Wednesday, March 14, 2007

Mesias dan Doa

Beberapa tahun yang lalu setelah memimpin renungan " Mooncake Party " di MRII Taichung, seorang rekan memasang sebuah dvd yang sudah tidak asing lagi di benak setiap kita yaitu " The Passion of The Christ ". Secara pribadi, waktu itu saya telah menonton film tersebut lebih dari 4 kali tetapi saat itu saya berusaha memahami kembali penderitaan Kristus. saat ia dikhianati oleh murid sendiri, ia diadili atas ketidakberdosaan-Nya, ia dicambuk atas ketidakbersalahan-Nya maupun disalib atas seruan massa yang tidak bertanggungjawab ... hati saya kembali menangisi sebuah perenungan teologis. Selama bertahun-tahun, saya melayani Tuhan dan satu-satunya message yang saya teriakkan dalam waktu apa saja maupun dimana saja yaitu Yesus Kristus. Tetapi saat melihat film tersebut, saya mempertanyakan diri sendiri, kok message saya begini yah ? sebegitu parahkah Yesus dibenci oleh massa maupun ahli-ahli taurat, padahal satu kesalahanpun tidak didapatkan buktinya ? Justru fitnahan yang diterima-Nya. Mengapa demikian ? Karena ahli-ahli taurat memiliki konsep Mesias yang tidak cocok dengan konsep Yesus. mereka mendambakan Mesias sebagai Raja Orang Yahudi yang kuat perkasa seperti Raja Daud sedangkan Yesus hanyalah anak tukang kayu yang tidak kualitatif tuk menjadi Mesias. Kedua, popularitas Yesus begitu melonjak melampaui popularitas dari ahli-ahli taurat sehingga membuat mereka frustasi terhadap diri mereka sendiri dan membenci Yesus. Akhirnya mereka meneriakkan " salibkan Dia " ! Jika demikian, apakah berarti Yesus gagal ? Justru Yesus mati di atas kayu salib untuk menyatakan konsep mesias yang sesungguhnya, bukan seperti yang dipikirkan oleh ahli-ahli taurat, kedua - popularitas Yesus jelas melampaui tokoh-tokoh yahudi siapapun karena yesus bukan sembarang tokoh tetapi ia adalah Tuhan. Ketiga, mereka melihat Yesus adalah figur manusia yang berdosa padahal Yesus adalah 100 % Allah 100 % Manusia yang menentang dosa. Meskipun kelihatannya Ia gagal tetapi justru Ia tidak gagal dalam rencana-Nya.

Pernahkah engkau merasa gagal karena injil yang kau beritakan kepada orang lain justru kelihatannya tidak diterima dengan baik ? Disini saya bukan membawa saudara untuk sembarangan masuk ke dalam positive thinking tetapi jangan-jangan kita menganggap diri gagal karena injil yang kita beritakan tidak masuk dalam orang yang kita injili. Jika demikian, apakah engkau berani menggangap Yesus juga gagal ? Ia tidak bersalah tetapi dihujat dengan kejam, difitnah dengan keji maupun diludahi dan dimaki dengan vocabulary yang emosional ! Pernahkah kita memikirkan kenapa kita dipanggil sebagai orang kristen ? untuk menerusakan penderitaan-Nya ! bukan dapat keselamatan lalu senang seperti baru aja dapat tiket gratis ke sorga dan kita enak-enak menikmati ruang boarding . Ingatlah ! Kebenaran Allah tidak mungkin dikalahkan oleh maut tetapi jangan takut, meskipun no skill tetapi tetaplah kita berdoa kepada Tuhan. Doa yang bukan metode mutlak tetapi bergantung total pada kuasa pelayanan pada hamba-hamba-Nya melalui DOA.

Kiranya Hari Paskah membuat setiap kita kembali merefleksikan diri kita yang senantiasa
luas dengan setiap pengajaran yang Kristologis !

Dalam Kasih-NYa
Ev. Daniel Santoso
Beijing, China, ROC

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...