Friday, September 04, 2020

JANGANLAH LENGAH! PERCAYALAH KEPADAKU 1

Pdt. Daniel Santoso (GRII Taiwan China Hongkong)




Konteks Pandemi Covid 19

Sejak akhir tahun 2019, Dunia secara global digelisahkan dengan wabah pandemi covid 19 yang telah merenggut nyawa banyak jiwa. Dimulai dari kota Wuhan, China, wabah tersebut telah melanda dunia termasuk Indonesia. Banyak perdebatan panas soal apakah Indonesia terlalu mengentengkan wabah covid-19, terlalu percaya diri terhadap penanggulangan yang dilakukan pemerintah ataupun sudah terlambat akibat lamban dalam antisipasi seluruh gerak pemerintah mengantisipasi wabah tersebut. Menurut filsafat Suntzu, adalah fatal apabila kita tidak mengenal diri, mengenal musuh, mengenal bumi dan mengenal surga. Seringkali konsep Suntzu hanya diperalat hanya untuk strategi perang, strategi bisnis, strategi politik namun tidak secara rohani. (Padahal Suntzu adalah seorang Taoism yang taat). Secara rohani, Suntzu percaya mengenal diri dan mengenal musuh tidak cukup, harus mengenal bumi dan mengenal surga karena mengenal secara utuh maka kita akan mengenal hidup lebih berhikmat. Demikian juga terhadap wabah pandemi covid 19 tidak boleh hanya dipahami secara jasmani saja namun kita harus mengenal maksud dunia dan maksud Langit. Ironisnya, Suntzu tidak mengenal siapakah Langit sehingga semua strategi perang dibangun dari filsafat alam yaitu air, angin, api, rimba. Namun, Kita mengenal Tuhan yang menyatakan diriNya kepada kita melalui Allah Sang pencipta, Penebusan Allah Anak, Yesus Kristus dan Allah Pewahyu, Roh Kudus. Namun tidak sedikit, pro dan kontra muncul dari perspektif orang Kristen dalam membaca wabah covid 19 ini, ada yang percaya orang percaya bebas dari covid 19, ada yang percaya bahasa roh akan memperkuat immune orang percaya terjangkit dari covid 19. Jika kepercayaan itu benar, pertanyaannya adalah bagaimana dengan banyaknya orang Kristen yang terjangkit dan meninggal akibat wabah covid 19? Bagaimana dengan banyaknya hamba tuhan yang meninggal dunia pasca pandemi covid 19? Kenapa mereka tidak bebas dari covid 19, padahal mereka adalah kaum orang percaya? Bagaimana kita sebagai orang percaya harus menghidupi kehidupan dengan benar di era pandemi wabah covid 19 di saat-saat ini?

 

Percayalah kepada Allah

Di dalam Yohanes 14:1-7: “Jangan gelisah, Percayalah kepada Allah, Percayalah kepada-Ku”. Hal yang unik dalam ayat ini adalah: Kalimat ini bukan kalimat simpati, kalimat pelipur lara atau bahasa psikologi Tuhan Yesus kepada para murid namun ini adalah kalimat perintah Tuhan Yesus kepada para murid! Kegelisahan hati manusia tidak dapat ditangani dengan cara manusia namun kegelisahan manusia hanya dapat ditangani dengan kepercayaan total kepada Allah. Ini perintah yang harus kita imani dan kita laksanakan. Ketika Yesus berkata Aku akan pergi, murid-murid merasa tidak punya pegangan karena selama 3 tahun mereka bergantung total kepada Yesus. Sekarang Yesus akan meninggalkan mereka, Masih adakah pengharapan pada mereka? Dalam Matius 5:6, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan”. Apa yang aneh disini? Bukankah seharusnya “berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebahagiaan karena mereka akan dipuaskan” ? Secara logika manusia kebahagiaan baru dapat dinikmati kalo mereka terus mengejar kepuasan atas kebahagiaan mereka, namun kita harus kembali kepada prinsip Alkitab. Kata “berbahagialah” dalam bahasa yunani: makarios yang lebih cocok diterjemahkan sebagai “diberkatilah”. Berkat Tuhan datang bukan kepada orang yang bahagia, namun kepada orang benar. Kebenaran adalah kebutuhan terbesar manusia di hadapan Tuhan. Hanya orang yang lapar dan haus akan kebenaran diberkati Allah. Pertanyaan: Kebenaran apa yang dapat memberikan kebahagiaan yang benar?

 

Alkitab memaparkan tema dasar:

1.    Allah itu ada. Banyak orang ateis tidak percaya bahwa Allah itu ada. Salah satu pertanyaan yang ditanya orang ateis adalah siapakah yang menciptakan Allah? Bukankah segala sesuatu ada penciptanya? Bagaimana mana mungkin Allah itu ada jika tidak ada penciptanya? Salah satu jawaban yang dapat diberikan adalah Ketika 1+1=2, dari mana asal angka 1? Apakah dia tercipta dari angka lain? Kita tahu angka 1 adalah bilangan tunggal dan tidak tercipta dari angka lainnya. Jika demikian, kenapa engkau sulit menerima Allah yang Maha Pencipta ada pada diriNya?

2.    Ia adalah terang. Tidak ada kegelapan yang dapat menggelapkan terang itu (1 Yohanes 1:5). Terang sama sekali tidak dapat digelapkan. Tidak ada yang tersembunyi. Ia tidak dapat ditipu, disuap, dipermainkan oleh kegelapan. Inilah berita Injil yang harus diberitakan ke seluruh dunia    ! Berita ini tertulis dalam lagu “Amazing Grace” karya John Newton, “I was blind but now I see”. Aku dulunya buta namun sekarang aku melihat! Inilah prinsip Alkitab “Post Tenebras Lux” (2 Korintus 2:6). Untuk apa Ia bersinar kepada kita? Agar kita belajar melihat kemuliaanNya. Jangan main-main dengan terangNya. TerangNya menuntun kita untuk tidak bermain-main dengan kegelapan! Jangan main-main cari pasangan yang tidak seiman karena terang dan gelap tidak dapat bersatu!  .

3.    Ia adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu (Ulangan 4:24). Ia tidak segan-segan menghancurkan apa yang tidak beres namun api-Nya memurnikan kita juga. Namun ingat bahwa semua atas dasar kasih-Nya. Itu sebabnya api juga melambangkan kasihNya. Itulah kenapa Yesus datang ke dalam dunia, Ia datang untuk menyalakan api! (Lukas 12:49). Api yang menyadarkan kita bahwa dosa kita harus dihanguskan oleh Allah dan hidup kita harus dimurnikan di dalam apiNya. Jika tidak, hidupmu tidak memiliki makna apa-apa dalam kehidupanmu! Saya sangat terbakar ketika membaca kisah hidup dari John Sung, seorang hamba Tuhan dari Putian, China yang dipakai Tuhan luar biasa melalui hidupnya senantiasa berkobar-kobar memberitakan Injil. Meskipun kesehatannya merosot, namun Ia tetap memaksa dirinya untuk tetap memberitakan injil selama ia masih bernafas. Puji Tuhan! Allah yang memberikan berkat adalah Allah yang memberikan kutuk. Ini adalah ajaran Alkitab. Mengakui Allah dalam hidup kita adalah kebutuhan terbesar dalam kehidupan kita baik secara jasmani maupun rohani. Namun, tidak cukup hanya mengakui Allah saja. Kita tidak dipanggil untuk hanya mempercayai Allah secara umum saja, namun kita harus mempercayai Allah secara spesifik yaitu kita harus mempercayai Yesus Kristus!

 

Percayalah kepada-Ku.

Mengapa harus percaya kepada Yesus? Bukankah banyak cendekiawan, filsuf, orang pintar dalam dunia ini? Banyak orang percaya kepada Allah namun tidak dapat mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Kita harus percaya pada Yesus karena: Pertama, Diantara seluruh orang paling agung dalam dunia, tidak ada seorangpun yang berani mengatakan kalimat controversial “Akulah jalan, kebenaran dan hidup kekal”! (Yohanes 14:6) Seluruh manusia telah jatuh ke dalam dosa dan tidak ada seorangpun dapat meneladankan kebenaran kecuali Yesus satu-satunya, inkarnasi Allah menjadi manusia. Hanya Ia layak menjadi teladan sempurna bagi kita semua. Kedua, Tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Kisah Para Rasul 4:12). Maka sekiranya tidak ada klaim diatas maka anda dapat memilih agama dan kepercayaanmu sesuai keinginanmu sendiri karena semua agama sama, semua kepercayaan sama, semua jalan kepada Allah adalah sama. Namun Tidak ada jalan lain, bertobatlah kepada Yesus Kristus, terimalah Dia sebagai Tuhan dan juruselamat pribadimu, Hanya dalam Kristus ada damai sejahtera (Filipi 4:7) dan Ia tidak akan membuang engkau (Yohanes 6:37). Ia akan mempersiapkan tempat bagi kita, di rumah Bapa kita! Terpujilah Nama Tuhan!

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...