Friday, September 04, 2020


JANGANLAH LENGAH! PERCAYALAH KEPADAKU 2
Pdt. Daniel Santoso ( GRII Taiwan China Hongkong)


Janji Tuhan atas orang percaya di Rumah Bapa

A.  Rumah Bapa adalah “eternal home” kita, sedangkan dunia hanyalah “temporary home” kita  yang fana terbatas. Dalam dunia ini kita hanya berziarah, orang asing yang numpang tinggal di dunia ini. Rumah yang hari ini kita anggap “home sweet home” hanyalah rumah secara “temporary”. Rumah Bapa haruslah menjadi destinasi terakhir kita semua, jika tidak kita akan gelisah terus menerus. Dunia penuh ketidakpastian, kita bergantung kepada siapa? Jika bukan kepada Bapa, kegelisahan akan terus menghantuimu, baik engkau di Shanghai, Xiamen, Jakarta, Surabaya sekalipun, saudara akan kecewa di manapun, kapanpun atau di wilayah manapun. Kalau bukan Tuhan, pastilah kita binasa, mati dan kehilangan pegangan hidup sejati.  Rumah Bapa, Satu-satunya eternal home. Jadi kita hidup bukan untuk dunia namun kita hidup untuk kekekalan. Kekekalan ada dimana Tuhan menjamin Ia memberikan tempat bagi orang percaya, Ia akan datang kedua kali dan membawa kita ke Rumah Bapa. Itulah janji Tuhan yang tidak pernah dijanjikan oleh siapapun! Di dalam kepercayaan ekstremis Muslim yang mempercayai kalo kita melakukan jihad maka kita akan disambut 72 bidadari di surga yang akan memberikan keintiman. Kenapa harus 72 bidadari? Adakah 72 bidadara bagi kaum wanita? Pelaku jihad pria akan disambut 72 bidadari, pelaku jihad wanita hanya punya 1 suami yang adalah imamnya. Pengajaran jihadist ini bukan dari AlQuran tapi dari hadis-hadis yang ditulis oleh guru-guru yang mengabsolutkan pemikiran, perasaan mereka untuk melakukan tindakan jihad dengan harapan masuk surga secara instan maka mereka melakukan tindakan bunuh diri secara bodoh dengan harapan masuk surga dan memperoleh 72 bidadari untuk pelampiasan nafsu yang paling banyak. Ini ajaran salah dan tidak sesuai kebenaran!

B.    Bukan kita ingin memiliki kavling, apartemen atau mengumpulkan dp lalu kita dapat memiliki dan membeli tanah di rumah Bapa, justru tidak ada seorangpun dapat membeli kavling dimana rumah Allah berada. Tiada seorangpun dapat sampai ke sana kecuali Yesus yang menyediakannya. Suatu kali saya ada lihat di televisi, ada seorang miskin yang bercerita waktu dulunya dia tinggal di bantaran sungai di Jakarta namun ia dipindahkan ke rumah susun marunda milik pemprov dki dan dia diijinkan tinggal dengan biaya Rp. 5000/ hari dengan fasilitas kulkas, kompor, tempat tidur, daster. Ia menangis karena dia merasa tidak layak tinggal di rumah susun seperti ini. Ketidaklayakan masuk rumah susun tersebut membuat saya tertegun dalam hati saya, apa reaksi dan ekspresi kita saat diijinkan masuk ke rumah Bapa? Siapakah kami sehingga Yesus menyediakan ruang bagi kami? Saya percaya ekspresi orang miskin di Marunda menjadi gambaran reaksi jujur ketidaklayakkan kita di hadapan Allah yang berkata “Masuklah”. Jadi jelas! Ini bukan usaha manusia, inisiatif manusia namun inisiatif Allah memberikan tempat secara rohani yang jauh lebih bermakna daripada rumah secara fisik. Rumah secara fisik dapat rusak dan hancur, sangat terbatas! Yesus memberikan apa yang tidak dapat dihancurkan oleh siapapun manusia. (Matius 10:28 – Jangan takut dengan apa yang dapat membunuh tubuh karena terbatas). Mungkin covid 19 dapat hancurkan tubuhmu, tapi tidak jiwamu! Lukas 12:19-20, bodoh tidak bias lihat kebenaranNya.

C.  Tuhan menyertai kita bukan hanya di “physical world” tapi menyertai sampai akhir kematian. Setelah kematian, ada kehidupan kekal. Banyak orang percaya kematian adalah tidur selama-lamanya. Salah! Kitab suci mengajarkan kepada kita bahwa justru orang percaya bukan hanya hidup di dalam physical world tapi dipersiapkan hidup di dalam dunia kekekalan, Rumah Bapa bagi orang percaya dan Neraka bagi orang tidak percaya. Ada “life after death”. Ibrani 11, di rumah bapa ada fondasi, bukan sekadar bayang-bayang namun memiliki fondasi dimana ada ruang bagi orang percaya. Pertanyaannya, adakah ruang bagi kita?

 

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...