Friday, February 05, 2010

Follow The Leader

Mao Tze Dong, seorang figur pemimpin karismatik yang paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan terbentuknya “People Rebuplic of China”. Patung-patungnya berada di mana-mana. Bahkan beberapa patung Mao dijadikan obyek penyembahan oleh pendukung kepercayaan Mao dan Taoisme, khususnya memperingati hari kelahiran Mao sebagai sebuah penghormatan. Kenapa mereka melakukan semuanya itu? Salah satu alasan mereka adalah karena memori yang mereka miliki hanyalah memori mengenai Mao. Oleh karena itu, tidak sedikit mereka menganggap Mao sebagai tuhan, bukan sekadar pahlawan nasional. Di Hongkong, seorang penjual t-shirt ngefans dengan Mao sehingga ia mendesign kaos bergambar Mao dan menjualnya dengan harga yg tidak murah. Hebatnya, kaos tersebut laku keras bagai kacang goreng. Bahkan ketika dirinya ditanya oleh seorang jurnalis lokal, ia bangga mengatakan bahwa popularitas kaos Mao tidak kalah dengan Giorgio Armani. Mao memberikan banyak “lucky” kepada penjual tersebut. Well, Mao memang populer tetapi dia adalah tuhan?

Siapakah Mao Tze Dong? Professor Roderick Macfarquhar dari Harvard University mengatakan bahwa Mao hanyalah seorang manusia biasa yang di dalam hidupnya telah melakukan kesalahan fatal (big error) yaitu usaha meniadakan sejarah melalui revolusi kebudayaan (cultural revolution). Banyak karya-karya kebudayaan dari berbagai zaman dihancurkan atas perintah Mao Tze Dong sehingga kebudayaan China telah kehilangan banyak warisan-warisan kebudayaan yang “exist” dari abad ke abad. Menurut informasi dari pendeta senior saya, jika kita melihat museum di Tian An Men, Beijing maka kita hanyalah menikmati barang museum duplikat, sedangkan barang museum yang asli justru dapat kita nikmati di museum nasional di Taipei karena barang bersejarah saat itu dibawa keluar China oleh Kuo Min Tang. Inilah kerugian terbesar dari Revolusi Kebudayaan yang dipelopori oleh Mao Tze Dong. Meski demikian, toh nama besar Mao Tze Dong tetap menggema di seluruh pelosok Tiongkok, bahkan seluruh dunia sebagai pemimpin bangsa rakyat Tiongkok. Sebenarnya, apa standar pemimpin yang sebenarnya?

Di dalam Injil Matius 20:25-28, Seseorang yang pantas dinyatakan sebagai pemimpin adalah seseorang yang mengutamakan pelayanan (stewardship), pengorbanan dan kepentingan orang lain Kepemimpinan bukanlah kekuasaan. Kepemimpinan, justru dimulai dari pengorbanan dari atas turun ke bawah guna membawa orang lain kembali kepada standar maupun goal yang kembali kepada pimpinan. Hari ini banyak orang belajar kepemimpinan bukan mengikuti standar Alkitab., tapi standar humanis. Padahal di dalam kepemimpinan adalah “spiritual dimension” yaitu Amanat Allah yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah (Matius 25:14-30). Kita bukan dipanggil menjadi pemimpin yang populer seperti Donald Trump, Bill Gates, Barak Obama, Hillary Clinton, dll. Justru, kita harus menjadi seorang pemimpin yang mengenali, memahami dan menghidupi signikansi kepemimpinan yang Tuhan percayakan kepada kita untuk kemuliaan-Nya, di dalam standar-Nya.

Dalam Kasih Kristus
Daniel Santoso
Taipei, Taiwan

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...