Tuesday, October 06, 2009

Examine Your Worship VI

Yesaya pasal 6 dikenal sebagai liturgi ibadah yang banyak memberkati setiap anak-anak Tuhan untuk memahami bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Tuhan. Jika kita melihat pada context setting dari Yesaya, Raja Uzia dikenal sebagai raja yang populer yang membangun bangsa Yehuda makmur secara ekonomi selama 40 tahun ia memerintah dan rakyat sangat menyukai kepemimpinan raja Uzia. Pertanyaannya adalah apakah Tuhan suka? Justru Uzia dimatikan oleh Allah karena moralitas dan spiritualitas bangsa tersebut menjijikan bagi Allah. Yesaya pasal pertama memuat apa yang diucapkan Allah sendiri bahwa mereka dibesarkan tapi justru memberontak (2), lupa akar karena udah makmur (3), sarat kesalahan, jahat, berlaku buruk, meninggalkan Allah, menista Allah, berpaling membelakangi Allah (4), murtad (5), sakit (6), layak dibuang seperti Sodom dan Gomora (7-9), Allah juga mengkritik pemimpin yang tidak memperhatikan pengajaran Allah apalagi menjalankannya (10), Allah tidak suka worship mereka (11-12) karena semua itu hanya penipuan (13-15) yang bikin Allah sakit hati. Inilah Firman Tuhan yang memberikan kritik kepada para worshipper yang “murtad”. Apakah ada pengharapan bagi mereka untuk berbalik kepada Tuhan? YOU MUST TO REPENT … Basuh, Bersihkan Dirimu, Berhenti lakukan hal yang jahat … Belajarlah, Usahakanlah, Kendalikanlah, Bela dan Perjuangkanlah (16-20) Sebenarnya Allah layak membuang kita seperti Sodom dan Gomora, tapi Ia memberikan jalan untuk setiap kita dapat kembali kepada-Nya hanya melalui pertobatan dari Allah melalui Kristus

Dari Yesaya pasal 6 kita dapat belajar melihat:

1. Allah adalah Transenden dan Imanen (2-3). Allah yang Maha Kudus dan Allah yang Maha hadir. Pengertian ini menentukan bagaimana kita berespon terhadap setiap ibadah yang kita jalani setiap hari. Jika kita sadar bahwa Allah ada disana dan Allah ada disini maka kita tidak mungkin dapat hidup dengan sembarangan karena konsep worship kita jelas tentang Allah.
2. Manusia telah jatuh ke dalam dosa maka di hadapan Tuhan, seharusnya mereka merasa dirinya celaka dan binasa. Di hadapan Tuhan yang Kudus, manusia tidak layak dapat beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu bagaimana setiap worshippers harus sadar diri alias tahu diri kepada siapa mereka sedang beribadah atau mereka sedang melayani siapa. Bukan sembarangan bos yang dapat kita lawan karena Allah adalah Allah dan Ia tahu apa yang terbaik dalam setiap worship. Jadi seharusnya kita belajar menyadari keterbatasan diri dan posisi manusia berdosa yang membutuhkan belas kasihan Tuhan.
3. Saat bara api disentuhkan ke bibir Yesaya, disitulah kita belajar melihat Tuhan memberikan pengampunan dosa kepada manusia agar mereka dapat dilayakkan memberikan worship kepada Allah, tetapi bukan menurut selera manusia tetapi ikut selera Tuhan. Ironisnya, banyak orang dalam ibadah masih belum bisa membedakan mana yang selera Tuhan dan yang mana selera manusia sehingga mereka perlu spiritual discerment untuk membedakan selera Tuhan dengan selera manusia melalui Firman Tuhan.
4. Siapakah yang akan kuutus? Yesaya jawab “Ini Aku, Utus Aku”. Ibadah yang sejati mengutus kita melayani dengan hati yang gentar di hadapan Allah. Setelah kita dilayakkan Allah untuk dapat memberikan worship kepada Allah, kita diutus oleh Allah untuk doing God’s will. We are doing mission impossible but in God’s hand, everthing is possible!

In Christ Alone
Daniel Santoso
Guangzhou, China

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...