Friday, September 04, 2020


JANGANLAH LENGAH! PERCAYALAH KEPADAKU 3

Pdt. Daniel Santoso (GRII Taiwan China Hongkong)

 


Relasi Kristus dan Rumah Bapa

Wahyu 21:3-4. Rumah Bapa menjadi tempat Aku sebagai Allah, mereka sebagai kaum pilihan Allah memiliki relasi yang tidak dapat diputuskan oleh apapun. Kenapa Allah kudus, kita manusia berdosa? Putus hubungan karena dosa menyebabkan hubungan Allah dan manusia. Ketika bias terputus karena manusia tidak taat kepada Allah. Allah tidak kompromi dengan dosa sehingga kita yg memutuskan intimnya persekutuan manusia dengan Tuhan. Maka rumah bapa satu-satunya tempat persekutuan yang intim Tuhan dengan manusia tanpa putus. Dunia akan selalu menyediakan tempat bagi kita untuk meratapi dengan lelahnya, hanya di rumah Bapa, tempat air mata dihapus selama-lamanya. Di rumah Bapa, Kristus berada. Kristus satu-satunya yang dapat membawa kita kepada rumah Bapa. Yohanes 13:23-24, Yudas dikenal sebagai bendahara dan ia dekat dengan Yesus. Ia mengikut Yesus kemanapun Ia pergi, namun dia penyebab ratap tangis kepada Yesus. Ia menjadi “trouble maker” menjual Yesus namun Yesus tetap percaya kepada Allah dan menjalankan setia sampai mati atas apa yang Ia lakukan. Jadi Iapun berkata: “Kemana Kau pergi, Kau akan tahu jalan ke sana”. Tunjukkan kepada kami tentang Bapa, itu cukup bagi kami (9) Bukankah ini sebuah “disbelief”? Sungguhkah Yesus jujur membuat murid-muridNya mengerti atau justru bikin mereka bingung? Ketika Thomas mendengarkan, ia berkata bagaimana mungkin kami dapat tahu jalan ke sana kalo Kau pergi dan tidak memberitahukan kepada kami? Percayalah kepada-Ku udah diucapkan Yesus kepada mereka namun murid-murid tidak langsung percaya kepada Yesus. Ini membukakan sebuah realita bahwa percaya kepada Tuhan itu tidak mudah. Thomas tidak dapat mempercayai jalan yang Tuhan maksud.

 

Akulah Jalan, Kebenaran, Hidup Kekal

Inilah jawaban Yesus kepada Thomas. Pengertian Thomas adalah kalau Tuhan kasih tahu jalannya kemana maka Thomas masih dapat berusaha mencari destinasinya dan mencari jalan menuju kesana. Tapi Yesus berkata “Akulah jalan ..” ini bukan sekadar peta, arah, destinasi! Bagaimana mengerti hal tersebut? Thomas seorang yang sangat logis, pintar, tidak sembarangan percaya. Sebelum ia beriman, ia tidak sembarangan beriman. Sebelum dia percaya, ia tidak sembarangan percaya. Pertama, “From reason to faith”. From logic to faith. Pertanyaannya adalah bagaimana kita mempercayai Tuhan dan Firman? Seringkali kita beriman melalui logika kita sehingga iman Kristen disensor ama otak kita sehingga ketika otak kita tidak mampu mengerti iman Kristen maka otak kita menolak kekristenan. Apakah otak kita lebih besar dari Tuhan? Tidak! Tuhan jauh melampaui otak kita maka tidak mungkin otak kita dapat memahami Tuhan maka hanya anugerahNya saja, kita dapat beriman kepada Tuhan. Kedua, “From experience to faith.” Thomas percaya iman kalo ada pengalaman iman. Pada saat Yesus menampakkan diri kepada para murid, Thomas meminta ijin kepada Yesus untuk sentuhkan tangannya ke bekas luka Yesus di tangan dan lambung. Seketika pengalaman tersebut, Thomas langsung tersungkur di hadapan Yesus bahwa Ia sungguh bangkit. Justru Yesus mengajarkan kita percaya kepadaNya melalui from reason to faith atau from experience to faith namun Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk mengerti arti “from faith to faith”. Hanya anugerah iman yang dianugerah Tuhan kepada kita maka kita baru dapat beriman dengan benar di hadapanNya. Selain Thomas, kita juga dapat belajar dari Filipus (8-11) bahwa hanya di dalam Yesus maka kita dapat memperoleh:

a.   Greater knowledge (8-11). Apakah setiap murid dapat mengerti dan mempercayai Yesus dan Bapa adalah satu? Kita mengikut Yesus, kita diberikan pengetahuan yang lebih benar, hebat, kekal dari Allah. Ketika Philipus berkata beritahukan Bapa kepada kami maka kami akan puas. Ini menunjukkan mempercayai Tuhan tidak mudah. Melihat Aku maka melihat Bapa. Ini statement yang berbahaya karena tidak ada berani berkata aku dan bapa adalah satu, karena dapat dianggap pemurtadan. Tapi justru waktu Yesus mengatakannya, apa yang dikatakan ada buktinya yaitu waktu Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, Langit terbuka dan Allah Bapa berkata “ Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, KepadaNyalah Aku berkenan”. Ada seekor burung merpati yang turun ke atas kepada Yesus. Kejadian tersebut adalah momentum penting bahwa Allah Tritunggal berada dalam satu scene yang sama. Allah Tritunggal bukan doktrin ciptaan manusia. Allah Tritunggal sungguh-sungguh hadir dalam sejarah! Kolose 1:15 – Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, tidak rusak dan tidak kelihatan. Kristus adalah Allah 100% Manusia 100%. Adam adalah ciptaan Allah, Yesus adalah inkarnasi Allah. Ia punya otoritas berkata barangsiapa melihat Aku, Ia melihat Bapa. Ibrani 1:3/ Efesus 1:17-18 – The complete revelation of God. Yesus memiliki tempat yang special di sebelah kanan Allah Bapa (the complete authority)

b.   Greater works (12-14). Kita melakukan apa yang Tuhan kerjakan, bahkan lebih besar dari Yesus! Pekerjaan besar itu ada pada saudara dan saya. Apakah ini sebuah iming-iming spiritual? Jangan-jangan kita percaya ama Tuhan karena iming-iming yaitu kita akan menerima kuasa yang besar, lebih daripada Yesus Kristus. Jika konsep kita seperti itu maka kita sedang membodohi diri kita sendiri. Justru waktu kita dilibatkan dalam kuasa besarNya, itu adalah perbuatanNya, bukan kita.

c.    Greater resources (15-17,25-27) – Yesus mengatakan “If you love me, You will obey me”. Sekontroversial apapun, kita harus menaatinya tanpa edited karena kita mengasihi Tuhan di dalam pertolongan Tuhan. Itulah kenapa Roh Kudus diutus agar setiap kita dapat menerima resources yang benar untuk mengajarkan, mengingatkan dan memberikan damai sejahtera kepada kita hadapi kehidupan dunia ini. Ikut Yesus harus berani controversial to love and to obey Thy Word. Kiranya kegelisahan hidup kita di era pandemi covid 19 membuat kita berhikmat dengan benar di dalam pengetahuan, pekerjaan dan pertolonganNya.

 

Roma 5:1-2, Kita baru dapat peroleh damai sejahtera di dalam Kristus, di luar Kristus kita tidak dapat menerima justifikasi iman. Di dalam Kristus, kita juga dapat beroleh satu-satunya jalan masuk oleh iman kepada kasih karuniaNya, damai sejahteraNya, kemuliaanNya. Maka Yesus adalah jalan masuk anugerah keselamatan! Tanpa Kristus, tidak ada pengharapan surgawi! Matius 11: 27-28, Tuhan sudah memberikan jalan yang telah dikonfirmasi oleh Bapa. Yesus memiliki otoritas Bapa dan tidak ada seorangpun mengenal Anak selain Bapa dan tidak ada seorangpun mengenal Bapa tanpa mengenal Anak. Disini connecting link tidak boleh diganggu gugat. No knowledge about God, there is no knowledge on Christ! Without the knowledge about Christ, there is no true knowledge on God! Itulah kenapa Yesus berkata “Akulah jalan”. Di dalam penafsiran Pdt. Stephen Tong, Akulah jalan – berbicara kepada orang dunia timur yang mencari jalan bagaimana sampai kepada Allah. Orang dunia barat mencari kebenaran, Yesus berkata “Akulah kebenaran”.  Namun, semua orang yang mencari jalan dan kebenaran, semuanya mati. Hanya Yesus yang mati, bangkit dari kematian, naik ke surga dan akan datang kembali! Itulah kenapa Yesus berkata “Akulah hidup kekal”. Tidak ada seorangpun pendiri agama berani berkata kalimat diatas. Yohanes 1:14 – Akulah kebenaran yang dihadirkan dari Firman itu sendiri yang menjadi manusia yang berbeda dengan Adam karena Firman itu Allah yang menjadi manusia sehingga Allah yang mutlak berinkarnasi ke dalam dunia menjadi manusia secara mutlak. Ia satu-satunya manusia yang tidak jatuh ke dalam dosa. Hanya dialah yang layak berkata “Akulah kebenaran”. Yohanes 8:31-32 – Kebenaran yang membebaskan dari yang cacat, bodoh, buruk, tidak setia dan yang tidak layak, semuanya dimerdekakan hanya di dalam Yesus Kristus. Kita boleh baca seluruh kitab suci agama lain namun kita harus jujur membandingkan seluruh kitab suci dengan Alkitab, adakah pendiri agama yang berani berkata “Akulah jalan, kebenaran, hidup kekal”? Hari ini banyak orang hanya berani bermain di area kemungkinan sehingga segala sesuatu ada kemungkinan, namun kebenaran bukan kemungkinan. Kebenaran adalah kebenaran dan tidak ada kemungkinan. Kalau saya laki-laki maka itu adalah kebenaran bahwa saya laki-laki. Itu menjadi satu hal bagaimana orang berani berkata aku adalah kebenaran, ia mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk dapat menjadi kebenaran itu sendiri. Siapakah yang berani berkata seperti itu? Tidak ada seorangpun berani berkata demikian, hanya Yesus satu-satunya! Akulah hidup! Hidup apa yang dibicarakan? Yohanes 12: 9-11 – Kenapa Yesus dan Lazarus mau dibunuh oleh ahli taurat dan orang yahudi? Karena Yesus melakukan mujizat membangkitkan orang mati. Ketika Yesus tiba di Betania, Lazarus sudah jadi mayat beberapa hari, semua meratap dengan kesedihan bahkan mereka berharap Tuhan datang tepat waktu namun Tuhan sengaja tidak tepat waktu untuk menyatakan kemuliaan Allah. Apa yang dilakukanNya? Ia membangkitkan mayat yang telah beberapa hari mati dan Lazarus hidup. Hal tersebut membuat ahli taurat menganggap Yesus berajaran sesat dan berkuasa satanik. Hari ini banyak orang percaya menekankan mujizat, taukah saudara bahwa banyak orang percaya meninggal akibat covid 19, apakah Tuhan menghukum mereka dan tidak memberkati mereka? Tidak! Kalau mereka sembuh, Puji Tuhan! Karena mereka bias melayani lagi. Tapi kalo mereka menderita dan Tuhan ijinkan mati, itu bukan hukuman Tuhan tapi waktu Tuhan udah tiba, kelegaan diberikan bagi mereka. Kematian bukan hukuman bagi orang percaya tapi waktu Tuhan tiba untuk mereka pulang ke rumah Bapa. Kalau orang di luar Kristen, dosa adalah maut maka mati adalah maut tapi orang percaya mati di dalam Kristus, itu justru waktu Tuhan tiba ke rumah Bapa. Ada ruang bagi mereka! Tuhan ijinkan lazarus bangkit, tapi Lazarus tidak hidup selama-lamanya karena eternal life bukan di dalam dunia ini tapi di surga. Aku lah jalan, kebenaran, hidup kekal special hanya di dalam Yesus Kristus, Tidak ada seorangpun dapat berkata demikian kecuali Dia. Janganlah lengah, Percayalah kepada Allah, Percayalah kepada-Ku! Solideo Gloria. 


JANGANLAH LENGAH! PERCAYALAH KEPADAKU 2
Pdt. Daniel Santoso ( GRII Taiwan China Hongkong)


Janji Tuhan atas orang percaya di Rumah Bapa

A.  Rumah Bapa adalah “eternal home” kita, sedangkan dunia hanyalah “temporary home” kita  yang fana terbatas. Dalam dunia ini kita hanya berziarah, orang asing yang numpang tinggal di dunia ini. Rumah yang hari ini kita anggap “home sweet home” hanyalah rumah secara “temporary”. Rumah Bapa haruslah menjadi destinasi terakhir kita semua, jika tidak kita akan gelisah terus menerus. Dunia penuh ketidakpastian, kita bergantung kepada siapa? Jika bukan kepada Bapa, kegelisahan akan terus menghantuimu, baik engkau di Shanghai, Xiamen, Jakarta, Surabaya sekalipun, saudara akan kecewa di manapun, kapanpun atau di wilayah manapun. Kalau bukan Tuhan, pastilah kita binasa, mati dan kehilangan pegangan hidup sejati.  Rumah Bapa, Satu-satunya eternal home. Jadi kita hidup bukan untuk dunia namun kita hidup untuk kekekalan. Kekekalan ada dimana Tuhan menjamin Ia memberikan tempat bagi orang percaya, Ia akan datang kedua kali dan membawa kita ke Rumah Bapa. Itulah janji Tuhan yang tidak pernah dijanjikan oleh siapapun! Di dalam kepercayaan ekstremis Muslim yang mempercayai kalo kita melakukan jihad maka kita akan disambut 72 bidadari di surga yang akan memberikan keintiman. Kenapa harus 72 bidadari? Adakah 72 bidadara bagi kaum wanita? Pelaku jihad pria akan disambut 72 bidadari, pelaku jihad wanita hanya punya 1 suami yang adalah imamnya. Pengajaran jihadist ini bukan dari AlQuran tapi dari hadis-hadis yang ditulis oleh guru-guru yang mengabsolutkan pemikiran, perasaan mereka untuk melakukan tindakan jihad dengan harapan masuk surga secara instan maka mereka melakukan tindakan bunuh diri secara bodoh dengan harapan masuk surga dan memperoleh 72 bidadari untuk pelampiasan nafsu yang paling banyak. Ini ajaran salah dan tidak sesuai kebenaran!

B.    Bukan kita ingin memiliki kavling, apartemen atau mengumpulkan dp lalu kita dapat memiliki dan membeli tanah di rumah Bapa, justru tidak ada seorangpun dapat membeli kavling dimana rumah Allah berada. Tiada seorangpun dapat sampai ke sana kecuali Yesus yang menyediakannya. Suatu kali saya ada lihat di televisi, ada seorang miskin yang bercerita waktu dulunya dia tinggal di bantaran sungai di Jakarta namun ia dipindahkan ke rumah susun marunda milik pemprov dki dan dia diijinkan tinggal dengan biaya Rp. 5000/ hari dengan fasilitas kulkas, kompor, tempat tidur, daster. Ia menangis karena dia merasa tidak layak tinggal di rumah susun seperti ini. Ketidaklayakan masuk rumah susun tersebut membuat saya tertegun dalam hati saya, apa reaksi dan ekspresi kita saat diijinkan masuk ke rumah Bapa? Siapakah kami sehingga Yesus menyediakan ruang bagi kami? Saya percaya ekspresi orang miskin di Marunda menjadi gambaran reaksi jujur ketidaklayakkan kita di hadapan Allah yang berkata “Masuklah”. Jadi jelas! Ini bukan usaha manusia, inisiatif manusia namun inisiatif Allah memberikan tempat secara rohani yang jauh lebih bermakna daripada rumah secara fisik. Rumah secara fisik dapat rusak dan hancur, sangat terbatas! Yesus memberikan apa yang tidak dapat dihancurkan oleh siapapun manusia. (Matius 10:28 – Jangan takut dengan apa yang dapat membunuh tubuh karena terbatas). Mungkin covid 19 dapat hancurkan tubuhmu, tapi tidak jiwamu! Lukas 12:19-20, bodoh tidak bias lihat kebenaranNya.

C.  Tuhan menyertai kita bukan hanya di “physical world” tapi menyertai sampai akhir kematian. Setelah kematian, ada kehidupan kekal. Banyak orang percaya kematian adalah tidur selama-lamanya. Salah! Kitab suci mengajarkan kepada kita bahwa justru orang percaya bukan hanya hidup di dalam physical world tapi dipersiapkan hidup di dalam dunia kekekalan, Rumah Bapa bagi orang percaya dan Neraka bagi orang tidak percaya. Ada “life after death”. Ibrani 11, di rumah bapa ada fondasi, bukan sekadar bayang-bayang namun memiliki fondasi dimana ada ruang bagi orang percaya. Pertanyaannya, adakah ruang bagi kita?

 

JANGANLAH LENGAH! PERCAYALAH KEPADAKU 1

Pdt. Daniel Santoso (GRII Taiwan China Hongkong)




Konteks Pandemi Covid 19

Sejak akhir tahun 2019, Dunia secara global digelisahkan dengan wabah pandemi covid 19 yang telah merenggut nyawa banyak jiwa. Dimulai dari kota Wuhan, China, wabah tersebut telah melanda dunia termasuk Indonesia. Banyak perdebatan panas soal apakah Indonesia terlalu mengentengkan wabah covid-19, terlalu percaya diri terhadap penanggulangan yang dilakukan pemerintah ataupun sudah terlambat akibat lamban dalam antisipasi seluruh gerak pemerintah mengantisipasi wabah tersebut. Menurut filsafat Suntzu, adalah fatal apabila kita tidak mengenal diri, mengenal musuh, mengenal bumi dan mengenal surga. Seringkali konsep Suntzu hanya diperalat hanya untuk strategi perang, strategi bisnis, strategi politik namun tidak secara rohani. (Padahal Suntzu adalah seorang Taoism yang taat). Secara rohani, Suntzu percaya mengenal diri dan mengenal musuh tidak cukup, harus mengenal bumi dan mengenal surga karena mengenal secara utuh maka kita akan mengenal hidup lebih berhikmat. Demikian juga terhadap wabah pandemi covid 19 tidak boleh hanya dipahami secara jasmani saja namun kita harus mengenal maksud dunia dan maksud Langit. Ironisnya, Suntzu tidak mengenal siapakah Langit sehingga semua strategi perang dibangun dari filsafat alam yaitu air, angin, api, rimba. Namun, Kita mengenal Tuhan yang menyatakan diriNya kepada kita melalui Allah Sang pencipta, Penebusan Allah Anak, Yesus Kristus dan Allah Pewahyu, Roh Kudus. Namun tidak sedikit, pro dan kontra muncul dari perspektif orang Kristen dalam membaca wabah covid 19 ini, ada yang percaya orang percaya bebas dari covid 19, ada yang percaya bahasa roh akan memperkuat immune orang percaya terjangkit dari covid 19. Jika kepercayaan itu benar, pertanyaannya adalah bagaimana dengan banyaknya orang Kristen yang terjangkit dan meninggal akibat wabah covid 19? Bagaimana dengan banyaknya hamba tuhan yang meninggal dunia pasca pandemi covid 19? Kenapa mereka tidak bebas dari covid 19, padahal mereka adalah kaum orang percaya? Bagaimana kita sebagai orang percaya harus menghidupi kehidupan dengan benar di era pandemi wabah covid 19 di saat-saat ini?

 

Percayalah kepada Allah

Di dalam Yohanes 14:1-7: “Jangan gelisah, Percayalah kepada Allah, Percayalah kepada-Ku”. Hal yang unik dalam ayat ini adalah: Kalimat ini bukan kalimat simpati, kalimat pelipur lara atau bahasa psikologi Tuhan Yesus kepada para murid namun ini adalah kalimat perintah Tuhan Yesus kepada para murid! Kegelisahan hati manusia tidak dapat ditangani dengan cara manusia namun kegelisahan manusia hanya dapat ditangani dengan kepercayaan total kepada Allah. Ini perintah yang harus kita imani dan kita laksanakan. Ketika Yesus berkata Aku akan pergi, murid-murid merasa tidak punya pegangan karena selama 3 tahun mereka bergantung total kepada Yesus. Sekarang Yesus akan meninggalkan mereka, Masih adakah pengharapan pada mereka? Dalam Matius 5:6, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan”. Apa yang aneh disini? Bukankah seharusnya “berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebahagiaan karena mereka akan dipuaskan” ? Secara logika manusia kebahagiaan baru dapat dinikmati kalo mereka terus mengejar kepuasan atas kebahagiaan mereka, namun kita harus kembali kepada prinsip Alkitab. Kata “berbahagialah” dalam bahasa yunani: makarios yang lebih cocok diterjemahkan sebagai “diberkatilah”. Berkat Tuhan datang bukan kepada orang yang bahagia, namun kepada orang benar. Kebenaran adalah kebutuhan terbesar manusia di hadapan Tuhan. Hanya orang yang lapar dan haus akan kebenaran diberkati Allah. Pertanyaan: Kebenaran apa yang dapat memberikan kebahagiaan yang benar?

 

Alkitab memaparkan tema dasar:

1.    Allah itu ada. Banyak orang ateis tidak percaya bahwa Allah itu ada. Salah satu pertanyaan yang ditanya orang ateis adalah siapakah yang menciptakan Allah? Bukankah segala sesuatu ada penciptanya? Bagaimana mana mungkin Allah itu ada jika tidak ada penciptanya? Salah satu jawaban yang dapat diberikan adalah Ketika 1+1=2, dari mana asal angka 1? Apakah dia tercipta dari angka lain? Kita tahu angka 1 adalah bilangan tunggal dan tidak tercipta dari angka lainnya. Jika demikian, kenapa engkau sulit menerima Allah yang Maha Pencipta ada pada diriNya?

2.    Ia adalah terang. Tidak ada kegelapan yang dapat menggelapkan terang itu (1 Yohanes 1:5). Terang sama sekali tidak dapat digelapkan. Tidak ada yang tersembunyi. Ia tidak dapat ditipu, disuap, dipermainkan oleh kegelapan. Inilah berita Injil yang harus diberitakan ke seluruh dunia    ! Berita ini tertulis dalam lagu “Amazing Grace” karya John Newton, “I was blind but now I see”. Aku dulunya buta namun sekarang aku melihat! Inilah prinsip Alkitab “Post Tenebras Lux” (2 Korintus 2:6). Untuk apa Ia bersinar kepada kita? Agar kita belajar melihat kemuliaanNya. Jangan main-main dengan terangNya. TerangNya menuntun kita untuk tidak bermain-main dengan kegelapan! Jangan main-main cari pasangan yang tidak seiman karena terang dan gelap tidak dapat bersatu!  .

3.    Ia adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu (Ulangan 4:24). Ia tidak segan-segan menghancurkan apa yang tidak beres namun api-Nya memurnikan kita juga. Namun ingat bahwa semua atas dasar kasih-Nya. Itu sebabnya api juga melambangkan kasihNya. Itulah kenapa Yesus datang ke dalam dunia, Ia datang untuk menyalakan api! (Lukas 12:49). Api yang menyadarkan kita bahwa dosa kita harus dihanguskan oleh Allah dan hidup kita harus dimurnikan di dalam apiNya. Jika tidak, hidupmu tidak memiliki makna apa-apa dalam kehidupanmu! Saya sangat terbakar ketika membaca kisah hidup dari John Sung, seorang hamba Tuhan dari Putian, China yang dipakai Tuhan luar biasa melalui hidupnya senantiasa berkobar-kobar memberitakan Injil. Meskipun kesehatannya merosot, namun Ia tetap memaksa dirinya untuk tetap memberitakan injil selama ia masih bernafas. Puji Tuhan! Allah yang memberikan berkat adalah Allah yang memberikan kutuk. Ini adalah ajaran Alkitab. Mengakui Allah dalam hidup kita adalah kebutuhan terbesar dalam kehidupan kita baik secara jasmani maupun rohani. Namun, tidak cukup hanya mengakui Allah saja. Kita tidak dipanggil untuk hanya mempercayai Allah secara umum saja, namun kita harus mempercayai Allah secara spesifik yaitu kita harus mempercayai Yesus Kristus!

 

Percayalah kepada-Ku.

Mengapa harus percaya kepada Yesus? Bukankah banyak cendekiawan, filsuf, orang pintar dalam dunia ini? Banyak orang percaya kepada Allah namun tidak dapat mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Kita harus percaya pada Yesus karena: Pertama, Diantara seluruh orang paling agung dalam dunia, tidak ada seorangpun yang berani mengatakan kalimat controversial “Akulah jalan, kebenaran dan hidup kekal”! (Yohanes 14:6) Seluruh manusia telah jatuh ke dalam dosa dan tidak ada seorangpun dapat meneladankan kebenaran kecuali Yesus satu-satunya, inkarnasi Allah menjadi manusia. Hanya Ia layak menjadi teladan sempurna bagi kita semua. Kedua, Tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Kisah Para Rasul 4:12). Maka sekiranya tidak ada klaim diatas maka anda dapat memilih agama dan kepercayaanmu sesuai keinginanmu sendiri karena semua agama sama, semua kepercayaan sama, semua jalan kepada Allah adalah sama. Namun Tidak ada jalan lain, bertobatlah kepada Yesus Kristus, terimalah Dia sebagai Tuhan dan juruselamat pribadimu, Hanya dalam Kristus ada damai sejahtera (Filipi 4:7) dan Ia tidak akan membuang engkau (Yohanes 6:37). Ia akan mempersiapkan tempat bagi kita, di rumah Bapa kita! Terpujilah Nama Tuhan!

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...