Friday, May 18, 2007

In God They Trust

Biografi menjadi catatan sejarah yang penting bagi manusia untuk belajar dari pengalaman orang-orang yang telah melakukan kebajikan, kebijakan, kesalahan, kebaikan, kesuksesan, kegagalan dalam hidupnya. Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah majalah di Perpustakaan Shi Da, Taipei dan saya terpaku kepada catatan sejarah mantan-mantan presiden Amerika Serikat seperti William McKinley, Richard Nixon, James Kennedy, Abraham Lincoln, George Walter Bush maupun Bush Junior. Sebuah artikel yang berjudul “ in God they trust “.

Saya tergugah melihat beberapa statement mereka yang mengajak setiap kita mesti introspeksi diri terhadap kerohanian kita di dalam tantangan zaman dalam keagamaan maupun kebudayaan. Mantan Presiden William McKinley pada saat berada di White House mengatakan “ I went down on my knees and prayed Almighty God for light and guidance “. Meskipun statement McKinley begitu sederhana tetapi saya mengimani betul apa yang ia katakan. Hari ini berapa banyak orang-orang kristen yang berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa kepada Tuhan atas Visi dan Misi-Nya ? ironisnya, orang kristen sendiri tidak menyukai “ life style “ seperti ini karena mungkin dianggap kurang “ akademic “ atau “ old fashioned - traditional “. Inilah kejatuhan orang “ kristen “ yang hanya bersenang-senang di atas iman tanpa rasa tanggung jawab yang takut kepada Tuhan ! Saya belajar menghimbau diri saya sendiri maupun setiap orang kristen untuk mulai rela mengutamakan “ life style “ seperti ini …. “ I went down on my kness and prayed Almighty God for light and guidance “ karena saya percaya dari ketaatan berdoa dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam membawa saya untuk menikmati penyertaan Tuhan yang setia.

Mantan Presiden Abraham Lincoln juga memiliki sebuah statement yang saya imani betul dalam perjalanan saya sebagai orang kristen yaitu “ I must put all my trust in Almighty God. The Burden was more than I could bear “. Bagi saya, inilah statement orang beriman. Perjalanan hidup manusia penuh dengan liku-likunya sehingga terjalnya perjalanan hidup membuat setiap kita jatuh ke dalam rasionalisasi teologis sehingga kita kehilangan iman untuk mempercayai “ a divine work in us “ maupun “ the work of Holy Spirit “. Krisis iman terjadi karena semua “ worldview “ kita menjadi “ fragmented “ karena komunikasi yang rusak karena DOSA sehingga interpretasi, hermeneutika maupun aplikasi menjadi terbatas dan sempit. Jika demikian, gimana donk ? Dengan Iman meminta Tuhan memberikan ketaatan kepada kita meski situasi tidak memungkinkan. Saya percaya iman dari Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berada di dalam dapur api yang menyala-nyala dan mereka tetap menyerahkan semua “ trust “ kepada Tuhan, meskipun mereka hidup atau mati, mereka tidak akan menyangkal Tuhan. Ini baru kehidupan orang beriman. Charles Spurgeon mengatakan kita bisa taat pada Tuhan berarti “ Sorga “ ada di dalam hati kita. Pertanyaannya, ketaatan kita sampai dimana ? kita harus belajar taat setia sampai mati seperti Daniel, Sadrakh, Messakh, Abednego dan lainnya, terutama Yesus Kristus yang setia menjalankan misi-Nya sampai mati dan bangkit dari kematian menyatakan kemenangan atas maut. Taat pada Tuhan melampaui segala sesuatu yang menjadi beban kita. TOTAL TAAT SEMUANYA KEPADA TUHAN secara “ mind “, “ understanding “, “ heart “ …. Mereka yang memberikan SEMUANYA kepada Tuhanlah yang diberkati dengan berlimpah-limpah oleh Tuhan. IMANILAH STATEMENT SEDERHANA INI DENGAN TEKUN.



By His Love
Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...