Friday, October 23, 2020

The Hope of Eternal Life

 


Hidup merupakan sebuah misteri. Maka tidak heran jika setiap kita memiliki pertanyaan dalam hidup namun apakah setiap pertanyaan kehidupan kita telah memiliki jawaban yang benar? Sebagai contoh:

Mengapa Tuhan menciptakan manusia, kalau pada akhirnya akan mati juga?

Mengapa kita makan, kalau pada akhirnya kita tahu bahwa kita akan lapar lagi?

Mengapa kita mandi, kalau pada akhirnya kita akan kotor lagi?

Mengapa kita berani mencintai, kalau kita tahu bahwa kita dapat merasakan sakit hati?

Mengapa kita percaya Tuhan disaat kita tahu bahwa Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kita?

Manusia butuh jawaban karena jawaban memberikan harapan hidup yang lebih pasti. Maka manusia memang makhluk hidup yang berharap. Ironisnya, jawaban begitu banyak perspektifnya, sehingga kita bukan takluk kepada jawaban yang benar, namun kita menyesuaikan jawaban yang kita terima sesuai dengan kemampuan kita sehingga semua harus disensor oleh kita. Benarkah seperti itu?

Perspektif Filsafat

Darimana datangnya harapan? Apa inti harapan? Bagaimana mengelola harapan sebagai dorongan kehidupan, bukan kekecewaan?

1.       Harapan adalah produk masyarakat/ social programming. Misalnya: Ahok waktu jadi gubernur, harapannya: masyarakat Jakarta penuhi kepala, perut dan dompet warganya. Kalau tidak sesuai harapan, terjadi chaos. Bagaimana menghindari hal tersebut?

a.       Pilihlah harapan yang melampaui kepentingan kita, untuk orang lain.

b.       Mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas hidup untuk menjangkau lebih luas dan lebih tinggi.

c.       Butuh kesabaran untuk bertahan mengejar harapan karena realitas kesulitan.

d.       Ada waktunya berhenti berharap dalam kebijaksanaan (kecuali di dalam Tuhan).  

Perspektif Psikologi

Menurut psikologi, pengharapan yang dibutuhkan oleh manusia biasanya ditentukan oleh:

1.       Perilaku manusia yang ditentukan oleh ketidaksadaran dimana pemenuhan kebutuhan libido sebagai dorongan utama. (Freudian)

2.       Ditentukan oleh lingkungan (stimulus-respon) alias behavioralsime Pavlov dan Skinner. Tergantung pada intensitas stimulus yang diberikan. Ada rangsangan dari luar.

3.       Menolak poin 1 dan 2, Humanism menekankan Kehendak bebas dan spontanitas sebagai dorong dalam sikap dan perilaku (Maslow & Carl Rogers) baik masa lalu, konteks kekinian maupun kehendak bebas.hrs ada manifestasi dan aktualisasi.

Semua teori diaatas memiliki cara melihat tujuan sebuah sikap dan perilaku berbeda2 namun masalahnya apa yang menyebabkan sebuah tujuan dan motivasi dibalik semuanya? Ketika tujuan tidak tercapai, muncullah frustasi (keadaan tidak mampu mengatasi hambatan dalam pencapaian tujuan). Jika berlarut-larut sampai 3 bulan, stadium berikutnya adalah depresi.

Kehilangan tujuan dan harapan adalah musibah terbesar yang dapat terjadi pada siapa saja bahkan memasuki semua aspek kehidupan manusia. Harapan adalah alasan kenapa manusia dapat melangkah dan tujuan adalah alasan manusia memiliki arah.

Rupanya hidup kita tidak sesuai ekspektasi kita. Kita belajar bagaimana berharap pada diri sendiri maupun berharap terhadap orang lain sebagai standar hidup. Ini pelajaran berharga yg Tuhan berikan. Namun, tidak stop sampai disana! Belajar berharap kepada Tuhan adalah pelajaran paling penting yang dewasa ini hilang dari vocabulary kehidupan kita. Kesibukan kerja, studi, pelayanan kita telah mengaburkan pentingnya kita berharap kepada Tuhan namun Tuhan tetap pada diriNya, Ia berdaulat atas segala sesuatunya. Ia lebih mengenal kita dibandingkan dengan siapapun, termasuk diri kita sendiri. Karena pada dasarnya, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Perspektif Biblikal

 What is eternal life? Hidup yang tidak mati2?

Hidup yang kekal bukan berarti seseorang tidak akan mati. Tidak pernah mati juga bukan berarti bahwa memiliki hidup yang kekal. Eternal life: to continued life after death. Setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16). Inilah hidup yang kekal itu yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”. (Yohanes 17:3). Banyak orang punya pengetahuan tentang Tuhan (theology) namun tidak punya pengenalan akan Tuhan. Disaat Tuhan tidak mengenal kita maka kita akan dienyahkanNya. (Matius 7:21-23). Kalau Tuhan mengenal kita maka kita diterimaNya. Contoh ilustrasi: Kita memiliki banyak pengetahuan tentang presiden Jokowi, namun belum tentu kita dapat diijinkan diterima di istana karena presiden tidak kenal kita maupun tidak ada appointment.

Who has no eternal life? Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kisah 4:12). Eternal life = The Gift. Hanya di dalam Yesus Kristus. Di luar Yesus Kristus, tidak ada eternal life. God himself has provided the solution, He sent His Son to pay the penalty we owed. Jesus was qualified to be our substitute because He never sinned (2 Korintus 5:21).  

 Dasar pengharapan hidup kekal

A.      By Mercy and Grace – 1 Petrus 1:3

B.      Born Again – Roma 6:5

C.      Union With Christ – Galatia 2:19b/ Galatia 2:20

 Remember! We have an enemy who actively seeks to blind people to the truth (2 Korintus 4:4). Keep sharing the good news of the gospel wherever you are. Amin. 


Pdt. Daniel Santoso

Jakarta, Indonesia

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...