Monday, July 30, 2007

Requiem Pastor Amin Tjung

Jika saudara bertanya kepada saya, siapakah saya ? Maka saya akan menjawab dengan sebuah jawaban yaitu saya adalah seorang murid yang telah kehilangan salah satu guru besar yang membesarkan aku di dalam pelayanan, namanya Pdt. Ir. Amin Tjung, M.Th. Tgl 22 Juli 2007 Beliau telah meninggal dunia karena tubuhnya yang kena kanker selama bertahun-tahun. Sebuah penyesalan saya adalah belum membalas email yang pernah dia kirimkan, padahal saat tubuhnya begitu lemah, dia tetap berusaha membalas email yang pernah saya kirimkan kepada beliau. Luar Biasa ! Refleksi saya, beliau sebagai DOSEN yang " mengoncangkan " mental saya sebagai murid untuk belajar membuka buku-buku " tebal " nan " akademis " yang melelahkan mata dalam membacanya. Beliau " memaksa " saya untuk menekuni aktivitas membaca karena mungkin suatu saat nanti saya kehilangan waktu-waktu membaca " padat " karena aktivitas pelayanan yang " menguras " tenaga dan waktu. Sejak saya terjun dalam medan pelayanan, akhirnya saya dapat mengaminkan pembentukan yang pernah beliau tekankan. Puji Tuhan ! Beliau suka memberikan buku teologia kepada rekan kerjanya dan saya mengingat betul, Pak Amin menghadiahkan sebuah buku " Chinese Philosophy " dari Fung Yu Lan ... Kedua, Beliau sebagai PENGINJIL yang pernah membesarkan saya saat melayani di Mimbar Reformed Injili Indonesia Sunter. Beliau mengajak saya bersama Sdr. Kiong Tje Kian untuk turun ke pelayanan pemuda di pinggir rel kereta api di Jakarta Utara, mengajak anak-anak remaja untuk berkumpul bersama mendengarkan Injil. Pembesukan dan Penginjilan gencar dilakukan oleh beliau bukan karena " urusan gereja " tetapi " urusan hidup mereka " yang membutuhkan Kristus sebagai juruselamat pribadi mereka.
Mencintai Tuhan dan mencintai sesama menjadi " essential core " yang ada pada diri Pak Amin .Saya kagum ! Ketiga, Beliau adalah GEMBALA. Kami menerima didikan bagaimana kami harus berkhotbah, mengajar dan menginjili. Saya bersyukur karena setiap didikan yang beliau berikan membekas dalam diri kami dengan " sakit " karena beliau bukan sembarangan mendidik tetapi beliau " menggembalakan " saya untuk mengerti bagaimana kami dapat melayani sebaik-baiknya untuk Tuhan dengan kasih dan disiplin. Sekarang beliau telah tiada tetapi setiap Firman dan didikan beliau mengelisahkan saya untuk terus mengingat Tuhan yang memanggilnya dan memakainya untuk melayani Tuhan. Terima Kasih Pak Amin ... Kami akan terus berjuang bagi kemuliaan Tuhan.

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Jakarta, Indonesia

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...