Thursday, February 01, 2007

Apakah Engkau mengasihi Aku ?

“Apakah Engkau mengasihi Aku“ adalah sebuah statement dari mulut Yesus Kristus yang saya percaya telah dan akan “ mengetarkan “ pikiran, jiwa dan kehendak seluruh orang kristen untuk mengintrospeksi setiap kehidupan kekristenan maupun pemikiran teologis serta kedalaman teologi yang tertampung di dalam “ gudang “ fisikal maupun spiritual mereka dan pelayanan mereka benar-benar merupakan respon cinta kasih kita kepada Allah. Jangan-jangan kita sedang melayani di dalam gereja maupun para church bukan wujud cinta kasih kita kepada Allah tetapi kita sedang membangun fondasi dari nol hingga “ step by step “ bertumbuh ke fondasi yang lebih kuat lagi hingga kita merasa pelayanan kita adalah hasil keringat kita semua mengasihi diri, bukan mengasihi Tuhan.

Saat statement di atas muncul, seakan-akan goncangan gempa bumi rohani sedang melanda spiritualitas orang kristen termasuk saya untuk kembali me-review diri sendiri, apakah benar saya mengasihi Tuhan ? Jangan-jangan kehidupan orang kristen, perjuangan hamba Tuhan maupun pelayanan rekan-rekan sepelayanan sedang berada di dalam “ mission “ perampasan love story “ antara Tuhan dengan anak-anak-Nya. Alangkah bodohnya kita jika kita sedang menjalani “ illegal mission “ seperti ini. Jika demikian, kita adalah pengikut macam apa yah ? Thomas A Kempis di dalam “ Imitation of Christ “ memberikan spiritual insight kepada kita bahwa sesungguhnya Yesus memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di surga, tetapi hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia. Adalah sebuah realita, Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi hanya sedikit yang sanggup menderita pencobaan-Nya. Banyak sekali yang sukacita dengan Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau menderita sengsara bersama Yesus. Banyak yang menghormati Yesus karena mujizat-Nya, tetapi sedikit yang mengikuti-Nya sampai di salib, hinaan orang. Banyak yang mencintai Yesus selama mereka tidak mengalami kesukaran.


Bukankah orang yang selalu memikirkan nikmat dan keuntungan diri sendiri itu harus dikatakan lebih cinta pada diri sendiri daripada cinta pada Yesus ? Dimanakah ada orang bersedia mengabdi Kristus tanpa pamrih ? siapakah rela miskin dan membebaskan diri dari kenikmatan dunia ? Amsal 31 ayat 10 mencatat semangat semacam itu adalah harta yang tidak ternilai. Meskipun orang sungguh suci dan berkobar tetapi jikalau ia belum memiliki satu hal yang sungguh sangat penting sekali baginya maka sebenarnya orang itu masih menderita kekurangan besar alias mengalami “ RUGI BESAR “. Saat Petrus menerima pertanyaan ini sebanyak tiga kali, ia mengenali dirinya tidak mampu mengasihi Tuhan dengan sempurna ( agape ) tetapi Yesus tetap mempercayakannya untuk mengembalakan “ domba-domba-Nya “. Luar Biasa ! Sebuah kehormatan besar dimana Kasih Tuhan mengajak kita untuk belajar mengasihi Gembala dan domba-domba-Nya. Mazmur 119:125 – Hamba-Mulah aku ; berilah aku pengertian, agar aku mengenal kesaksian-Mu. Biarlah ini menjadi doa kita semua di dalam melayani Tuhan dan mengasihi Tuhan semaksimal mungkin.



Dalam Kasih Kristus

Daniel Santoso

Taipei, Taiwan, ROC

Sebuah doa sederhana ....

No comments:

Peran Gereja dalam Dunia  Yoh 8:21-29, 30-32 Bagaimanakah seharusnya gereja berperan di dalam dunia ini? Khususnya Hamba Tuhan, jemaat, dan ...