Tuesday, October 06, 2009

Examine Your Worship III

Worship yang biblical tidak bisa lepas dari sebuah panggilan Allah yang signifikan di dalam rencana kekal Allah yang berdaulat untuk mengasihi dan melayani Allah yang telah menciptakan mereka dengan takut kepada Tuhan dan berpegang pada perintah-perintah-Nya (Pengkhotbah 12:13) bagi kemuliaan Allah, bagi generasi penerus dan bagi pengaruh masa depan lebih setia kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, worship tidak lepas dari apa yang namanya worldview (cara pandang manusia melihat dunia dengan prinsip fondasional). Worldview mempertanyakan berbagai pertanyaan basic yang penting dalam hidup kita sebagai manusia:
a. Is there a God?
b. who am i?
c. why I am here?
d. what is meaning of my life?
e. where did we come from?
f. what is wrong with the world?
g. how can we fix it?

Bagaimana orang kristen harus berperan dalam hal ini? Richard Neibuhr dalam bukunya “Christ and Culture” membagi ke dalam 5 relasi Kristus dan Kultur.

a. Relasi Oposisi – melawan kebudayaan
b. Relasi Persetujuan – memiliki hubungan dengan kebudayaan
c. Relasi Kristus diatas Kebudayaan – dalam setiap kultur masih ada beauty of Christ
d. Relasi Tension – ada paradoxical condition
e. Relasi Transformasi – adanya pembaharuan budaya.

Mana konsep yang biblical?

Alkitab mengajarkan Relasi Menebus – ada penebusan kebudayaan. Dalam hal ini penebusan harus didasarkan diatas nama Yesus Kristus sebagai:

a. Raja – kita harus taat akan Kristus sebagai “the ultimate king” yang memiliki otoritas atas natural dan spiritual (1 Petrus 5:2, 1 Timotius 3).
b. Imam – Kristus mempresentasikan dirinya sebagai persembahan yang sempurna dan kudus untuk menebus dosa manusia sekali tuk selamanya (1 Korintus 10:16, 1 Timotius 2).
c. Nabi – Kristus adalah The Incarnate Word maka melalui-Nya, gereja menerima otoritas untuk memberitakan Injil (Roma 10:4, 1 Timotius 1).

Di China, ada organisasi kristen Protestan (Protestant Chinese Organization) yang memberikan data dari China Christian Council bahwa 15 juta orang kristen baru dibaptis pada tahun 1980. Tetapi angka tersebut tidak akurat karena gereja bawah tanah yang tidak established justru telah membaptis lebih dari 80 juta orang kristen. Begitu juga saat Catholic Patriotic Asscociation di tahun yang sama telah membaptis 6 juta orang kristen baru. Angka tersebut juga tidak akurat karena gereja bawah tanah katolik justru telah membaptis lebih dari 21 juta orang kristen baru. Inilah kebangunan rohani di China setelah revolusi kebudayaan tahun 1960 sampe tahun 1979 kebangunan rohani dimulai. Sekarang jika kita lihat, banyak orang kristen ada di embassy-embassy luar negeri maupun para bisnisman seperti Zhang Jian, CEO Haier. Yang paling membuat saya kagum adalah Desember 2002, Beijing Forbidden City Concert Hall mementaskan konser musik Handel yaitu Messiah yang dipimpin oleh conductor lokal yaitu Su Wen Xing, beliau adalah konduktor kristen yang berusaha keras agar Messiah dapat didenggungkan di Beijing. Ini luar biasa! Saat manusia berdosa ditebus oleh Kristus, mereka menebus kultur yang salah dan membangun kultur yang benar untuk memuliakan nama Tuhan. Puji Tuhan!

Sebagai orang kristen, Kita percaya bahwa cara pandang kekristenan haruslah berpusat kepada Alkitab sebagai Firman Tuhan yang menyatakan identitas satu-satunya Allah yang benar yang menjadi creator dan sustainer dari seluruh aspek kehidupan manusia baik sejarah, matematika, science, bahasa, logika, musik, termasuk ibadah. Seluruh aspek kehidupan manusia ada kebenaran Tuhan asal semuanya didasari dari konsep worldview yang benar. Misalnya, matematika mengajarkan bahwa kita dapat belajar melihat Allah mengatur segala sesuatunya dengan baik dan teratur sehingga tidak berkontradiksi satu dengan lainnya. Sejarah mengajarkan kita bahwa Allah hidup di dalam sejarah dan ia menyertai manusia di dalam sejarah sampai hari ini.. Bahasa mengajarkan kita bahwa Allah memberikan komunikasi agar manusia dapat berelasi dengan Allah dan sesamanya. Science justru membawa kita lebih mengenal Allah yang berkuasa mengatur segala sesuatu di alam semesta dengan makna-makna ciptaan yang limpah dengan segala maknanya. Ironisnya, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia cenderung mempertanyakan akurasi definisi Allah yang dianggap kurang “relevan” dengan fakta-fakta zaman yang terus berubah. Misalnya, Dan Brown menulis novel “Angel and Demon” yang mengisahkan ada pertentangan antara faith dengan science, apakah benar demikian? Justru pertentangan muncul karena asumsi manusia yang telah dikuasai dosa menyebabkan hadirnya pertentangan tersebut, jadi penyebab utama karena manusia tidak kembali kepada standar Allah dalam melihat relasi tersebut. Itulah humanistic worship.

Humanistic worship mendasarkan setiap konsep kedaulatannya di tangan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa sehingga semuanya dapat “berevolusi” dalam kebodohan manusia menggunakan kekreatifan dosa mereka dalam menentukan worship mereka sehingga gol mereka bukanlah melakukan apa yang Tuhan mau melainkan apa yang mereka mau yaitu popularitas, bukan signifikan dalam rencana Tuhan Allah.Saya banyak bertanya kepada para mahasiswa, setelah lulus, what is next? Mereka dengan antusias mengatakan “now it is time to get a good job and success”. Sebenarnya saya juga memikirkan hal yang sama 20 tahun yang lalu. Saya ingin menjadi seorang seniman yang populer. Tetapi saya sadar, itu bukan panggilan hidup saya. Popularitas bukanlah esensi dari panggilan hidup orang kristen. Justru, to be a man of significance, itulah gol yang Tuhan mau. Adakah kalian menyadari pentingnya to be a man of significance daripada popularitas?

Pentingnya to be a man of signicance is to be a true worshipper! Dalam hal ini, kita harus menyadari worldview kita sebagai orang kristen yang menyembah kepada satu-satunya Allah yang benar.

a. CREATION. Allah adalah Sang Pencipta dan manusia adalah ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia didesign oleh Allah untuk memerintah alam semesta dan bersekutu dengan Allah (Kejadian 1:27-28, 2:15).
b. FALL. Ironis, manusia jatuh ke dalam dosa karena iklan dosa dan keputusan bodoh manusia melakukan aksi pemberontakan kepada Allah dan mengasihi dunia dengan konsep kemandirian yang created, limited, polluted (Stephen Tong) sehingga tindakan dosa menyebabkan evil yang merusak hubungan manusia dengan Allah, sesamanya dan seluruh alam semesta. (Kejadian 3).
c. REDEMPTION. Tidak ada pengharapan bagi manusia untuk dapat kembali kepada originalitas Allah karena seluruh konsep worship manusia telah berdosa dan inisiatif manusia tidak dapat membawa manusia kembali kepada Allah. Satu-satunya jalan yaitu kerelaan Allah turun ke dalam dunia untuk menebus dosa manusia melalui karunia penebusan Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan,kebenaran dan hidup yang membawa manusia kembali kepada Allah Bapa. (Kejadian 3:15, Lukas 19:10, Yesaya 5:17-25).

Jadi, bagaimana kita sebagai orang kristen hidup di dalam dunia ini? Semua hanya karena Anugerah allah yang menjadi foundation of reformed worldview dan menjadi power of reformed worship of life bagi setiap kita untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan, hanya di dalam Kristus sebagai satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Tanpa Kristus, saudara dan saya tidak akan pernah dapat membuktikan apapun (Cornelius Van Til), termasuk Worship.

In Christ
Daniel Santoso
Guangzhou, China

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...