
Scene 30 menit ini membuat saya tertegun atas arti sebuah pengorbanan seorang serdadu yang rela mengambil resiko demi menyelamatkan jiwa generasi penerus bangsa. Tapi tiba-tiba saya tersentak dengan sebuah pertanyaan dari hati kecilku, jika pengorbanan brother chow membuatmu tertegun, bagaimana dengan pengorbanan Yesus bagimu, anak malang ? oh gosh ! saya gelisah dengan pertanyaan sederhana dari suara hatiku ! seakan-akan saya diperhadapkan di sebuah mahkamah agung yang memberikan dakwaan kepada saya mengenai respon saya terhadap brother chow dan kepada Yesus. Saya bisa tertegun dengan kisah brother chow karena saya melihat ada “ evidence “ yang memberikan saya “ jaminan “ bahwa ketertegunan saya memiliki bukti nyata yang terekam di dalam tayangan documenter angkatan darat tahun 2008, sedangkan Yesus, saya menyadari bahwa mungkin saya hanya tertegun dengan “ stories “ yang memberikan “ redemption “ kepada diri saya sehingga karena gak ada yang mati buat saya maka Yesus, oklah ! atau jangan-jangan saya hanya mempercayai pengorbanan Kristus hanyalah sebuah pengorbanan yang diberikan Allah kepada kita sebagai “ door prize “ sehingga kita seperti menerima tiket pesawat untuk terbang ke sebuah tempat yang namanya “ Heaven “. Atau jangan-jangan saya merasa Yesus hanyalah legenda yang memberikan “ pendidikan moral “ kepada kita untuk belajar mengorbankan diri untuk orang lain.
Mengapa aku lebih mudah tertegun atas pengorbanan brother chow ketimbang pengorbanan Kristus ? saya merenungkan betapa sulitnya manusia memahami pengorbanan Kristus karena diri-Nya adalah Allah yang rela turun menjadi manusia dan menyerahkan nyawanya mati di atas kayu salib demi menebus dosa saudara dan saya dan ia bangkit dari kematian memberikan pengharapan kepada saudara dan saya serta ia naik ke surga dan akan datang kedua kalinya. Di MRII Shanghai saya ada putarkan scene singkat via dolorosa dari Passion of the Christ dan seorang anak kecil “ Winelson “ masuk tanpa sepengetahuan saya dan melihat penderitaan Kristus. Ia bisa begitu tertegun. Waktu saya tahu dia sedang melihatnya, saya matikan. Tetapi winelson berkata “ I wanna see Jesus “. Oh God. Dimanakah teriakan kita ? kita sudah hidup terlalu sibuk sehingga kehilangan keingintahuan kita untuk melihat Yesus. Tetapi saya belajar sesuatu dari semuanya ini, justru saya diberkati Tuhan karena saya terlalu “ stupid “ untuk memahami pengorbanan Kristus sehingga Tuhan memberikan “ ilustrasi “ yang menyentuh diriku untuk tertegun sehingga aku belajar menyadari di dalam “ faith “ bahwa pengorbanan Kristus melampaui apa yang dikerjakan oleh brother chow. Puji Tuhan! Bagaimana dengan saudara ? sudahkah engkau realized atas “ ilustrasi-ilustrasi “ yang Tuhan berikan kepadamu ? sudahkah kau melihat pengorbanan-Nya dalam iman?
Dalam Kasih-Nya
Daniel Santoso
Daniel Santoso
Guangzhou, China
No comments:
Post a Comment