
Pertama, banyak orang kurang menghargai Kristus karena di dalam akhir hidupnya Yesus “ mati konyol “ seperti nabi-nabi dan diikuti oleh rasul-rasul-Nya. Mereka menganggap Yesus bukan memberikan “ kemerdekaan “ kepada orang kristen tetapi memberikan “ beban psikologis “. Padahal Ia menyerahkan dirinya untuk manusia karena kasih-Nya kepada manusia sehingga ia rela menerima “ penderitaan “ yang kelihatan konyol tersebut.
Kedua, banyak orang kurang mengerti signifikansi Yesus sebagai juruselamat dunia, karena “ covenant “ yang suci telah diinterpretasikan ulang oleh manusia sesuai dengan standar manusia, bukan standar Tuhan sehingga konsep covenant tentang Mesias menjadi kabur. Yesus adalah Allah yang rela turun ke dalam dunia untuk mengantikan dosa-dosa manusia agar manusia dapat menikmati kedamaian yang diberikan oleh Allah Bapa. Hanya Kristus satu-satunya jalan, kebenaran dan kehidupan yang sejati bagi manusia. Justru Kristus memiliki signifikansi penting dalam hidup kita. Adakah relasi itu di dalam hatimu ?
Ketiga, banyak orang menganggap Yesus tidak berharga karena kisah hidupnya yang penuh “ suffering “ dan “ violence “. Bukankah hidup manusia sudah penuh dengan suffering ? jangan-jangan kalo ikut Yesus, justru hidup saya malah tambah suffer. Akibatnya banyak orang tidak rela mengikuti Yesus karena low profit bahkan mungkin no profit yang dapat mereka dapat. padahal masalah low profit itu hanyalah persoalan secondary tapi yang paling penting adalah keselamatan. Dalam Yes 53, “ Oleh bilur-bilurnya, engkau sembuh “. Ini bukan kalimat sembarangan. Saya percaya betul kalimat ini penuh kuasa di dalam keselamatan / salvation. Dimana Darah-Nya mengalir menyembuhkan hidup kita sehingga kita dapat menikmati “ kesembuhan “ untuk menikmati Tuhan dan memuliakan Tuhan.
Terlintas sebuah pertanyaan classic di dalam benakku, mengapa Kristus rela mati bagi dosa manusia ?
1 Petrus 2:24.
Mengapa Kristus rela mati bagi dosa saya ?
Pertama, supaya kita mati. Ini reason yang sangat sulit untuk saya mengerti karena semestinya kalo Tuhan rela mati bagi dosa saya maka saya mestinya terluput dari kematian tetapi kok malah kristus mati supaya saya mati. Benar-benar gak masuk akal ! untuk memahami hal ini saya harus kembali merefleksikan diri saya bahwa saya manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan after death saya pasti masuk neraka. Maka Kristus mati supaya kita mati bersama dengan Kristus maka bersama dengan Kristus, akan tetapi Kenapa harus mati bersama Kristus ?
Kedua, supaya kita hidup. Bersama Kristus saya mati terhadap dosa dan saya hidup di dalam Kristus, hidup yang bukan dikendalikan oleh dosa tetapi kebenaran Tuhan dan kita hidup untuk kebenaran. Disini Kristus menjadi hal yang paling “ berharga “ di dalam diri kita. Dari penderitaan Kristus justru menyatakan kemuliaan Kristus. Puji Tuhan ! Hanya di dalam Kristus ada kemuliaan, maukah engkau menerima-Nya ? Selamat Paskah !
Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China