Tuesday, April 17, 2007

Katakanlah ...

Lukas 23:33-43
Golgota, sebuah bukit Tengkorak yang tragis karena disanalah tempat para kriminal dihukum oleh tradisi Yahudi maupun hukum Romawi dan disanalah tempat Yesus disalibkan. Siapakah Yesus sebenarnya ? Mesias atau Kriminal ? Bagaimana mungkin kedua gelar yang kontradiksi ini dapat melekat pada Yesus Kristus ? Yesus datang ke dalam dunia sebagai Mesias untuk menyatakan Pengharapan kepada manusia yang letih lesu dan berbeban berat. Tetapi sayangnya, manusia tidak mengenal Diri-Nya sehingga mereka menganggap Yesus sebagai kriminal, bidat, jelmaan iblis. Saat Yesus menerima perlakuan sadis seperti ini, Apa respon dari Yesus Kristus ?

“ Ya Bapa, Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat “. Doa dan Pengampunan menjadi respon Yesus ketika ketidakadilan ditimpakan kepada Diri-Nya. Seringkali doa dan pengampunan kita anggap sebagai respon orang tolol. Tetapi bagian ini memberikan cara pandang yang berbeda bahwa justru doa dan pengampunan memiliki kuasa yang besar dan bahkan ganas untuk mengasihi musuh meski tindakan mereka mempertanyakan validitas Kristus sebagai Mesias.

Para pemimpin agama dan ahli-ahli Taurat yang tidak mempercayai Yesus sebagai Anak Allah, Raja Yahudi maupun Mesias terus mencaci maki dan memaksa Yesus untuk membuktikan Diri-Nya di hadapan massa bahwa Diri-Nya adalah Anak Allah, Raja Yahudi maupun Mesias. Kalimat pedas diluncurkan bertubi tubi kepada Yesus “ orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan Diri-Nya Sendiri jika Ia adalah Mesias, Orang yang dipilih Tuhan “. Jika saudara membaca kalimat diatas, ada terdengar nada mencobai Allah dengan hukum logika “ selamatkan dirimu “ yang kemudian dipertegas oleh seorang penjahat “ Bukankah engkau adalah Kristus ? Selamatkanlah diri-Mu dan selamatkan kami juga “. Jelas sekali, kalimat di atas merupakan kalimat penghujatan melalui keterbatasan hukum logika mereka. Mereka menganggap hukum logika mampu menampung dan memenjarakan “ Siapakah Kristus “ dalam aplikasi yang tidak direalisasikan oleh Diri-Nya. Mereka lupa bahwa hukum logika mereka sangatlah terbatas karena keberdosaan mereka . Jika saudara lihat hari ini, bukankah banyak orang berani mempertanyakan secara gencar dan sadis mengenai keilahian Kristus ? Tidak sedikit yang mengatakan Kristus itu hanyalah manusia tolol yang mengalami depresi karena kehilangan makna hidup sehingga Ia mengorbankan Diri-Nya untuk menutupi kehilangan makna hidup-Nya. Ada juga yang mengatakan bahwa Allah Kristen itu mengajarkan etika yang bobrok dan tidak pantas untuk ditiru oleh manusia … Bagaimana mungkin Allah kristen mengajarkan seorang ayah untuk membunuh anaknya sendiri ( Abraham dan Ishak ) dan Allah yang merelakan Anak-Nya yang Tunggal mati bagi saudara saya, itu kebodohan etika. Seringkali kita membaca semuanya ini hanya dengan kesempitan hukum logika kita sehingga kita gagal menemukan pengertian di balik setiap pekerjaan yang Tuhan kerjakan melalui Yesus Kristus yang memiliki keluasan logika Allah yang melampaui hukum logika manusia. Qualitative Difference !

Saat penjahat tersebut mempertegas pertanyaan dari pemimpin agama maupun ahli Taurat, sebuah respon muncul dari penjahat satunya yang mengatakan “ Tidakkah engkau takut ….. “. Saya percaya penjahat ini merenungkan dengan seksama “ Siapakah Kristus “ sebenarnya … Jika ia adalah Allah, tidak seharusnya ia dihukum seperti kami, penjahat …. Jika ia adalah Manusia, tidak seharusnya juga ia dihukum seperti kami karena ia tidak melakukan kesalahan apapun “. Penjahat tersebut menyadari benar dirinya bersalah dan berdosa maka ia tidak bicara sembarangan. Speaking with understanding is meaningfull. Speaking without understanding is meaningless. Konsep Positioning seperti inilah yang membawa mata kita terbuka melihat Kebenaran yang melampaui konsep logika manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Hari ini banyak penjahat tidak menyadari bahwa dirinya jahat sehingga kepekaan mereka terhadap dosa telah luntur dan meng-excuse diri tuk melegalkan diri masuk ke dalam dosa. Banyak juga penjahat yang sudah tahu dirinya jahat tetapi menipu dirinya sendiri untuk membaca segala sesuatu dengan memutlakan kesempitan pikirannya sebagai sensor zone untuk menentukan benar dan salah. Mungkin saudara bertanya, kok bisa ya penjahat tadi mengenal positioning yang tepat bagi dirinya sendiri ? Kita percaya bahwa Roh Kudus bekerja dalam dirinya dan Ia berespon untuk merenungkan pekerjaan Roh Kudus dalam benaknya.

Setelah itu ia berkata kepada Yesus “ Ingatlah Aku ( penjahat ini ), apabila Engkau datang sebagai Raja. “ Dari manakah penjahat tersebut memiliki konsep demikian ? Padahal ia tidak masuk ke dalam sinagoge untuk mengambil intensive course apalagi membaca gulungan kitab-kitab Perjanjian Lama. Penjahat tersebut menikmati “ Guidance by Holy Spirit “, “ Hear His Voice “, “ Trust and Obey in His Promise “. Orang yang demikianlah orang yang layak menerima kalimat respon Yesus “ Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus “. Dimanakah penjahat-penjahat yang mendambakan “ Guidance by Holy Spirit “, “ Hear His Voice “, “ Trust and Obey in His Promise “ hari ini ? maukah engkau menerima-Nya ? Engkau bukan menjawab saya tetapi Engkau menjawab kepada Ia yang telah bangkit dari kematian dan menyatakan Pengharapan kekal kepada manusia. Puji Tuhan !

Dalam Kasih-Nya
Ev. Daniel Santoso
Shanghai, China, PRC

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...