Thursday, March 01, 2007

Penolong yang sepadan

Dalam Kejadian 2:18-25 / 12:10-20, kita melihat sebuah realita sejarah bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan manusia serta segala isi dunia adalah ciptaan-Nya. Dalam Penciptaan yang dilakukan oleh Allah semuanya sangat baik dan sempurna. Hanya satu-satunya statement negatif dari Allah yaitu " Tidak Baik manusia seorang diri ... ". Maka Hawa diciptakan oleh Allah, dibentuk oleh Allah dan dikaruniakan kepada Adam karena ia membutuhkan seorang penolong yang sepadan. Pertanyaannya adalah apa maksud dari sepadan dan penolong ?
1. Sepadan
Adam diciptakan sama uniknya dengan Hawa yaitu :
a. memiliki relasi antara Allah ( Sang Pencipta ) dengan Others ( Ciptaan )
b. memiliki ketaatan kepada Allah ( Sang Pencipta )
c. punya tanggungjawab memenuhi bumi dan menaklukkannya.
Saya menyukai sebuah quotes dari Matthew Henry " Perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepalanya tuk memerintah di atas pria. Bukan pula diciptakan dari kaki untuk diinjak-injak di bawah pria. Tetapi Perempuan diciptakan dari sisi rusuk pria untuk dilindungi dan dikasih oleh pria ". Meskipun demikian, bukan berarti kaum hawa lebih superior dari kaum adam. Di dalam pernikahan kristen, kenapa kaum hawa harus takluk di bawah kepimpinan kaum adam ? Disini kita harus melihat dari perspektif Allah memberlakukan prinsip ini yaitu karena Adam telah ditunjuk oleh Allah sebagai pemimpin keluarga dan Hawa sebagai penolong keluarga. Disini kita dapat memahami Allah yang menghargai konsep " headship " dan konsep " partnership ".
2. Penolong
Apa yang seharusnya ditolong oleh Hawa ? Hawa harus menolong Adam untuk memenuhi bumi dan menaklukkan bumi. Disini ada relasi unik antara Adam dan Hawa untuk bersama-sama melaksanakan perintah Allah yaitu beranakcucu dan bertambahlah banyak. Konsep tersebut bukan hanya dilihat dari segi fisikal saja tetapi bagaimana Hawa lebih banyak memberikan waktu kepada anaknya untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi anak-anak Allah yang melakukan perintah Allah. Jika kaum Hawa tugasnya hanya melahirkan anak maka apa bedanya kaum hawa dengan binatang ? Disini kaum Hawa dipercayakan Tuhan untuk membimbing anak-anak-Nya untuk menggumuli perjalanan kehidupan yang " down to earth " hingga mereka memenuhi bumi dan menaklukkannya dengan kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, Berbahagialah kaum hawa di seluruh dunia karena engkau spesial diciptakan oleh Tuhan tuk senantiasa mendorong dan mendukung usaha manusia tuk melakukan dengan tuntas perintah Tuhan. Puji Tuhan ! Segala Puji Hormat dan Kemuliaan hanya bagi Allah sahaja !
Syukur Bagi-Mu
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Hidup Standar Sejati

Semua manusia yang hidup pasti akan bertemu dengan akhir hidup. Apakah mereka siap melangkah menuju pintu akhir kehidupan dunia ? ada yang siap dan ada yang tidak siap. Kenapa demikian ? bukankah kehidupan manusia dipenuhi dengan “ folder-folder “ yang meaningless ? manusia telah bekerja keras tetapi mereka tidak mendapatkan sebuah kualitas hidup sejati tapi malah mati . Dalam Yesaya 65:17-25, kita dapat belajar melihat “ future - eskatos “ kualitas hidup di dalam kekekalan Allah.

Ayat 17, Di dalam Janji-Nya, Allah berfirman bahwa ia menciptakan “ New Heaven and New Earth “ yaitu “ The New Jerusalem “, dimana tiada lagi bunyi tangisan maupun suara erang pun tidak. Disini kita dapat mencerna di dalam konteks masa kini bahwa sesungguhnya janji Tuhan bukannya kita hidup lebih modern, lebih high technology dimana kita dapat menghasilkan sesuatu yang “kuantitatif” tetapi justru “ kualitatif “.Hidup penuh keharmonisan Allah, kasih Allah, kebenaran Allah dan rencana Allah.

Ayat 20, Kualitas hidup bagaimana yang sesuai standar Allah ? umur panjang ? kalo hanya umur panjang tetapi tersiksa ya sama aja. No enjoyment ! Jika umur panjang bersama dengan anugerah Tuhan, itulah hidup yang sesungguhnya. Orang yang menghidupi hidup yang sejati berarti itulah mereka yang sedang mencicipi “ new heaven, new earth, new jerusalem “ dan menikmatinya. Memuliakan Tuhan dan Menikmati Tuhan … tujuan hidup manusia ( Katekismus Westminster ).

Ayat 21-24, Hidup yang berkualitas adalah hidup saat bekerja dan menikmati hasil pekerjaannya. Itulah berkat Tuhan yang sesungguhnya ! bukan enak-enakan lalu malas-malasan lalu berharap dapat “ doorprize “. Seringkali kita kurang fair, maunya kerja sedikit, kerja enak, gaji tinggi ,itu Malas ! Itulah yang diprotes oleh Fredereich Engels dimana kaum buruh di zamannya bekerja begitu keras tetapi menerima gaji yang mininum, bukankah itu violence ? padahal majikannya adalah orang kristen yang sudah “ cuan “ banyak uang, melihat realita seperti ini Engels sangat benci terhadap orang kristen karena semua orang kristen mentalnya kayak gitu. Pertanyaannya adalah apakah dakwaan Engels ini salah ? Saya akan menjawab Tidak dan Ya. Tidak, karena Engels melakukan “ over generalitation “ mendakwa semua orang kristen seperti itu, walaupun Ya, ada sebagian orang kristen yang menerapkan dualisme yang justru menghancurkan kehidupan fisikal mereka maupun spiritualitas mereka yang “ fragmented “. Misalnya para businessman, hari senin – sabtu mental serigala, hari minggu mental domba. Inilah yang diprotes oleh Zinzendorf.

Ayat 24 , Sebuah ayat pengharapan ; sebelum manusia melakukan “ action “, Allah slelau melakukan “ Action “ terlebih dahulu. Inilah poin yang mengajak setiap kita untuk mengerti kemahatahuan Tuhan yang memberikan penghiburan kepada manusia untuk bersandar total kepada Tuhan di masa suka maupun dukanya.

Ayat 25a, hidup berkualitas itu harmonis dan sinkron, ada kesatuan,kedamaian, kerukunan, keharmonisan, tiada saling benci, dengki, iri hati, saling mendepak satu dengan lainnya. Bisa gak poin-poin tersebut terwujud ? Adalah fakta bahwa gereja sekarang banyak dikerumuni oleh orang-orang yang agresif, ambisius, haus kekuasaan, haus popularitas. Jika gereja sudah seperti ini apalagi di luar gereja, dimanakah keharmonisan gereja ? hidup yang kuat tidak menindas yang lemah, kaya tidak menindas yang miskin, pintar tidak menindas yang bodoh, senior tidak menindas yang junior. Itulah gambaran “ tidak saling memakan tetapi sama-sama makan rumput “. Disini kita dapat belajar bahwa Tanpa Anugerah Allah kita gak mungkin dapat bersatu. Justru Anugerah-Lah yang membawa kita menikmati hidup yang berkualitas di dalam harmoni relasional yang sejati.

Ayat 25b, hidup yang berkualitas adalah “ singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu “. Artinya No more Fear, gak ada yang perlu ditakuti, tiada lagi ancaman tetapi disini kita bukan hanya menikmati secara pasif tetapi setiap kita harus aktif juga tidak mengancam orang lain. Belajarlah seperti apa yang pernah diungkapkan oleh Thomas A Kempis untuk belajar sabar terhadap kekurangan maupun kelemahan orang lain karena merekapun menderita karena kelemahan maupun kekurangan kita juga. Apabila kita tidak mau merubah diri, bagaimana kita dapat melihat orang lain berubah rang sikapnya ? Ini problem kita semua. Kita selalu menginginkan orang lain menjadi orang sempurna tetapi diri justru banyak kekurangan yang belum mau disempurnakan, mau jadi apa kita ? Teruslah kita mengingat bahwa hidup yang berkualitas bukan dinikmati oleh kita saja tetapi juga orang lain. Oleh karena itu marilah kita belajar memahaminya dan berjuang untuk hidup. Kualitas hidup tiada lepas dari anugerah Allah yan selalu hadir setiap pagi, setiap hari yang membuat waktu dalam hidup kita indah pada waktu-Nya.

Dalam Kasih Kristus
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...