Monday, March 12, 2007

Truth and Freedom

Dewasa ini banyak para scholar yang akademis maupun kaum awam yang praktikal memberikan beragam definisi kebenaran dan kebebasan tetapi siapakah yang berhak berbicara mengenai kebenaran dan kebebasan itu sendiri ? hari ini jawaban terletak kepada satu kaum yaitu mereka yang memiliki " power ". Hari ini tema kebenaran dan kebebasan banyak keluar dari mulut para hakim, para pengacara, para ahli hukum, mahasiswa hukum. Problemnya adalah apakah mereka betul-betul membela kebenaran dan berjuang demi kebebasan yang sejati ? realita memberikan nuansa pesimis dalam terwujudnya kebenaran dan kebebasan yang sejati karena terlalu banyak mereka yang berjuang hanya untuk UANG. Jika saya diperbolehkan untuk meminjam tokoh dari The Lord of The Rings, ada tipe Gandalph ( scholar - pembela kebenaran dan kebebasan sejati ) dan ada tipe Saruman ( fools - mempermainkan kebenaran dan kebebasan ). Gandalph rela mengorbankan nyawanya demi kebenaran dan keadilan sedangkan Saruman menginjak-injak kebenaran dan kebebasan dengan kuasa gelap yang " menjijikan ". Adalah sebuah refleksi pribadi saya sendiri bahwa terlalu banyak orang tipe Saruman telah mempermainkan kebenaran dan kebebasan orang lain hanya karena " POWER ". dimanakah kaum tipe Gandalph ? tertidurkah engkau ?

Hari ini dunia banyak memberikan 4 macam kebebasan :

1. Kebebasan berbicara. itulah sebabnya dunia begitu bebasnya mengagungkan kebenaran maupun menghujat kebenaran itu sendiri. Tidak heran, jika tahun-tahun yang lalu surat kabar Denmark, Eland Posten dikritik habis-habisan oleh dunia islam karena karikatur Mohamed yang kurang senonoh. Jika demikian apakah kebebasan berbicara membawa dunia lebih baik ? Justru Prinsip harus mendasari kebebasan berbicara , barulah kebebasan berbicara itu dapat menyatakan kebenaran dan kebebasan. Ironisnya, manusia tidak suka diatur oleh prinsip-prinsip sehingga percakapan manusia jatuh ke dalam keliaran.

2. Kebebasan beragama. banyak orang mengatakan bahwa " all religion is the same " maka bebaslah beragama apapun karena semuanya sama. apakah ini fair ? justru ini sebuah tindakan yang tidak fair karena tiada persamaan disitu justru satu ama lainnya berkontradiksi. Sebagai orang kristen, saya mempercayai kekristenan karena hanya kristen saja yang memiliki konsep Allah rela inkarnasi ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Tiada seorang pendiri agama manapun melakukan hal tersebut. maka bagaimana mungkin saya dapat mengatakan semua agama itu sama. kedua, saya pun menyadari bahwa tidak semua kristen adalah benar karena ada denominasi yang percaya Yesus 100 % Allah 100 % Manusia, dan ada denominasi yang hanya percaya Yesus hanyalah manusia 100 %, pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki kekristenan yang sama ? Tidak !

3. Kebebasan dari rasa takut. Banyak para travellers mengharapkan kota-kota yang mereka singgahi memberikan jaminan dan pelayanan yang membuat mereka merasakan kenyamanan maupun keamanan. Tetapi apakah memang kenyamanan maupun keamanan yang mereka berikan cukup bagi mereka ? Amerika Serikat banyak dikagumi sebagai " the promised land " tetapi apakah Amerika Serikat pasti menyakinkan semua travellers bahwa everthing is going fine ? justru berapa banyak korban yang berjatuhan di New York karena sniper-sniper dari atas gedung pencakar langit yang menembak orang-orang yang lalu lalang di jalanan. Banyak orang juga mengatakan bahwa naik pesawat terbang justru membebaskan kita dari rasa takut tetapi sampai kapan ? justru peristiwa September 11, 911 membukakan mata kita bahwa naik pesawatpun bisa juga tidak aman. maka dimanakah engkau dapat bebas dari rasa takut ? Janganlah Takut, penyertaan Tuhan itu real. Tetapi kita harus bercermin terhadap diri kita sendiri bahwa kita jatuh ke dalam dosa karena kita kehilangan " fear " kepada Tuhan sehingga akhrinya kita menganggap diri kita something dan menganggap Tuhan dan orang lain adalah nothing ! itulah semangat satanis yang hidup dalam diri kita. Jika kita tidak takut kepada Tuhan maka kita pasti tidak takut kepada orang lain juga. Oleh karena itu kita harus belajar seperti apa yang pernah dipaparkan oleh St. Bernard of Clairvaux bahwa kita harus memiliki takut kepada Tuhan seperti hamba ( servant fear ) yang respek terhadap Tuan dan takut kepada Tuhan seperti anak kecil ( childlike fear ) yang respek terhadap orang tua ( bukan childish ) yang telah ditebus oleh darah Kristus.

4. Kebebasan dari kekurangan. Banyak orang mau bebas dari kekurangan dan mengingini kekayaan material yang berlimpah-limpah.pertanyaan saya adalah apakah mereka yang kaya material pasti menikmati kebebasan dan kebenaran yang sejati ? justru merekalah yang kebanyakan mengalami " blindness " tuk melihat kebebasan dan kebenaran sejati diperoleh melalui terus bersandar pada Firman yang menyatakan " belas kasihan Tuhan ".


Dalam Yohanes 8:31-35, Yohanes menekankan :

1. Tetap pada Firman-Ku. Disini modal Yesus hanya berfokus pada Kuasa Firman itu sendiri, bukan fasilitas ( meskipun fasilitas itu perlu ). Kekristenan hari ini memiliki jutaan penganut bukan karena kekuatan organisasi maupun finansial tetapi kuasa Firman Tuhan yang mempertobatkan manusia tuk kembali kepada Firman Tuhan yang memberikan jaminan keselamatan melalui satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup yaitu Yesus Kristus.

2. Belajar untuk beriman ( trust and obey ). problemnya kita hanya mau kuasa Firman tetapi kita gak mau taat sehingga kita jatuh ke dalam mistik yang sempit, kedua banyak orang mau taat tetapi gak mau Firman Tuhan, yeah kita jadinya legalism. disini Yohanes menekankan trust and obey bukanlah statement yang " guyonan " tetapi harus dipahami dalam kesatuan meaning.

3. Keep Living in our words. Firman Tuhan bekerja bukan untuk membebani diri kita sendiri padahal untuk memerdekakan. bagaimana dengan kita sendiri ? bukankah seringkali kita menutup telinga kita terhadap Firman Tuhan karena kita mengganggap itu menjadi bencana bagi kebebasan kita tetapi justru melalui Firman Tuhan, kita sama-sama dapat memiliki kesempatan yang indah tuk menggumuli apakah itu kebenaran yaitu Yesus Kristus.


Dalam Kristus

Daniel Santoso

Beijing, China

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...