
Meskipun film diatas sangat baik untuk memberikan edukasi kepada generasi muda untuk mengerti konsep love, compassion and loyalty, sayang semuanya itu hanyalah sebuah lesson humanistik untuk bagaimana membereskan etika manusia dan belajar bagaimana manusia memberikan apresiasi terhadap binatang, tetapi bukan kepada Sang Pencipta. Seharusnya kita semakin menyadari bahwa theological aspek adalah prioritas utama yang harus kita introspeksi, bukan psikologikal aspek maupun humanistic mindset. Tuhan adalah Kasih dan Dasar Kasih hanya dapat diberikan dari Allah, melalui Yesus Kristus (Yohanes 3:16). Sebagai orang kristen, kita percaya bahwa konsep love yang sehati tidak dapat lepas dari doktrin Kristus (Yohanes 13:35, I Yohanes 3:14, I Yohanes 5:2-3). Konsep compassion orang kristen juga didasari dari konsep God centered bahwa Allah adalah full of compassion for people (Mazmur 86:15) dan Yesus memiliki compassion tersebut bagi orang yang terhilang (Matius 9:36), orang sakit (Matius 14:14) dan orang yang kelaparan (Matius 15:32). Bagaimana dengan saudara dan saya? Sudahkah engkau mengenali konsep love dan compassion dari Allah? (1 Petrus 3:8-12). Loyalty juga tidak dapat dilepaskan dari konsep God centered karena setiap kita telah diberikan spirit of loyalty dari Allah untuk konsentrik kepada-Nya yaitu setia kepada Kristus. Inilah fondasi dalam karakter kristen (1 Petrus 2:9-12). Kita adalah “chosen people” diberikan “royal priesthood”, dipanggil sebagai “holy nation” yang menyatakan kemuliaan Allah. Bukankah ini yang Yesus Kristus kerjakan di dalam dunia? Segala sesuatu yang Yesus Kristus lakukan sesuai dengan makna kasih yang Allah maksud untuk setiap kita belajar menikmati kasih-Nya dan membagikan kasih-Nya kepada others. Memang, semua ini perlu sebuah proses yang tidak langsung “click” tetapi biarlah kita dapat menikmati perjalanan kita menyelami kasih-Nya, belas kasih-Nya dan kesetiaan-Nya dengan “knowing Him” (II Korintus 10:5, 3:1-7) dan “set your heart and mind” (Markus 8:38, Filipi 4:6-9) dengan berserah total kepada Tuhan (Mazmur 37, Roma 8:6-8). Dalam hal ini, prinsip keallahan harus menjadi starting point dalam mengerti kebesaran konsep love, compassion dan loyalty sejati. Oleh karena itu, kita perlu belajar “firmly” percaya kepada konsep Firman Tuhan sebagai satu-satunya kebenaran Allah dan panggilan hidup kita berbagian di dalam kerajaan Allah untuk melayani Tuhan sampai kedatangan Tuhan kedua kali. Segala kemuliaan hanya bagi Dia. Solideo Gloria.
Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China
No comments:
Post a Comment