Sunday, May 02, 2010

The Centrality of His Resurrection

Kebangkitan Kristus merupakan kunci sentral dalam kekristenan. Bagaimana kita dapat membuktikan kebangkitan Kristus? Jawabannya adalah tiada seorangpun dapat membuktikan kebangkitan Kristus. Hanya Alkitab yang dapat membuktikannya. Mengapa? Karena Alkitab adalah Firman Allah yang menyatakan rencana kekal Allah, penebusan dosa dan pengenapan janji Allah. Oleh karena itu, kebangkitan Kristus tidak dapat dilepaskan dari kekristenan. Why?
1. Kebangkitan Kristus adalah inisiatif Allah. Yesus ditentukan oleh Allah dan dinyatakan kepada manusia dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah mereka. Dia diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya. Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut (Kisah Para Rasul 2:22-24).
2. Kebangkitan Kristus menunjukkan Kebenaran-Nya. Dalam Kisah Para Rasul 2: 25-28, penulis mengutip apa yang dikatakan oleh Daud mengenai Kristus dalam nats Mazmur 16:8-11. Daud menuliskan mazmur bukan untuk dirinya, melainkan untuk kemuliaan Allah. Ayat 29-30, Petrus menafsirkan Daud telah bernubuat tentang kebangkitan Mesias. Siapakah Mesias? Ayat 32, Yesus jawabannya.
3. Kebangkitan Kristus menunjukkan keilahian Kristus. Kebangkitan Kristus adalah sejarah monumental yang bahwa Kristus adalah Anak Allah, Hanya Allah dapat memberi hidup dan melampaui kematian. Dalam Markus 5 dan 6, ayat 5-7, Iblis saja tahu keilahian Kristus. Roma 1:3-4. Herannya, banyak orang gak percaya Yesus sebagai Anak Allah, karena mereka pada dasarnya enggak mau percaya kepada Yesus. Mereka lebih parah daripada Iblis. Jangan-jangan manusia lebih menakutkan dari Iblis. Marta dan Maria (Yohanes 11:27), tentara Romawi juga mengatakan “Truly this man is The Son of God”. Deklarasi keilahian Kristus yang paling otoritatif adalah konfirmasi Allah sendiri terhadap Kristus saat Ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptist di sungai Yordan. “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nya Aku berkenan”.
4. Kristus bangkit untuk menebus dosa manusia Mengenapi Rencana Keselamatan Kekal Allah. Dalam Roma 4:25, pembenaran oleh Allah dinyatakan kepada kita melalui hidup kekal, Roh Kudus, menebus dosa, berada di sebelah kanan Bapa, spiritual gift, spiritual power,
5. Kebangkitan Kristus menunjukkan penting peranan gereja. Matius 16- Diatas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan maut takkan dapat menghalanginya. Jika Kristus tidak bangkit, tidak mungkin ada gereja. Kristus adalah kepala, gereja adalah tubuh Kristus. Gereja harus menjalankan semangat Kristologis dalam pelayanan.
6. Kebangkitan Kristus menyatakan Penghakiman Terakhir. Yohanes 8: 21,26. Yohanes 5: 21-30.

Seringkali kita kehilangan poin-poin penting dalam Kebangkitan Kristus dikarenakan kita salah menempatkan cara berpikir kita terhadap kebangkitan Kristus. Seringkali cara berpikir menuju kepada muara “ bagaimana saya dapat membuktikan kebangkitan Kristus?”, padahal arus utamanya adalah “apa yang dibuktikan dalam kebangkitan Kristus?”. Seringkali kita membuang kebangkitan Kristus dan kita memotong nadi jiwa iman kristen dan kita mengantikan kekristenan dengan personal penafsiran kita tentang iman kristen tanpa kebangkitan Kristus. Coba liat di tanggalan, Jumat Agung dicantumkan untuk mengingat kesengsaraan Kristus tetapi belum pernah mencantumkan hari kebangkitan Kristus, dikarenakan ini berita eksklusif yang kualitasnya “qualitative difference” dari apa yang ditawarkan oleh dunia ini.

Tiga hal penting yang Yesus mentioned saat Ia naik ke Surga:
1. Kepergian-Nya menyediakan “places” bagi orang percaya (Yohanes 14:2).
2. Ia mengirimkan Roh Kudus (Yohanes 14:25-26).
3. Great Commission- memberitakan Injil (Matius 28:18-20).

Kenapa kita harus memberitakan Injil dengan benar?
1. Karena dunia berada di dalam bahaya. Banyak orang beragama tetapi semuanya hanyalah menjadikan konsep keselamatan sebagai “automatic ritual” yang hanya menyediakan “absence of virtue” yang membunuh pengertian yang benar mengenai makna teologi yang seharusnya menjadi makna hidup orang yang mengikut Tuhan.
2. Devosi Orang-orang kudus. Banyak pemimpin-pemimpin rohani sebelum kita telah menjalani sebuah perjalanan spiritualitas yang memberikan pertumbuhan di dalam pengikutan mereka di dalam Yesus Kristus. Nomensen bisa datang ke tanah Batak, bukan karena inisiatif sendiri. Selain panggilan Allah, ada orang-orang sebelumnya yang menjadi teladan pelayanan dalam hidupnya.
3. Dinamika Injil itu sendiri. Pada saat kita melihat Yesus berbicara dengan Nikodemus, kita belajar melihat bagaimana Nikodemus yang telah memiliki teologi, pengalaman rohani, akademik, jubah agama pun harus “dilahirkan kembali”. Selama ini, apa yang dapat kita pelajari dari pembicaraan Yesus- Nikodemus? Knowing, Being dan Doing is not enough. Love and Justice ditimpakan kepada Yesus Kristus karena semua manusia telah jatuh ke dalam dosa. Murka Allah adalah konsekuensi yang harus mereka terima. Meski demikian, melalui Yohanes 3 dan Roma 3 memberikan sebuah kunci bahwa hanya di dalam Kristus, baru kita dapat knowing, being dan doing yaitu di atas dasar Loving. God of knowing, God of being, God of doing.
4. Takut kepada Tuhan. Dengan konsep loving inilah kita baru dapat melihat kematian dan kebangkitan-Nya memberikan spiritual impact kepada setiap kita untuk membunuh “self hatred” menjadi “self-denial”, “self love” menjadi “self affirmation”. Ini konsep dari John Stott.

Inilah command dari Allah – believe in Christ and you shall be saved. The Gospel is command.

In His Love
Daniel Santoso
Beijing, China

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...