Monday, November 29, 2010

Understanding Your Sloth/ Laziness

Berita-berita Indonesia memberikan rapor merah terhadap anggota-anggota DPR yang sering bolos dalam mengikuti rapat paripurna, tidak cekatan dalam pelaporan kekayaan mereka maupun pengurusan NPWP anggota-anggota DPR, tidak ada inisiatif untuk mengerjakan tugas ideal wakil rakyat untuk membawa aspirasi rakyat untuk digodok dalam rapat wakil rakyat. Mereka cenderung malas, tidak segan2 bolos tanpa sebab dan banyak mereka sudah kehilangan kepekaan untuk bagaimana memperjuangkan aspirasi rakyat demi Indonesia yang lebih adil dan makmur. Kursi-kursi anggota DPR tetap kosong melompong dan kalopun ada orang yang duduk di kursi mereka, kebanyakan dari mereka sudah tidak memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan amanat tugas kenegaraan mereka alias mereka santai dan lebih memilih tertidur dalam ruang rapat. Di berbagai media komunikasi, banyak foto-foto dan tayangan media televisi yang mempertontonkan kekonyolan anggota-anggota DPR yang suka “bolos” maupun yang suka “tidur” di ruang rapat. Meski keadaan anggora DPR begitu memprihatinkan, namun mereka berani menuntut fasilitas-fasilitas wakil rakyat yang serba mewah itu baik dengan menikmati kunjungan-kunjungan luar negeri yang kagak jelas visi misinya apa, menuntut renovasi rumah dinas mewah mereka maupun kenaikan gaji. Sebenarnya virus kemalasan ini bukan hanya melanda pemerintahan saja, namun gereja mengalami hal yang sama. Immanuel Kant dalam bukunya “What is Enlightement?” memaparkan salah satu kegagalan gereja modern adalah gereja jatuh ke dalam “laziness”. Kemalasan untuk berpikir sesuai dengan pikiran Tuhan. Secara teologis, Alkitab banyak berbicara tentang kemalasan yang merusak, mematikan dan terkutuk itu, terutama dari Kitab Amsal (Amsal 6:6, 6:9, 10:26, 13:4, 15:19, 19:15, 19:24, 20:4, 21:25, 22:13, 24:30, 26: 13-16).

Mengutip dari buku “Bebas dari 7 Dosa Maut”, Billy Graham memaparkan bahwa Dosa kemalasan menyebabkan cara hidup negatif yaitu hidup yang terhenti dan tidak efektif yang kesemuanya membuat orang itu tidak layak menjadi pengikut Kristus. Bagi Billy Graham, kemalasan rohani bukan saja dosa terhadap Allah tapi juga dosa terhadap diri sendiri. Kemalasan adalah pembinasa kesempatan dan pembunuh jiwa. Ini statement besar. Seorang yang tekun adalah seorang yang terus menggunakan setiap kesempatan sebanyak mungkin. Dalam hal ini ketekunan hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki jiwa mau berkorban dan rela capek dalam mewujudkan kesempatan demi kesempatan karena ketekunan mereka adalah perjuangan untuk memberikan apa yang paling “the best” untuk dapat menikmati kualitas yang “qualitative difference”. Jika demikian, bagaimana kita memahami vocabulary “kemalasan” dalam spiritualitas kita? Dalam Yakobus 4:17, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”. Jadi, kemalasan adalah dosa?

Seringkali kita membiarkan semua hal menghalangi kita melakukan kehendak Tuhan dengan tekun. Kemalasan adalah dosa! disaat kamu malas baca alkitab, kamu berdosa! disaat kamu malas memberitakan injil, kamu berdosa! disaat kamu malas melayani Tuhanm kamu berdosa! Kemalasan selalu mengendorkan kamu, itulah kehebatan dosa! Roma 12:11 menasihati setiap kita agar “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”. Iblis sangat menyukai pengikut-pengikut Kristus berdosa di dalam kemalasan mereka dan membangkang pengikutan mereka kepada Kristus dengan kemalasan rohani mereka untuk memberitakan Injil. Jangan malas, saudara! Bangkitlah bagi Kristus! Mari kita tekun melayani Tuhan karena kemuliaan Tuhan adalah worth it bagi kita semuanya untuk kerjakan yaitu melakukan apa yang Tuhan tuntut dalam hidup kita, kita berikan sebaik mungkin sampai ajal kita tiba, sampai kita kembali kepada Tuhan menikmati hidup kekal-Nya.

Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Beijing, China

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...