Friday, February 05, 2010

Aula Simfonia Jakarta

Vitrivius, seorang arsitek Roma abad 1 memberikan 3 prinsip mengenai “good building” yaitu Pertama, Firmitatis (menekankan kondisi bangunan) Jika bangunan tidak memiliki firmitatis, bangunan tersebut hanyalah sebuah fenomenal yang tidak bertahan lama. Kondisi bangunan menentukan bangunan yang baik. Baru-baru ini satu gedung perkantoran di daerah Taiwan roboh, padahal gedung perkantoran tersebut baru 3 tahun. Problemnya adalah mutu bangunan belum memenuhi syarat firmitatis yang kuat. Firmitatis menjadi poin penting dalam bangunan karena umur gedung tersebut ditentukan dari firmitatis yang kuat. Kedua, Utilitatis (menekankan fungsi bangunan bagi orang lain), Ketiga, Utilitatis, Fungsi menjadi poin penting dalam membangun sebuah gedung, Apa jadinya bila tidak ada poin utilitatis? Tentu saja, gedung tersebut tidak akan berfungsi secara maksimal alias mandul memberikan sumbangsih dalam perjalanan hidup manusia. Jika saudara melihat Eropa, kerajaan dan gedung-gedung gereja menjadi daya tarik tersendiri di dalam dunia arsitektur. Mengapa demikian? Kerajaan melayani rakyat. Gereja melayani Tuhan. Ada fungsi-fungsi penting dan sakral dalam fungsi bangunan tersebut. Ketiga, Venustatis (ada keindahan yang membangunkan semangat). Neuroaesthetic. Dalam arsitektur, estetika memiliki “linked” dengan “order” dan “balance”. Terkadang beberapa designer rela membuang “function” demi sebuah “beauty”. Tentu saja, keduanya gak bisa dipisahkan karena kita adalah manusia yang menekankan fungsi dalam kehidupan dan keindahan melampaui ruang dan waktu karena keindahan bukan sebuah material namun sebuah “sukacita”.

Sebuah kebanggaan bagi rakyat Indonesia, Aula Simfonia Jakarta menjadi auditorium pertama di ibukota yang dikhususkan bagi pentas musik klasik dengan ornamen-ornamen “renaissance”, potret para komponis dan gedung pementasan yang anggun, megah dan besar. Aula Simfonia Jakarta didesign oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, seorang pendeta reformed, teolog reformed, filsuf, musikus, ahli sejarah, guru besar, arsitek.

Suara akustik Aula Simfonia Jakarta menekankan hasil “direct sound”, “early reflection sound” dan “overall reverberation” yang jernih. Tidak mudah bagi arsitek dalam membangun sebuah auditorium dengan suara akustik yang jernih. Menurut informasi sebuah website http://www.church-acoustics.com, kesulitan dalam design sebuah auditorium adalah memperoleh “good projection of the sound to the rear of th enclousure”, “good clarity and articulation”, “good balance of low and high frequencies”, “feeling of intimacy and presence”. Aula Simfonia Jakarta merupakan salah satu auditorium di seluruh dunia yang telah melewati kesulitan tersebut. Puji Tuhan! Segala kemuliaan hanya bagi Allah saja.

Dalam Kristus
Daniel Santoso
Jakarta, Indonesia

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...