Friday, February 05, 2010

On Zionhollywoodism

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku berjudul “Zionhollywoodisme” yang ditulis oleh seorang analis politik Iran, Dr. Majid Shafa Taj. Istilah “Zionis” menjadi haram dalam vocabulary Dr. Majid Shafa Taj yang penuh dengan rasisme nan kafir (dalam hal ini, kekristenan digabungkan ke dalam golongan zionis). Ia menganggap Zionis cenderung memisahkan agama dengan dunia, padahal itu konsep dualisme yang bukan ajaran yahudi maupun kekristenan. Dalam tradisi Yahudi dan kekristenan, justru mereka adalah kelompok yang tidak kompromi dengan dunia. Respon kekristenan dapat mereka lihat jelas di dalam respon Miss California 2009, Miss. Carrie Prejean yang awalnya ia mendapatkan nominasi runner up pertama dalam pemilihan Miss USA, akhirnya ia harus melepaskan kesempatan untuk memperoleh nominasi tersebut karena Carrie menentang same marriage karena “ it is about being biblically correct!”. Salute!

Dalam buku tersebut, Dr. Majid Shafa Taj mengatakan bahwa kaum Yahudi menggambarkan dirinya sebagai orang yang paling “tersendiri” dalam tokoh film hollywood, misalnya Mickey Mouse, The Ugly Duckling yang memperoleh pengharapan pada saat mereka menghadap kepada matahari. Menurutnya, matahari digambarkan sebagai pulang ke tanah perjanjian kaum Yahudi sehingga film-film tersebut memberikan konsep pengharapan bagi kaum pilihan Allah yang tertindas, dalam hal ini kaum Yahudi. Ia memberikan propaganda kepada kaum muslim agar mereka tidak meniru hidup orang-orang kafir yang dianggapnya “haram”. Sebagai contoh, Dr. Majid Shafa Taj mengutip Will Durrant dalam bukunya “History of Civilization” mengatakan bahwa Christopher Columbus memulai ekspedisi suci mencari “tanah perjanjian”. Menurut versi Dr. Ali Syariati, sebelum Columbus tiba di “tanah perjanjian”, benua Amerika telah tergambar di dalam peta yang dibuat oleh seorang muslim yang bernama Abu Raihan Biruni yang dicuri oleh Christopher Columbus. Dr. Majid Shafa Taj menuduh tanpa bukti bahwa Columbus bukan pahlawan yang baik, justru dia seorang pembantai, penganut perbudakan, pemerkosa wanita. Menurut saya, inilah “perang perspektif” dimana Barat dan Timur saling membenarkan perspektif mereka masing-masing sehingga kebenaran menjadi “kabur” sehingga “doubles perspectives” hidup bersama-sama bagai padi dan lalang tanpa kepastian siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam hal ini, Film “The Flag of Our Fathers” dan “The Story of Iwo Jima” menjadi “doubles perspectives” yang hidup bagai padi dan lalang saling mempengaruhi “massa”. Dunia berusaha mengajak “padi” dan “lalang” berdialog. Bagaimana saudara menanggapinya? Tentu saja, dialog bakal memperluas wawasan informasi mengenai “padi” dan “lalang” tetapi jika hati mereka tidak “takut kepada Tuhan” dan mau terbuka mencari kebenaran menurut perspektif yang benar maka “perang perspektif” tetap “exist” mewarnai ambiguitas dunia dengan kekayaan informasi tanpa kepastian kebenaran yang “akurat”. Hanya Tuhan yang mampu memberikan kebenaran yang sejati! Saya bukan membela Zionis maupun Barat karena sekularisme adalah raja Barat dan Zionisme masih menunggu kedatangan Mesias seperti raja Daud. Pertanyaannya adalah siapakah kebenaran sejati tersebut? Hanya Perspektif Allah memberikan deklarasi iman bahwa satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup adalah di tangan Yesus Kristus. Oleh karena itu, perspektif kebenaran harus di dalam Kristus.

Dalam Kasih Kristus
Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...