Thursday, February 01, 2007

Kehormatan dan Penderitaan

Sampai hari ini, kasus pendakwaan kristenisasi terhadap anak-anak kaum Muslim di daerah Indramayu oleh dr. Rebecca, eti pangesti maupun ratna bangun terus melekat di dalam benak saya untuk terus berefleksi maupun berkontemplasi di hadapan keberadaan Allah satu-satunya yang masih mempercayakan seluruh kenikmatan Ilahi melayani-Nya. Ketika vonis pengadilan menyatakan “ hukuman penjara selama 3 tahun “, terdengar ratusan suara yang berteriak “ Allahu Akbar – Allah is Great “ sehingga kesan “ loser “ seakan-akan telah menempel pada dr. Rebecca, eti pangesti, ratna bangun. Tetapi Pekerjaan Tuhan itu nyata ! Meskipun mereka berada di dalam penjara yang tidak menyediakan makanan yang “ pantas “ untuk dimakan oleh manusia tetapi justru kehadiran mereka di penjara Indramayu mampu membuat 12 tahanan mulai tertarik terhadap kekristenan dan mereka-pun berdoa bagi 400 tahanan yang lain agar dapat mengalami “ pertobatan “ di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Ketika Open Doors ( nama sebuah organisasi misi ) mengunjungi mereka, mereka bersyukur karena justru Open Doors dihibur oleh sukacita mereka ketimbang penghiburan Open Doors yang dinyatakan kepada mereka bertiga. Dalam hal ini saya mengingat sebuah momentum yang penting di dalam hidup saya yaitu saat saya bersama rekan-rekan sepelayanan pergi ke rumah sakit di Jakarta untuk mengunjungi ibunda dari salah satu rekan sepelayanan kami yang mengalami sakit parah sekali. Alangkah terkejutnya kami saat kami datang justru kami mengalami penghiburan yang “ meaningfull “ meski dirinya sudah mendekati ajalnya tetapi ia tetap menebar pesona-Nya bagi setiap kami untuk menghargai setiap hidup dan pelayanan yang Tuhan anugerahkan bagi kami. Di saat kematian ibunda rekan kami tiba, kesedihan yang dalam benar-benar kami rasakan karena ia telah tiada tetapi penghiburan seorang tua yang sekarat tersebut memberikan kekuatan baru untuk melayani Tuhan dengan lebih berani. Bagaimana jika kita berada di posisi dr. Rebecca, eti pangesti, ratna bangun hari ini? Apa yang akan kita katakan kepada “ dunia “ saat kita mengalami hal yang mereka alami hari ini ? Saat saya membaca email dari seseorang anggota dari salah satu milis Kristen, mereka berdoa minta kepada Tuhan untuk membebaskan mereka tetapi realitanya Tidak. Meski demikian mereka tetap berkata “ saya hanya akan terus mengasihi Dia lebih dari segalanya, Dia Berkuasa ! “. Puji Tuhan … Inilah jiwa hamba Tuhan, mental hamba Tuhan, spiritualitas hamba Tuhan. Saya percaya dengan sepenuh hati jika gereja-gereja Tuhan dipenuhi dengan pendeta, penginjil, majelis, pengurus, aktivis, pekerja, tukang, pembantu yang berjiwa hamba Tuhan, mental hamba Tuhan, spiritualitas hamba Tuhan maka gereja-gereja Tuhan menjadi tangguh ! Meski di saat mereka berada di dalam penjara, tidak sedikit pergumulan yang mereka pikirkan, salah satunya adalah keluarga mereka. Saat anak dari Eti Pangesti mengalami depresi, setiap hari Linda ( anak adopsi dari dr. Rebecca ) membawakan makanan sehat dari rumah ke penjara ( jarak sekitar 75 mil ). Sebuah kesaksian dari ratna bangun dimana ia kuatir terhadap kesehatan ayahnya yang telah 78 tahun. Justru ayahnya mengatakan “ Jangan kuatir, Jangan takut, Jadilah teguh, Papa bangga ! Papa akan keliling kampung dan memberitahukan kepada mereka kebanggaanku kepadamu ! Jangan berharap keluar dari penjara terlalu cepat ! hanya cepat selesaikan apa yang Tuhan tugaskan untuk kamu “. Apa yang kita dapat pelajari dari ayah ratna bangun ? Adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk menderita bagi Kristus. Why ? Kunci jawaban terletak pada Inkarnasi ( Allah jadi manusia ) Kristus yang menyatakan cinta-Nya adalah fakta. Sangkal dirimu, ikut Dia, pikul salib ( Matius 16:24 ). Pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah kenapa kita kurang dapat memahami kata “ kehormatan “ menderita bagi Kristus ? kita tidak dapat memahaminya dengan clear karena diri kita sendiri yang terlalu “ manja “. Jika demikian, mau jadi Kristen macam apa kita ? kedua, karena kita kurang mempedulikan orang lain. Justru Kristus datang tuk menjalankan kehendak Tuhan yaitu menanggung dosa orang lain ( sesuatu yang Ia tidak lakukan ). Inilah “ action – ( Incarnation )“ dari Kasih yang nyata ( Christology ) yang membawa mereka kepada “ Spiritual Love “ – St. Bernard of Clairvaux.

Pesan mereka dari penjara kepada gereja-gereja di luar penjara yang menguatkan kita semua sebagai pelayan Tuhan


1. Tetaplah berjalan bersama dengan Tuhan. Tuhan berfirman “ Barangsiapa mengikuti Daku tiadalah ia berjalan di dalam kegelapan – Yohanes 8:12 “. Nats ini mengajak setiap kita untuk “ imitating “ hidup di dalam Kristus. How ? Tentu saja prioritas awal kita hanyalah Kristus sahaja sehingga kita belajar memahami sedalam-dalamnya kenikmatan makna dan semangat Firman Tuhan di dalam Kristus. Oleh karena itu tidak sedikit gangguan demi gangguan hadir dalam perjalanan anak-anak Tuhan untuk berjalan di dalam Tuhan karena “ SELF “ yang telah terkontaminasi dosa menjadi “ motor “ dalam hal ini.


2. Jangan Takut Saya percaya kita semua mengemban panggilan yang sama yaitu untuk bersaksi. Tidak sedikit kesaksian demi kesaksian dihujani dengan penghujatan, pembantahan, penolakan maupun perlawanan tetapi Tuhan tetap diperkenan oleh kesaksian Injil yang benar terlepas dari bagaimana reaksi orang terhadap pemberitaan tentang-Nya. Jangan merasa gagal, takut, malu untuk ditolak. Mari kita mengamini perkataan dari Agustinus “ Hati kami gelisah sampai beristirahat di dalam-Mu “.


3. Nantikan penganiayaan Perjalanan manusia tidaklah mudah dan seringkali kita mengalami stagnasi di setengah perjalanan karena mata fisikal maupun rohani kita tidak lagi melihat suatu keoptimisan tuk melanjutkan perjalanan untuk setia di dalam Kristus. Thomas A Kempis di dalam bukunya “ The Imitation of Christ “ mengatakan bahwa “ Penderitaanmu sungguh sangat sedikit sekali, jika dibandingkan dengan kesengsaraan para suci yang begitu banyak, dengan pencobaan-pencobaan mereka yang begitu sering terjadi, maka kamu harus mengenangkan kesukaran-kesukaran orang lain yang lebih berat agar kamu yakin bahwa penderitaanmu itu ringan, sebab hanya mengenai soal-soal kecil saja. Makin besar semangatmu untuk menderita, makin bijaksana tindakanmu dan makin banyak rahmat-Nya yang engkau kumpulkan “. Seorang tukang besi membuat ladam atau sepatu kuda. Besi itu dibakar dulu dalam api yang bersuhu tinggi bahkan sampai merah membara. Setelah merah membara, lalu dipukul dan dipukul, serta diberi bentuk. Dibakar lagi, dipukul lagi terus menerus. Mengapa harus dibakar ? supaya dapat dibentuk. Mengapa harus dipukul terus ? supaya menjadi kuat. Surat II Timotius 2:3 mengatakan “ Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupan, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya “. Inilah logika Alkitab !


Saya teringat apa yang pernah dikatakan oleh almarhum Pdt. Eka Darmaputera “ anda dan saya tidak hanya dipanggil untuk menjadi pemberita Injil tetapi juga untuk menjadi penderita Injil. Dalam I Petrus 2:20 juga dikatakan “ menderita justru karena kita benar, berbuat baik, beriman dan percaya kepada Kristus – itulah kasih karunia pada Allah. Hari ini terlalu sedikit hamba-hamba Tuhan yang rela menderita sehingga mereka melahirkan “ theology of prosperity “ dan bebas dari “ suffering “ padahal secara esensial, bagi saya “ theology of prosperity “ itu penipuan rohani. Jika kita kaya maka kita diberkati Tuhan, itu konsep yang tidak biblical, jika demikian bagaimana mereka menjelaskan para nabi dan para rasul melayani Tuhan ? Mereka melayani Tuhan hanya bermodalkan tongkat tetapi sekarang hamba Tuhan tidak bisa khotbah kalo gak ada notebook, PDA maupun Tablet PC. Apa-apaan ini ? Yohanes Pembaptis saja pakai bajunya “ CAMEL LEATHER “, Hamba Tuhan pakainya “ CAMEL ACTIVE “. Apakah berarti salah pakai barang bagus ? Not at all. Hamba Tuhan boleh pakai “ Camel Active “ tetapi bukan berarti kesuksesan hanya dinilai dari situ karena ada juga hamba Tuhan yang sederhana pakai baju merk “ BOSSOC “ pun dipakai Tuhan maupun dibuang oleh Tuhan. Oleh karena itu, poinnya adalah entah hamba Tuhan itu kaya atau miskin – mereka harus rela menderita. Titik ! Biarlah setiap kita terus rela diproses oleh Tuhan untuk berjuang di dalam kondisi apapun hanya untuk memuliakan Tuhan. Jadi orang Kristen yang gigih, kuat, ulet, tahan banting.

Amen ! Keep praying for dr. Rebecca, eti pangesti, ratna bangun and others !
Dalam Kasih Kristus
Ev. Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...