Tuesday, February 12, 2008

Visi dan Pemimpin















Se
luruh siaran berita internasional terkini seakan didominasi oleh sebuah fenomena penting dalam sejarah Amerika Serikat yaitu kampanye pemilihan calon presiden. Betapa tidak, para calon-calon menawarkan “ visi-visi dagangannya “ dengan “ cita rasa yang berlainan “. Hillary Clinton memberikan speech yang cukup manis dan anggun seperti “ blueberry cheese cake “. Obama menekankan “ Stand for Change “ dalam orasinya yang menegaskan perubahan " taste " seperti “ nano nano candy “. McCain dan Huckabee, dua calon yang juga unik karena saling memberikan penilaian yang positif kepada sesama calon Rebuplican dengan istilah “ hero, decency, integrity “ sehingga kedengarannya harmonis nan “ nikmat “ seperti “ milk and tea “ dan calon lainnya. Meskipun mereka berbeda-beda, tetapi kesamaan mereka masing-masing adalah mereka sedang menawarkan dirinya sebagai calon pemimpin masa depan dari United States of America. Well, melihat fenomenal tersebut saya hanya mau merenungkan secara praktis makna seorang pemimpin. Dimanakah makna seorang pemimpin ? Tentu saja kita harus memfokuskan diri kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya pemimpin yang “ menerobos konsep kepemimpinan humanitas “. Contoh : Yesus mengajarkan bahwa Anda memberi sesuatu bukan untuk harapan menerima imbalan karena anda telah melakukan hal yang baik. ( rugi donk ) Contoh Kedua, Mau jadi yang terbesar ? Jadilah pelayan bagi orang lain. Justru Yesus mengajarkan “ servantship “ lebih akurat dan membongkar asumsi pemimpin dewasa ini yang “ dicuci otak “ dalam serum “ superman “, “ executive “, “ superstar “, “ academic “. Jika demikian apa yang paling dibutuhkan oleh pemimpin selain dukungan massa, dana, doa ? well, pemimpin membutuhkan teladan iman yang kuat, gigih tapi rendah hati mengikuti spedo yang Tuhan berikan karena hanya di dalam Firman-Nya ada wahyu yang membawa rakyat “ tidak liar “ ( Amsal 29:18 ). Back to His Word !

FirmanTuhan memberikan “ teladan “, “ prinsip “, “ strategi “, “ solusi “ yang kaku sekaligus dinamis serta relevan sepanjang zaman. Tetapi sayang sekali, banyak pemimpin-pemimpin dalam sejarah dunia ini kehilangan “ antusias “ menggali kelimpahan Firman karena mereka menutup mata mereka terhadap “ iman “. Tidak sedikit mereka menganggap iman sebagai mimpi orang-orang sakit jiwa nan takut mati ( neurosis ). Ada juga pemimpin kristen tapi lebih mencintai buku-buku tentang kepemimpinan sekuler ketimbang Alkitabnya sendiri sehingga mindsetnya cenderung mengarah kepada sekuler. Jika demikian apa yang dibutuhkan para pemimpin dunia ini ?


Visi. Sebuah istilah sacral yang cukup marak diucapkan oleh mulut-mulut manusia yang suka “ cut and paste “ tapi kehilangan “ meaning “ sehingga kelihatan memiliki “ word “ tetapi “ without understanding “, hasilnya “ without application “ . mengerikan sekali! Seringkali kita mendengar pemimpin yang memaparkan visi misinya dari hasil studi, observasi maupun survey dan menurut saya jelas cukup bertanggungjawab tetapi mari kita kembali merenungkan, sebenarnya visi itu milik siapa ? Visi adalah milik Tuhan dan Ia memberikan visi agar manusia mengusahakan dan menggarap ladang pekerjaan tuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia. Jika demikian, hasil studi, observasi, survey para pemimpin yang katanya “ bervisi “ mengadopsi originalitas Visi ? Saya mempercayai Visi harus kembali kepada Allah sendiri. Problemnya, manusia tidak mungkin dapat mencerna karena keberdosaan manusia yang “ memecahbelahkan “ visi. Dalam Reformed Theology, Visi gak dapat dilepaskan dari Allah Trinitas. Visi tidak dapat dilepaskan dari Allah Bapa yang menciptakan visi, Visi tidak dapat dilepaskan dari Allah Yesus Kristus yang menebus visi, Visi tidak dapat dilepaskan dari Allah Roh Kudus yang memimpin manusia tuk mengenal, mengerti, menjalankan visi. Oleh karena itu Visi tidak dapat dilepaskan dari “ THEOS - God “ dan “ LOGOS – His Truth “. Perspektif ini akan membawa saudara melihat kesakralan visi yang semestinya ada di dalam diri para pemimpin-pemimpin dunia abad 21 dan mereka belajar takut kepada Tuhan karena disanalah awal segala pengetahuan. Oleh karena itu saya menyukai sebuah definisi visi dari seorang tokoh bernama Bill Shore “ visi adalah cathedral di dalam diri “. Ada prinsip, aturan, hukum, kebebasan - kesakralan di dalam dirinya. tapi STOP ! Jika perspektif di jalankan di semua bidang, bukankah ini usaha kristenisasi terhadap “ others “ ? apa bedanya dengan gerakan islam fundamentalis yang punya “ visi “ mengulingkan Rebuplik Indonesia sebagai Negara Islam ? Sekali lagi, Visi Tuhan itu kaku tetapi dinamis. Secara prinsip, Visi Tuhan harus ditegaskan. kalo visi yang berdosa, mau pelakunya pribumi, bule, Chinese,blasteran, islam, kristen,hindu, budha, katolik, kaya, menengah, miskin … tetap harus dikritik ! tetapi secara relasi, kita sama-sama manusia yang berdosa yang sama-sama membutuhkan belas kasihan-Nya maka saling menghormati harus ada tetapi bukan berarti tidak boleh memproklamasikan Injil karena memproklamasikan Injil adalah “ vocation “ setiap orang kristen ( Matius 28:19-20 ). Jangan takut ! Jalankan panggilan kita masing-masing sesuai dengan Visi Tuhan.


Terus meraba Visi-Nya

Ev. Daniel Santoso

Beijing, People Rebuplic of China

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...