Janji Tuhan
atas orang percaya di Rumah Bapa
A. Rumah
Bapa adalah “eternal home” kita, sedangkan dunia hanyalah “temporary home”
kita yang fana terbatas. Dalam dunia ini
kita hanya berziarah, orang asing yang numpang tinggal di dunia ini. Rumah yang
hari ini kita anggap “home sweet home” hanyalah rumah secara “temporary”. Rumah
Bapa haruslah menjadi destinasi terakhir kita semua, jika tidak kita akan
gelisah terus menerus. Dunia penuh ketidakpastian, kita bergantung kepada
siapa? Jika bukan kepada Bapa, kegelisahan akan terus menghantuimu, baik engkau
di Shanghai, Xiamen, Jakarta, Surabaya sekalipun, saudara akan kecewa di
manapun, kapanpun atau di wilayah manapun. Kalau bukan Tuhan, pastilah kita
binasa, mati dan kehilangan pegangan hidup sejati. Rumah Bapa, Satu-satunya eternal home. Jadi kita
hidup bukan untuk dunia namun kita hidup untuk kekekalan. Kekekalan ada dimana
Tuhan menjamin Ia memberikan tempat bagi orang percaya, Ia akan datang kedua
kali dan membawa kita ke Rumah Bapa. Itulah janji Tuhan yang tidak pernah
dijanjikan oleh siapapun! Di dalam kepercayaan ekstremis Muslim yang
mempercayai kalo kita melakukan jihad maka kita akan disambut 72 bidadari di surga
yang akan memberikan keintiman. Kenapa harus 72 bidadari? Adakah 72 bidadara
bagi kaum wanita? Pelaku jihad pria akan disambut 72 bidadari, pelaku jihad
wanita hanya punya 1 suami yang adalah imamnya. Pengajaran jihadist ini bukan
dari AlQuran tapi dari hadis-hadis yang ditulis oleh guru-guru yang
mengabsolutkan pemikiran, perasaan mereka untuk melakukan tindakan jihad dengan
harapan masuk surga secara instan maka mereka melakukan tindakan bunuh diri
secara bodoh dengan harapan masuk surga dan memperoleh 72 bidadari untuk
pelampiasan nafsu yang paling banyak. Ini ajaran salah dan tidak sesuai
kebenaran!
B.
Bukan kita ingin memiliki kavling,
apartemen atau mengumpulkan dp lalu kita dapat memiliki dan membeli tanah di
rumah Bapa, justru tidak ada seorangpun dapat membeli kavling dimana rumah
Allah berada. Tiada seorangpun dapat sampai ke sana kecuali Yesus yang
menyediakannya. Suatu kali saya ada lihat di televisi, ada seorang miskin yang
bercerita waktu dulunya dia tinggal di bantaran sungai di Jakarta namun ia dipindahkan
ke rumah susun marunda milik pemprov dki dan dia diijinkan tinggal dengan biaya
Rp. 5000/ hari dengan fasilitas kulkas, kompor, tempat tidur, daster. Ia
menangis karena dia merasa tidak layak tinggal di rumah susun seperti ini.
Ketidaklayakan masuk rumah susun tersebut membuat saya tertegun dalam hati
saya, apa reaksi dan ekspresi kita saat diijinkan masuk ke rumah Bapa? Siapakah
kami sehingga Yesus menyediakan ruang bagi kami? Saya percaya ekspresi orang
miskin di Marunda menjadi gambaran reaksi jujur ketidaklayakkan kita di hadapan
Allah yang berkata “Masuklah”. Jadi jelas! Ini bukan usaha manusia, inisiatif
manusia namun inisiatif Allah memberikan tempat secara rohani yang jauh lebih
bermakna daripada rumah secara fisik. Rumah secara fisik dapat rusak dan
hancur, sangat terbatas! Yesus memberikan apa yang tidak dapat dihancurkan oleh
siapapun manusia. (Matius 10:28 – Jangan takut dengan apa yang dapat membunuh
tubuh karena terbatas). Mungkin covid 19 dapat hancurkan tubuhmu, tapi tidak
jiwamu! Lukas 12:19-20, bodoh tidak bias lihat kebenaranNya.
C. Tuhan
menyertai kita bukan hanya di “physical world” tapi menyertai sampai akhir
kematian. Setelah kematian, ada kehidupan kekal. Banyak orang percaya kematian
adalah tidur selama-lamanya. Salah! Kitab suci mengajarkan kepada kita bahwa
justru orang percaya bukan hanya hidup di dalam physical world tapi
dipersiapkan hidup di dalam dunia kekekalan, Rumah Bapa bagi orang percaya dan
Neraka bagi orang tidak percaya. Ada “life after death”. Ibrani 11, di rumah
bapa ada fondasi, bukan sekadar bayang-bayang namun memiliki fondasi dimana ada
ruang bagi orang percaya. Pertanyaannya, adakah ruang bagi kita?
No comments:
Post a Comment