja baik dalam konsep keselamatan dan konsep positioning gereja. Kenapa Luther berani melakukan hal ini? Luther tidak berjuang untuk kesenangan sendiri. Ia melihat ajaran Firman Tuhan yang telah diselewengkan oleh gereja “established” sehingga ia berani menempelkan 95 tesis di gerbang gereja Schloakirche di Wittenberg untuk melawan konsep purgatory, penjualan surat penebusan dosa orang yang sudah meninggal dunia (surat indulgensia) dan sebagainya. Luther menerima serangan baik dari dalam gereja maupun luar gereja. Kondisi gereja Katolik pada abad ke 16 menjadi semakin bergeser, gereja mengajarkan bahwa untuk mendapatkan pengampunan Tuhan atas dosa-dosa yang telah dilakukan seseorang, seseorang harus melakukan work of penance menjadi perantara antara pendosa dan Tuhan, Bahkan gereja pada puncak kegelapannya “menjual” anugerah pengampunan dan pembenaran oleh Tuhan demi memperoleh dana untuk gereja St. Peter Basilica di Vatikan. Itulah kesalahan fatal yang dilakukan oleh Paus Leo X yang memiliki ambisi untuk merenovasi Catheral of St. Peter Basilica. Butuh biaya besar maka memperalat teologi keselamatan. Pertanyaan reflektif bagi kita semua adalah Teologi mempengaruhi situasi atau Situasi mempengaruhi teologi? Bahkan Paus Leo Xmengundang biarawan kondang bernama Johann Tetzel untuk memimpin KKR-KKR keliling Eropa demi menjual surat indulgensia dan mengumpulkan dana untuk renovasi St. Peter Basilica. Akhirnya, Johann Tetzel ditentang oleh Martin Luther. Meskipun Pihak Vatican mendukung Tetzel, dia didakwa telah menggelapkan dan mencuri uang oleh Karl Von Miltitz hingga Tetzel down dan akhirnya dia menjauhi publik sampai Tetzel meninggal dunia. Jadi, Luther meneriakkan “Sola Scriptura” untuk membawa gereja, hamba Tuhan, jemaat Tuhan, pemerintah, rakyat jelata kembali kepada otoritas Allah melalui Firman-Nya, bukan gereja.

Saya baru membaca sebuah artikel dari Fr. John Whiteford yang berjudul “Sola Scriptura: in the vanity of their minds” yang memberikan kritik terhadap “Sola Scriptura”, bahwa denominasi Protestan telah lari terlalu jauh dari tradisi gereja (katolik). Whiteford menganggap “Sola Scriptura” telah menyebabkan perpecahan gereja yang melahirkan beragam denominasi-denominasi yang kelihatannya sama-sama membaca Alkitab, tetapi berbeda di dalam aplikasi pribadi dan komunitas denominasi masing-masing. Whiteford mengatakan bahwa gereja semestinya melawan ajaran-ajaran bidat, tetapi justru gereja memproduksi denominasi-denominasi bidat. Konklusi dari whiteford adalah gereja kacau karena “Sola Scriptura”. bagaimana opini saudara mengenai hal ini?

“Sola Scriptura” dicetuskan oleh Martin Luther, bukan melawan Allah diatas gereja. Luther justru melawan gereja yang telah salah menafsirkan otoritas gereja atas kebenaran Allah. Luther mempercayai Firman Allah cukup memberikan “defense” melalui Diri-Nya sendiri. John Piper mengatakan bahwa Firman Allah bukanlah perkataan yang mati atau tidak efektif. Justru, didalamnya ada kehidupan dan perkataan itu membuahkan hasil. Apa yang dilakukan oleh Firman yang hidup dan efektif ini? menyingkapkan siapa diri kita sesungguhnya maka kita perlu bercermin di hadapa Firman-Nya dan pekerjaan Roh Kudus memimpin kita untuk mengenal kebenaran-Nya dengan “back to the bible”.

Bagi Gereja Roma Katolik, Sola Scriptura bukan solusi, tetapi justru problem karena Alkitab bukanlah self-interpreting sehingga hasilnya chaos. Bagi Gereja Roma Katolik, kita perlu mendasarkan prinsip teologis di dalam II Tesalonika 2:15 bahwa gereja memiliki otoritas atas Firman Tuhan yang diturunkan baik secara oral maupun tertulis oleh para rasul. Dalam hal ini, gereja mengangkat pentingnya magisterium dalam kebenaran. Itulah sebab gereja roma Katolik menganggap “Sola Scriptura” adalah bidat. bagaimana menurut saudara? Reformed tidak menolak gereja punya otoritas untuk mengajarkan Firman Tuhan, justru Reformed harus tekun menjalankan aktivitas rohani tersebut. Di dalam I Timotius 3:15 menyatakan gereja adalah pilar dan fondasi dari kebenaran. apa itu kebenaran? kebenaran adalah Yesus Kristus. bagaimana kita dapat mengenal Yesus Kristus? Alkitab. Gereja harus memberitakan kebenaran dan membawa jiwa-jiwa tersesat percaya kepada Yesus Kristus, satu-satunya juruselamat dunia. Tetapi gereja tidak mendapatkan wahyu maupun otoritas untuk memerintah ajaran Alkitab. Hanya Kristus, sebagai kepala gereja satu-satunya yang berhak memerintah dan “menafaskan” Kebenaran kepada gereja dan orang benar. problemnya, gereja terlalu berani mengotori kesucian prinsip Firman Tuhan dengan “human interpretation” sehingga posisi otoritas gereja menjadi “false”. James White memberikan contoh di dalam Matius 22, ketika Yesus berdebat dengan kaum Saduki (menolak konsep kebangkitan), Yesus berani memberikan kritikan pedas kepada mereka karena mereka tidak kembali kepada kebenaran yang “dinafaskan” Allah, melainkan meragukan Firman serta membuang keutuhan Firman ke dalam recycle bin sampai empty. Yesus berkata, "You are in error because you do not know the Scriptures, nor the power of God, for in the resurrection, they neither marry nor are given in marriage but are as the angels in Heaven. But concerning the resurrection of the dead have you not read what God spoke to you, saying 'I am the God of Abraham, the God of Isaac and the God of Jacob.'" James White memberikan explanation bahwa perspektif Yesus adalah perspektif yang “biblical” dan “senafas” dengan Firman Allah. Scripture is God speaking to man. It is theopneustos. God-breathed. inilah keunikan “Sola Scriptura”. Mazmur 119:89 "Your word, Oh, Lord, is eternal. It stands firm in the heavens." Jadi, siapa yang sesungguhnya bikin kacau?

Dalam Anugerah Allah, Luther mendapatkan pengertian yang benar melalui Roma 1:17 bahwa manusia hanya hidup oleh iman saja (Justification by faith alone) dan mengandung dua aspek penting yaitu pengampunan dosa dan pendeklarasian status sebagai orang benar di hadapan Allah. Manusia telah jatuh ke dalam dosa maka imej manusia telah terdistorsi oleh dosa. Siapapun manusia, mereka tidak dapat melepaskan diri dari belenggu dosa, apalagi menyelamatkan sesamanya manusia dari belenggu dosa. It doesn’t work!

SEMANGAT REFORMASI
Hanya melalui penebusan dosa di dalam Kristus maka ada keselamatan hidup kekal dan kita hidup dengan “new status” yaitu menjadi orang benar. Automaticly? Di dalam dunia, “new status” tersebut kita jalani dalam “ progressive sanctification” hidup menyerupai Kristus sampai kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya, baru kita diubahkan (1 Korintus 15:49). Dasar pembenaran Allah adalah ketaatan sempurna Kristus dalam menjalankan perintah Allah yang secara anugerah diberikan Allah kepada orang berdosa seperti anda (Roma 5:19). Everthing harus kembali kepada God-centered. Itulah semangat reformasi yang membangunkan setiap anak-anak Tuhan yang tertidur untuk berjuang melayani jaman ini sesuai kehendak Tuhan.

FAKTA

Dalam Gereja, banyak ajaran yang kacau balau karena kelancangan mereka melakukan reinterpretasi yang jauh dari kebenaran Tuhan sehingga tidak sedikit gereja, hamba tuhan dan jemaat Tuhan yang menjadi batu sandungan bagi orang lain. Mereka melayani tapi bukan menurut kehendak Tuhan, tetapi menuruti kehendaknya sendiri. Kenapa Anton Lavey dapat berubah dari penganut kristen akhirnya menjadi pendiri gereja setan? Karena kemunafikan pelayan Tuhan yang kelihatan religius tapi akhirnya ketahuan kalo dibalik kereligiusan mereka, ada penipuan. Tidak heran, Anton Lavey lebih memilih “jujur” dalam hidup bersama setan daripada orang kristen yang “menipu” dengan kedok kristen padahal pecandu dosa.

Luar Gereja, banyak orang sudah tidak peduli lagi akan Allah dan menjadi free thinkers. Mereka menganggap lebih baik jalani hidup baik-baik, itu cukup! Banyak orang menganggap agama telah membuat mereka confusing dan tidak sedikit dari mereka telah dikecewakan oleh ulah orang beragama dan mempermainkan kekristenan seperti Bobby Henderson. Seorang pemuda yang menjadikan agama kekristenan menjadi parodi melalui “pastafarianism movement” dari The Flying of Spaghetti Monster.

Ini sebagian dari keadaan manusia jaman ini. So, bagaimana kita meresponinya? Alkitab berkata “Mintalah, maka semua akan diberikan pada-Mu”. Marilah kita memohon kebangunan rohani hadir bagi jaman ini. Marilah kita bertekuk lutut berdoa bagi setiap orang kristen agar mereka bukan jadi batu sandungan tapi batu karang yang teguh, beriman dan aktif memberitakan Kristus ke seluruh dunia dan mengalami penyertaan-Nya. Mari kita berdoa bagi orang non kristen agar Tuhan berbelas kasihan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendengar Injil, bertobat, mengakui dosa dan menerima Kristus sebagai juruselamat pribadinya.Biarlah kita berseru kepada Tuhan untuk memohon kebangunan rohani terjadi di jaman ini.

KEBANGUNAN ROHANI
Pdt. Dr. Stephen Tong memaparkan tanda-tanda kebangunan rohani:
1. Ada Visi Sejati – kebangunan sejati hanya datang dari visi yang benar dari Tuhan karena visi adalah suatu sharing Tuhan Allah yang membukakan rahasia rencana kekal-Nya dan apa yang Ia mau kerjakan di bumi bagi umat-Nya. Visi berarti kita melihat rencana kekal Allah. Tanpa Visi, kita binasa. Ada Visi, Ada Pengharapan, Ada kehidupan.
2. Ada Firman Sejati – Kebangunan sejati terjadi ketika kita kembali mendengar suara dari Firman Tuhan untuk mengarahkan apa yang dilihat.
3. Ada Iman Sejati – Kebangunan membentuk iman kepercayaan yang sejati yaitu dalam doktrin/ pengajaran yang benar yang akan membentuk iman kepercayaan.
4. Ada Pemikiran Sejati – Kepercayaan sejati akan disusul dengan pemikiran-pemikiran yang benar. Dr. Tong mendefinisikan iman adalah kembalinya rasio untuk setia kepada kebenaran, berhenti berbuat dosa dan hidup suci sesuai kehendak Tuhan.
Adakah visi sejati, Firman sejati, iman sejati, pemikiran sejati pada zaman ini? Hanya dalam KRISTUS, Satu-satunya Juruselamat Sejati, Satu-satunya Reformator Sejati dan Satu-satunya Pembangun Kerohanian Sejati. Mari kita datang kepada-Nya dengan haus akan air hidup-Nya. Selamat memperingati hari Reformasi.

By His Love
Daniel Santoso
Xiamen, China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...