
Saat statement di atas muncul, seakan-akan goncangan gempa bumi rohani sedang melanda spiritualitas orang kristen termasuk saya untuk kembali me-review diri sendiri, apakah benar saya mengasihi Tuhan ? Jangan-jangan kehidupan orang kristen, perjuangan hamba Tuhan maupun pelayanan rekan-rekan sepelayanan sedang berada di dalam “ mission “ perampasan love story “ antara Tuhan dengan anak-anak-Nya. Alangkah bodohnya kita jika kita sedang menjalani “ illegal mission “ seperti ini. Jika demikian, kita adalah pengikut macam apa yah ? Thomas A Kempis di dalam “ Imitation of Christ “ memberikan spiritual insight kepada kita bahwa sesungguhnya Yesus memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di surga, tetapi hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia. Adalah sebuah realita, Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi hanya sedikit yang sanggup menderita pencobaan-Nya. Banyak sekali yang sukacita dengan Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau menderita sengsara bersama Yesus. Banyak yang menghormati Yesus karena mujizat-Nya, tetapi sedikit yang mengikuti-Nya sampai di salib, hinaan orang. Banyak yang mencintai Yesus selama mereka tidak mengalami kesukaran.
Bukankah orang yang selalu memikirkan nikmat dan keuntungan diri sendiri itu harus dikatakan lebih cinta pada diri sendiri daripada cinta pada Yesus ? Dimanakah ada orang bersedia mengabdi Kristus tanpa pamrih ? siapakah rela miskin dan membebaskan diri dari kenikmatan dunia ? Amsal 31 ayat 10 mencatat semangat semacam itu adalah harta yang tidak ternilai. Meskipun orang sungguh suci dan berkobar tetapi jikalau ia belum memiliki satu hal yang sungguh sangat penting sekali baginya maka sebenarnya orang itu masih menderita kekurangan besar alias mengalami “ RUGI BESAR “. Saat Petrus menerima pertanyaan ini sebanyak tiga kali, ia mengenali dirinya tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sempurna ( agape ) tetapi Yesus tetap mempercayakannya untuk mengembalakan “ domba-domba-Nya “. Luar Biasa ! Sebuah kehormatan besar dimana Kasih Tuhan mengajak kita untuk belajar mengasihi Gembala dan domba-domba-Nya. Mazmur 119:125 – Hamba-Mulah aku ; berilah aku pengertian, agar aku mengenal kesaksian-Mu. Biarlah ini menjadi doa kita semua di dalam melayani Tuhan dan mengasihi Tuhan semaksimal mungkin.
Dalam Kasih Kristus
Daniel Santoso
Taipei, Taiwan, ROC
Sebuah doa sederhana ....
No comments:
Post a Comment